Pengertian Zakat dan Dasar Hukumnya
Secara etimologi, kata zakat merupakan kata dasar masdar dari zaka yang berarti berkah, tumbuh bersih dan baik. Sesuatu itu zaka, berarti tumbuh dan
berkembang dan seseorang itu zaka, berarti orang itu baik.
27
Menurut kamus Arab Indonesia al-Munawwir arti dasar kata zakat dari segi bahasa adalah suci, tumbuh,
terpuji, baik dan bersih.
28
Dr. Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa: “kata dasar zakat yang terkuat menurut Wahidi dan lain-lain ialah bertambah dan tumbuh numuww.
29
Dr. Mahmud Yunus mengartikan kata zaka dengan zakat, sedekah dan kebersihan.
30
Sesuai dengan firman Allah swt:
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan
jiwannya.” Q.S. Al-Syams91:9
Di dalam kitab Subul as-Salam, zakat yang disebutkan sebagai kata musytarak mempunyai arti lebih dari satu, yang berarti tumbuh dan suci. Kata
zakat itu berlaku umum bagi shadaqah wajib, shadaqah sunat, nafaqah, ampunan dan hak.
31
Melihat beberapa pendapat para ulamacendikiawan dalam mengartikan kata zakat seperti penulis ketengahkan, maka kata zakat selalu diartikan dengan
27
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, terj. Salman Harun dkk, dari Fiqh az-Zakah, Jakarta:Litera Antarnusa dan Mizan, 1996, cet. ke-4, h.34
28
Ahmad Warson al-Munawwir, kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta: Pondok Pesantren al-Munawwir h. 577
29
Yusuf Qardhawi, Jakarta:Litera Antarnusa dan Mizan, 1996, cet. ke-4, h. 35
30
Yusuf Qardhawi, Jakarta:Litera Antarnusa dan Mizan, 1996, cet. ke-4, h. 36
31
Muhammad Ibnu Ismail al-Kahlani, Subulus salam. Terj. Abu Bakar Muhammad, dari Subul al-Salam, Surabaya: al-Ikhlas, 1991, h. 474
kata tumbuh dan suci. Kata suci sebagai tujuan dari zakat, seperti yang diisyaratkan oleh Allah swt dalam firman-Nya :
Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersikan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”Q.S. At-Taubah9: 103.
Sedangkan untuk menjelaskan pengertian zakat secara terminologi, Wahbah Zuhaili mengutip beberapa pendapat yaitu sebagai berikut :
1. Mazhab Maliki mendefinisikan zakat dengan,”mengeluarkan sebagian yang
khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab batas dan haul
setahun.” 2.
Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan,”menjadikan sebagian yang khusus dari harta yang khusus sebagian milik yang khusus ditentukan syariat
karena Allah.” 3.
Mazhab Syafii mendefinisikan zakat dengan,”zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta dengan cara yang khusus.”
4. Menurut mazhab Hambali,”zakat adalah hak yang wajib dikeluarkan dari
harta yang khusus untuk harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.”
32
32
Wahbah al-Zuhaili, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, ter. Muhammad Ihsan dari al-Islam Wa Adilatuh, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997. cet. ke-3, h. 85
Dari pendapat para mazhab tersebut dapat disimpulkan bahwa zakat secara terminologi adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang
Allah swt wajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada tang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.
33
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan istilah sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa
harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang, suci dan baik.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi yang secara nyata telah diperintahkan oleh Allah swt melalui firmanNYA,
yaitu
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan rukulah bersama
orang-orang yang ruku ”. Q.S. Al-Baqarah2: 43
Artinya: “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat:
Sesungguhnya kami kembali bertaubat kepada Engkau. Allah berfirman: “SiksaKu akan Kutimpahkan kepada siapa yang Aku
kehendaki dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapka rahmatKu untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan
zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-
ayat Kami.”. Q.S. Al-Araf7:156
33
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, cet.ke-2, h 7
Artinya: “Dan sesuatu riba tambahan yang kamu beriakan agar ia bertambah
pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah, dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka yang berbuat demikian itulah orang- orang yang melipat gandakan pahalanya. Q.S. Ar-Rum30:39
Zakat sebagai salah satu rukun Islam, merupakan unsur pokok bagi tegaknya agama Islam begitu juga untuk pendistribusian dan pendayagunaannya.