Kontribusu Zakat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

sebagai orang yang percaya kepada Allah dan kitab suciNya jika amal perbuatan kesehariannya justru menyimpang dari subtansi kitab suci, pusat dari perintah zakat misalnya, adalah iman bahwa perintah itu datang dari Tuhan dan bahwa Dia itu ada; tetapi ujung dan muara dari perintah itu adalah kesejahteraan sosial social welfore yang dinikmati tidak hanya bagi pelakunya muzakki, tetapi orang yang diberi zakat mustahik. 44 Jelasnya bahwa, harta yang berada di tangan kelompok elit, atau perorangan harus di-share melalui mekasisme zakat. Patut pula disebutkan di sini, dalam harta yang mereka simpan sejatinya ada hak-hak orang lain yang harus diberikan. Penuaian kewajiban ini sebenarnya dapat memberikan dampak positif bagi si kaya, yaitu mereka tidak memakan apa yang bukan menjadi haknya, dan bagi si miskin, zakat merupakan hak yang harus mereka terima. Yang kaya tidak dhalim dan yang miskin tidak terdhalomi. 45 Oleh karena itu Allah memberitahukan kepada kita dalam surat adh-Dhuha ayat 8: “dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang yang kekurangan, lalu Dia memberik an kecukupan.” Ini merupakan sifat Allah yang harus kita tiru melalui prinsip zakat di mana seorang yang kaya harus memandang bahwa banyak orang yang yang dalam kekurangan, maka sisikanlah sebagian hartanya untuk menutupi kekurangan materi orang lain. 46 44 Alie Yafie, Menjawab Seputar Zakat, Infak dan Sedekah, Jakarta: PT Raja Grafindo,2000 Cet. I, h. XVI 45 Alie Yafie Jakarta: PT RajaGrafindo,2000 h. XVIII 46 Alie Yafie Jakarta: PT RajaGrafindo,2000 h. 172 Atas uraian di atas maka sasaran sosial ekonomi zakat adalah mengangkat keadaan ekonomi pihak-pihak yang menbutuhkan. Pihak-pihak yang membutuhkan dalam sasaran zakat disebut dengan mustahik. Dengan demikian, posisi zakat selain sebagai kewajiban agama, juga berdampak pada solidaritas untuk membangun sebuah komunitas negara yang tangguh karena dukungan ekonomi yang sehat dan manajerial. Oleh karena itu Allah memberikan ancaman yang bukan hanya diberikan di dunia sebagai orang yang hina atas kekikirannya, tetapi juga berdampak luas pada nasib masa depan, yaitu pertanggungjawaban diri di hadapan Allah atas apa yang mereka kikirkan dari amanat Allah. Zakatpun dimaksudkan oleh syara sebagai bentuk manivestasi keadilan sosial agar harta tidak tidak harus selalu dimonopoli oleh kaum kaya sehingga menimbulkan suatu jurang pemisah antara orang yang lemah ekonomi dengan orang yang kuat ekonominya, sehingga tidak dikhwatirkan terjadinya penghisapan dan perbutan semena-mena yang dilakukan oleh orang yang kuat ekonominya. Dengan begitu akan terjadi simbiosis mutualistis antara orang fakir dan orang kaya dengan adanya zakat, infak dan sedekah. Akhirnya terjalin suatu solidaritas dan toleransi yang utuh dalam kesatuan tauhid dan kesatuan umat. Sedangkan pelaksanaan zakat menurut Muhammad Baqir Al-Sadr 1935- 1980 M, memandang hal ini merupakan tugas suatu negara. Selain itu, dia juga mendiskusikan khums, pajak, fay, dan anfal, yang dapat dikumpulkan dan dibelanjakan untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan keseimbangan sosial. 47 Salah satu poin yang menarik yang Muhammad Bagir Al-Sadr ciptakan adalah fokus ekslusif kepada kaum miskin. Target Sadr adalah terciptanya keseimbangan sosial dengan tidak mengarah pada keseimbangan hidup antara si miskin dan si kaya. Para sarjana muslim setuju bahwasannya harus ada standar kehidupan tertentu yang dapat mempertimbangkan standar minimum. Pengaturan mengenai standar ini tidak berarti berhenti untuk mengurai jarakjurang standar kehidupan. Sebab seseorang mempunyai kesamaan standar hidup. Kesucian jiwa melahirkan ketenangan batin, bukan hanya bagi penerima zakat, tetapi juga bagi pemberinya. Karena kedengkian dan iri hati dapat tumbuh pada saat seseorang tak mrmiliki melihat seseorang yang berkecukupan namun enggan mengulurkan bantuan. Kedengkian ini melahirkan keresahan bagi kedua belah pihak. Pengembangan harta akibat zakat, bukan hanya ditinjau dari aspek spiritual keagamaan berdasarkan ayat Allah:       Arinya: ”Allah menghapuskan berkah riba dan menambah berkahsedekah dan Allah tidak mengasihi tiap-tiap orang kafir yang berdosa ”. Q.S. al-Baqaroh: 276. 47 Alie Yafie Jakarta: PT Raja Grafindo, 2000h. 575 Zakat juga harus ditinjau secara ekonomis-psikologis, yakni dengan adanya ketenangan batin dari pemberi zakat, ia akan dapat lebih mengkonsentrasikan usaha dan pemikirannya guna mengembangkan hartanya. Di samping itu, pemberian zakat mendorong terciptannya daya beli baru dan daya produksi dari para penerima tersebut. Zakat memiliki nilai yang sangat penting. Hal ini karena zakat memiliki hikmah dan manfaat berupa: 1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmatNya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus membersikan dan mengebangkan harta yang dimiliki. 2. Zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu, membina mereka terutama fakir miskin ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki, hasad, yang mungkin timbul. 3. Sebagai pilar amal bersama jamai antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah SWT. 4. Sebagai salah satu bentuk kongkrit dari jaminan sosial yang disyariatkan oleh ajaran Islam. Melalui syariat zakat, kehidupan orang-orang fakir miskin dan orang-orang menderita lainnya akan terperhatikan dengan baik. Zakat merupakan salah satu bentuk pengejawatahan perintah Allah untuk senantiasa melakukan tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. 5. Sebagai salah satu sumber dana bagi pengembangan sarana maupun prasarana yang harus diiliki umat Islam; seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan sosial maupun ekonomi, dan sebagai sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia muslim. 6. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat bukanlah membersihkan harta yang kotor monay laundring, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta yang diusahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah SWT. 7. Dari sisi pembangunan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan. 8. Dorongan ajaran Islam ini menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang di samping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi muzakki. 9. Mewujudkan rasa solidaritas dan kasih sayang sesama manusia, manifestasi kegotongroyongan, mengurangi kemiskinan, membina dan mengembangkan stabilitas sosial, dan merupakan salah satu jalan mewujudkan keadilan sosial. Dari sini, dapat dipahami bahwa zakat mempunyai multiplier effect. Selain bermanfaat untuk mustahik, ternyata muzaki pun mendapat keuntungan dari berzakat. Manfaat zakat tidak hanya dirasakan oleh mustahik saja, melainkan sampai kepada masyarakat dengan adanya pembangunan kesejanteraan umat dan terwujudnya solidaritas dan gotong royong serta menyempitkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Barang kali munculnya karya-karya profesor Fazrul Rahman, anggapan bahwa kandungan al-Quran lebih menonjolkan konsep etika menjadi semakin populer. Banyak penulis muslim generasi setelahnya lebih senang menggunakan istilah etika ini daripada istilah hukum. 48 Namun, menurut Rahman, dalam sejarahnya, tradisi pemikiran Islam ternyata tidak memisahkan etika dari hukum, menurut Rahman, ajaran moral inilah yang merupakan inti daripada ajaran al- Quran. Ia menulis: 49 “We have repeatedly empasized that the basic elan of the Quran is moral and we have pointed to the ideas of social and economic justice that immediately followed from it in the Quran .” 48 Abbas Anwar. Bung Hatta dan Ekonomi Islam, Jakarta: LP3M STIE Ahmad Dahlan, 2000. h. 76 49 Abbas Anwar Jakarta: LP3M STIE Ahmad Dahlan, 2000h. 77 Kami telah berulang kali menekankan bahwa ajaran dasar Quran adalah ajaran moral dan kami telah menunjukkan ide-ide tentang keadilan sosial dan ekonomi secara langsung mengikitinya dalam Quran Rahman, 1979 Di dalam tulisannya yang lain, setelah menyebutkan bahwa tujuan pokok al-Quran adalah ajaran moral, Rahman menjelaskan bahwa ajaran moral tersebut menekankan pada keadilan sosial dalam bidang ekonimi dan egalitarianisme anggapan bahwa seriap orang mempunyai kedudukan samasederajat. Keadilan dan egalitarianisme ini nampak pada setiap ayat di dalam al-Quran. Bahkan ajaran rukun Islam yang lima sekalipun sasaran akhirnya adalah komunitas yang berkeadilan dan berprinsip egalitarian. Zakat jelas sekali muatan keadilan sosialnya. Memang sering nilai uang mempunyai peranan ketika bisa di jadikan alat untuk mengganti kewajiban tertentu, seperti ajaran fidya, kaffarat, atau lainnya. Namun, itu semua bisa dipahami justru nilai keadilan sosialnya lebih kentara. 50 Prinsip Islam tentang kebijakan fiscal dan anggaran belanja bertujuan untuk mengembangkan masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-nilai material dan spiritual pada tingkat yang sama. Dalam hal kebijakan fiscal, zakat memainkan peranan penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, bahkan berpengaruh nyata pada tingkah laku konsumen, zakat berpengaruh pula terhadap pilihan konsumen 50 Abbas Anwar Jakarta: LP3M STIE Ahmad Dahlan, 2000h. 78 dalam hal mengalokasikan pendapatannya untuk tabungan atau investasi dan konsumsi. Pengaruh-pengaruh baik dari zakat pad aspek social ekonomi memberikan dampak terciptanya keamanan masyarakat dan menghilangkan pertentangan kelas karena ketajaman perbedaan pendapatan. 51 Zakat adalah sistim sosial, karena ia berfungsi menyelamatkan masyarakat dari kelemahan baik karena bawaan, ataupun karena keadaan. Zakat dapat menanggulangi berbagai bencana dan kecelakaan, memberikan santunan kemanusiaan, orang yang berada menolong yang tidak punya, yang kuat membantu yang lemah, orang miskin dan ibnu sabil, memperkecil perbedaan antara si kaya dan si miskin. 52 Sebuah fakta tersingkap, zakat berkontribusi mengurangi kemiskinan mustahik. Belum lama ini, Indonesia magnificence of zakat IMZ mengungkapkannya melalui rilis survai ilmiah tentang pembangunan sosial dan perzakatan bertajuk Inodinesia zakat and development report IZDR 2011. Mereka menyatakan, zakat memberi andil mengurangi kemiskinan dhuafa penerima zakat hingga 10,79 persen. Direktur utama IMZ, Nana Mintarti menyatakan dalam survai tersebut pihaknya mencermati tiga hal, yakni implikasi zakat terhadap penurunan tingkat kedalaman kemiskinan serta dampak zakat terhadap pengurangan tingkat keparahan kemiskinan, Kegiatan tersebut dilakukan 51 Muhammad Nuruddin Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, PT. Raja Grafindo Persada, 2006. h.26 52 Muhammad Nuruddin Ali, PT. Raja Grafindo Persada, 2006h. 253 pada kisaran Juli hingga Agustus 2010. Survai berangkat dari data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2009. Data itu menyebutkan bahwa anggka kemiskinan Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 14,15 persen dari jumlah penduduk atau setara dengan 32,53 juta jiwa. “Padahal banyak lembaga pengelola zakat yang berdiri dan menyalurkan zakatnya untuk kaum dhuafa,”katanya di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin 31. Maka IMZ pun mulai menganalisis beberapa faktor penyebab masih terkendalanya program pendayagunaan zakat yang bersifat konsumtif maupun produktif. Lokasi penelitian ditetapkan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sedangkan populasi penelitian, berjumlah 4.646 rumah tangga penerima zakat yang berasal dari delapan organisasi pengelola zakat OPZ dengan sampling 821 rumah tangga mustahik atau 17,67 persen dari populasi. Untuk menentukan besaran perubahan yang terjadi, ditentukan standar garis kemiskinan. Standarnya seperti yang digunakan provinsi DKI Jakarta BPS 2010, yakni Rp.331.169,00kapitaperbulan. Jumlah ini dikonversi ke dalam standar menjadi Rp.1.556.494,30rumah tanggabulan. Secara umum penelitian membuktikan zakat mempu mengurangi jumlah kemiskinan mustahik, tingkat kemiskinan, dan tingkat keparahan kemiskinan dari perspektif ekonomi makro. Angka kemiskinan rumah tangga penerima zakat secara empirik dapat dikurangi sebesar 10,79 persen. “Jadi, dampak zakat terhadap kemiskinan bukan semata-mata klaim religius,”kata Nana. Cendikiawan muslim Azyumardi Azra, mengatakan, potensi dan distribusi ZIS di Indonesia sangat besar. Dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan peningkatan jumlah dana yang terkumpul. Ia mengutip beberapa kajian yang menyebutkan kenaikan rata-ratanya sebesar 38,78 persen per tahun. Bahkan, pada medio 2009, diperkirakan terkumpul dana zakat sebesar Rp.1.2 triliun. Namun ia menuturkan, jumlah itu masih jauh dari potensi zakat yang di perkirakan mencapai Rp.27.2 triliun. Dengan kenyataan ini, ia mengatakan masih harus banyak berharap zakat sepenuhnya mengentaskan kemiskinan. 53 Potensi zakat yang besardi Bali, menginspirasi Dompet Sosial Madani DSM Bali membangun kekuatan internalnya. Tujuannya agar mereka mampu mencapi target yang ditetapkan. Yayasan yang bergerak dalam pengumpulan zakat, infak dan sedekah ini lebih memantri target melalui program yang mereka jalankan hingga 2030. Direktur DSM Bali, Alim Mahdi, di sela-sela rapat kerja DSM di Denpasar, belum lama ini, mengungkapkan, penetapan target 2030 diputuskan dengan alasan sekarang ini DSM butu h pencapaian lebih tinggi.”ini harus melebihi pencapaian- pencapaian sebelumnya, butuh pengembangan lebih baik.” 53 Nana Minarti. Mengikis Kemiskinan Lewat Zakat, Penghimpunan ZIS pada 2011 diyakini Bakal Tumbuh Jakarta: Republika, 7 Januari 2011 Menurut dia, DSM Bali membentuk visi 2030 sebagai desain jangka panjang hingga 20 tahun mendatang. Visi besarnya adalah menjadi lembaga sosial terbesar di Indonesia Timur, khususnya dalam mengatasi problematika sosial masyarakat di beberapa aspek kehidupan. Begitu pula dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kemandirian. Selain membentuk visi, imbuh Mahdi, DSM Bali juga membentuk misi yang terbagi menjadi beberapa bidang, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial kedermawanan, keilmuan, jaringan, SDM, dan media.” Dalam bidang ekonomi kami mendorong terwujudnya lembaga keuangan mikro syariah.”Katanya. Diharapkan lembaga keuangan itu kelak bisa memberikan kemudahan akses permodalan dan pendampingan bagi kelompok usaha kecil dan menengah. Di bidang pendidikan, tekad yang ingin diwujudkan adalah pendirian sarana pendidikan, dan keterampilan yang kondusif, berkualitas, dan bebas biaya. Sekretaris presiden direktur DSM Grup, Saifuzzuhri, mempunyai banyak harapan terhadap DSM. Ia berkeinginan muncul penguatan di lembaga tersebut agar semua program dapat terlaksana dengan baik. Tak sekedar itu, dengan adanya visi 20 tahun yang akan datang, jelas dia, kesadaran untuk bersinergi antara posisi lembaga sosial dan dakwah juga semakin meningkat. 54 54 Alim Mahdi. Dompet Sosial Madani, Meningkatkan Taraf Hidup, Republika 21 Januari 2011. Ada 3 jawaban yang dapat dikemukakan untuk menggambarkan landasan filosofis dan kewajiban zakat. 55 1. Kita telah mengetahui bahwa Allah SWT adalah pemilik seluruh alam raya ini. Kalau demikian, harta benda termasuk yang dimilikiNya. Seseorang yang beruntung mendapatkan sejumlah harta pada hakikatnya hanya menerima titipan untuk disalurkan sesuai dengan kehendak pemililknya dalam hal ini adalah Allah SWT. Allah menjadikan harta sebagai alat atau sarana kehidupan sehingga kegunaannya harus diarahkan kepada kepentingan mereka bersama, dan karena itu Allah melarang untuk memberikan harta kepada orang yang diduga keras akan menyia-nyiakannya.                  Artinya: ”Janganlah kamu berikan harta orang-orang safih “bodoh” kepadanya, sedang Allah memjadikan, kamu memeliharanya dan berikanlah belanja dan pakaian untuk mereka daripada hartanya itu, serta katakanlah kepadanta perkataan yang baik ”.Q.S. an-Nisa:5. Atas dasar itilah Allah SWT, menetapkan bagian-bagian tertentu dengan harta benda antara lain dengan nama zakat untuk diserahkan guna kepentingan masyarakat banyak atau anggota-anggota masyarakat yang membutuhkannya. 55 Jenal Arifin dan Ahmad Azharuddin Latief, Filsafat Hukum Islam, Tarikh Tasyri Jakarta UIN Press, 2007. h. 36 2. Solidaritas Sosial Manusia adalah makhluk sosial, kebersamaan sekian banyak individu dalam satu wilayah membentuk masyarakat yang sifatnya berbeda individu-individu tersebut. Manusia tidak dapat hidup tanpa manusia yang lainnya, bahkan sekian banyak pengetahuan yang diperoleh melalui manusia lainnya, seperti bahasa, adat istiadat, etika sopan santun, dan lain-lain. 3. Persaudaraan Manusia dari keturunan adam dan hawa, sehingga antara seseorang dengan yang lainnya terdapat pertalian darah. Persaudaraan akan semakin kokoh, jika pertalian di atas ditambah dengan hubungan aqidah dan kebersamaan agama. 4. Dampak Positif Zakat Zakat yang telah diwajibkan Allah dan yang telah dikemukakan landasan filosofisnya di atas, bila dilaksanakan secara sadar dan hati yang ikhlas dapat menghasilkan dampak-dampak positif berikut: a. Mengikis sifat kekikiran di dalam jiwa seseorang, serta melatihnya untuk memiliki sifat kedermawanan dan mengantarkannya untuk mensyukuri nikmat Allah. b. Zakat menciptakan ketenangan dan ketentraman bukan hanya pada penerimanya tetapi juga pada pemberinya. c. Zakat mengembangkan harta benda, pengembangan tersebut dapat ditinjau dari segi spiritual keagamaan berdasarkan:       Artinta: Allah menghapuskan berkah riba, dan menambah berkah shadaqah. Q.S. al-Baqaroh. 276. Salah satu hikmah yang menegakkan kemaslahatan alam adalah, Allah SWT membagi makhluknya menjadi kaya dan miskinfakir. Tidak akan sempurna kemaslahatan mereka, kecuali dengan menutup kekurangan si fakir. 56

BAB III RUMAH KONTRAKAN

56 Musaid bin Abdillah as-Salam, Indahnya Syariat Islam terjemah, Jakarta”at-Tazkia, 2007, hal. 45.

A. Pengertian Rumah Kontrakan

Kontrakan adalah sesuatu yang disewa, sesuatu yang dikontrak, Mengontrakan adalah menyewakan rumah atau sesuatu kepada orang lain. 57 Wahbah Zuhaili di dalam al-fiqh al-Islamy waAdillatuhu menyatakan bahwa pada saat ini modal dalam bentuk uang tidak hanya dikonsentrasikan kepada pengelolaan tanah dan perusahaan, akan tetapi juga sudah diarahkan kepada pendirian bangunan-bangunan untuk disewakan, pabri-pabrik, sarana transportasi udara, laut dan darat dan lain sebagainya. 58 Yusuf al-Qardhawi dalam fiqh zakat mengistilahkan kegiatan ini dengan al-Musthaghallat atau investasi baik untuk disewakan maupun melakukan kegiatan produksi yang kemudian dijual. Ia memberikan contoh perumahan, alat transportasi yang disewakan, bahkan juga pabrik-pabrik yang memproduksi berbagai komoditas untuk kemudian dijual di pasar-pasar. 59 Fenomena yang menonjol dari dunia perekonomian modern adalah semakin kecil keterlibatan langsung sumberdaya manusia dalam faktor produksi dan semakin membesarnya sektor jasa. Karena itu, gaji, upah, intensif, dan bonus menjadi variabel penting dalam pendapatan manusia modern dan sering kali bernilai komulatif jauh melampai nisab beberapa aset wajib zakat lainnya yang tercantum dalam nash-nash Hadis, seperti hasil pertanian dan perkebunan. 57 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakata: PT. Raja Grafindo Persada 2007. H. 684 58 Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, Damaskus: Daar el-Fikr, 1989. h. 305 59 Yusuf Qardhawi, Fiqh Zakat, Beirut: Muassasah Risalah, 1991, hal. 126. Peran penting kontrakan pada tahun 1980, karena pada tahun 1973, suatu kawasan yang dulunya Badan Urusan Logistik BULOG tempatgudang beras Indonesia sudah mulai dialihfungsukan menjadi pabrik-pabrik produksi. Pada tahun 1983 pabrik-pabrik mulai memproduksi berbagai macam jenis produksi, maka sangat banyak membutuhkan karyawanpekerja. Kesempatan itu tidak disia- siakan oleh orang-orang pribumi khususnya dan oleh para perantau dari luar Jakarta untuk mencari pekerjaan. Bagi orang-orang pribumi apabila ia pulang kerja maka ia langsung pulang ke rumah, tetapi bagi para perantau ia harus membutuhkan tempat tinggal untuk istirahat setelah pulang kerja. Orang pribumi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk membuatkan satu kamar bagi para pendatang. Pada awalnya rumah kontrakan itu menyatu dengan rumah orang pribumi yang hanya dibatasi dengan tembok, dikarenakan orang pribumi tersebut balum mempunyai modal untuk membangun rumah kontrakan berpisah dari rumah pribadi. Tetapi bagi orang pribumi yang mempunayi modal, maka ia membuatkan rumah kontrakan berpisah dari rumah pribadi dan ini sangat sedikit sekali. 60 Ada pula yang mempunyai kontrakan mencapai 100 kamar, yang pada tahun 1974 yang awalnya hanya 2-3 kamar, karena pada tahuh tersebut para pendatang masih sedikit, dan pada tahun yang sama tujuan dari mendirikan kontrakan hanya sebatas untuk memenuhimenambah kebutuhan keluarga, dan kontrakan itu difungsikan hanya sebatas untuk tempat tinggal bagi para pendatang yang mencari pekerjaan di Jakarta. Kemudian pada tahun 1990, mereka 60 Wawancara Pribadi dengan Nurhasan Jakarta, 10 Maret 2011.