Sikap Mendukung Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan 1. keterbukaan

5.1.3 Sikap Mendukung

Berdasarkan tabel 4.6 hasil penelitian di Puskesmas Pandan dari beberapa pernyataan tentang sikap mendukung yaitu tenaga kesehatan memberikan penjelasaan setiap tindakan kepada keluarga pasien dengan ramah sebanyak 24 orang 24, 5 sangat puas dan respon pasien yang sangat tidak puas sebanyak 26 orang 26,5. Sikap mendukung salah satu satu factor yang sangat diperlukan Menurut asumsi peneliti, sikap mendukung petugas member pengaruh terhadap kepuasaan pasien dimana pasien mendapatkan dukungan motivasi dari tenaga kesehatan untuk selalu tepat waktu dan selalu mendpatkan perkembangan kesehatan pasien, sehingga pasien merasa diperhatikan oleh tenaga kesehatan dan merasa puas. Hal ini sejalan dengan pernyataan Rahmat 2007 yang mengikuti devito yang menyatakan sikap positif adalah sikap sportif yang mengurangi sikap definisi dlam komunikasi. Orang yang bersikap defensive bila tidak menerima. Orang defense akan melindungi diri dari ancaman yang ditanggapainya dalam berkomunikasi daripada memahami pesan orang lain. 5.1.4. Sikap Positif Berdasarkan tabel 4.8 hasil penelitian di Puskesmas Pandan dari beberapa pernyataan tentang tenaga komunikasi keluarga pasien dengan tenaga kesehatan menjalin komunikasi yang baik sebanyak 27 orang 27, 6 sangat puas dan sebanyak 29 orang. Salah satu ciri komunikasi interpersonal adalah mengandung umpan balik, interaksi dan koheransi komnikasi interpersonal merupakan komunikan tatap muka karena itu kemungkinan umpan balik besar skali. Dalam komunikasi itu, dengan demikian diantara komunikator dan komunikan terjadi interaksi. Keduanya saling mempengaruhi, member serta menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada dataran pengetahuan, perasaan dan perilaku. Komunikasi interpersonal dari aspek sikap positif terwujud dengan sedikitnya dua cara: cara pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri, kedua perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Devito, 1994

5.1.5. Kesetaraan

Dokumen yang terkait

Sikap Nelayan Terhadap Tenaga Penyuluh Perikanan Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kabupaten Tapanuli Tengah (Studi Kasus: Desa Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah)

0 30 113

Kinerja Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Masa Transisi Kepemimpinan (Studi Kasus: Kepemimpinan Plt. Sukran Jamilan Tanjung)

0 39 113

Analisis Potensi Pengembangan Bandara Silangit Di Kabupaten Tapanuli Utara

104 653 60

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIGIENITAS PASIEN SKABIES DI PUSKESMAS PANTI TAHUN 2014

0 10 68

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO

0 4 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rsud Kabupate N Karanganyar.

0 3 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rsud Kabupate N Karanganyar.

0 2 19

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN VITAL EXHAUSTION PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER | Karya Tulis Ilmiah

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan Terhadap Kepuasaan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Pada Tahun 2014

0 0 25

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan Terhadap Kepuasaan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Pada Tahun 2014

0 0 13