Dari tabel 1 diperoleh hasil bahwa senyawa alkaloid tidak memberikan endapan putih dengan pereaksi mayer dan dengan pereaksi dragendorff tidak
memberikan endapan kecoklatan. Senyawa flavonoid memberikan hasil positif dengan membentuk warna merah kekuningan pada lapisan amil alkohol.
Senyawa glikosida memberikan hasil positif dengan terbentuk cincin ungu. Senyawa glikosida antrakinon memberikan hasil positif dengan terbentuknya
warna merah setelah penambahan NaOH. Senyawa triterpenoidsteroid memberikan hasil positif dengan terbentuknya warna biru hijau setelah diberikan
pereaksi Liebermann-Burchard. Senyawa tanin memberikan hasil positif dengan terbentuknya warna hijau setelah ditambah larutan FeCl
3.
Senyawa saponin tidak memberikan reaksi positif karena tidak terbentuk busa yang stabil selama 10
menit pada saat pengocokan dengan air suling. Senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri dan antioksidan
adalah golongan senyawa polifenol seperti flavonoid, tanin, glikosida. Hasil penetapan kadar air pada daun bangun-bangun adalah 8,26 dan
kadar ini memenuhi syarat, dimana Menurut Depkes RI, 1995 kadar air secara umum tidak lebih dari 10, hasil penentuan kadar air dapat dilihat pada lampiran
3 halaman 60. Hasil penyarian 400 gram serbuk daun bangun-bangun yang dilakukan dengan metode maserasi diperoleh ekstrak kental 32,5 gram.
4.3 Daya Antibakteri
Hasil uji daya antibakteri ekstrak etanol daun bangun-bangun terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel 2 di
bawah ini.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Hasil uji daya antibakteri ekstrak etanol daun bangun-bangun terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
No Konsentrasi
Diameter Hambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli mm Staphylococcus aureus
1 4
24,15 27,16
2 3
22,70 25,73
3 2
21,15 24,80
4 1
19,63 21,21
5 0,8
17,95 18,38
6 0,5
12,45 16,15
7 0,4
11,46 14,18
8 0,3
8,50 11,06
9 0,2
- 8,03
10 0,1
-
- 11
Blanko -
- Keterangan
: - = Tidak ada hambatan
= Telah efektif sebagai antibakteri blanko = Etanol hasil destilasi
Hasil uji daya antibakteri ekstrak etanol daun bangun-bangun Coleus amboinicus L. menunjukkan bahwa ekstrak etanol tersebut mempunyai potensi
yang baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dan bakteri Gram negatif Escherichia coli. Hal ini dapat dilihat dari
ukuran zona bening yang dihasilkan. Menurut Ditjen POM, 1995 batas diameter zona bening yang memuaskan yaitu menghasilkan batas daerah hambatan dengan
diameter ± 14 mm sampai 16 mm, sedangkan dari hasil penelitian ini dihasilkan
diameter zona bening hingga 24,15 mm untuk Escherichia coli dan 27,16 mm untuk Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 4. Dan pada konsentrasi 0,8
telah memberikan daerah hambat pertumbuhan yang memuaskan terhadap bakteri Escherichia coli yaitu 17,95 mm, sementara bakteri Staphylococcus aureus telah
memberikan daerah hambat yang memuaskan pada konsentrasi 0,4 yaitu 14,18 mm. Pada konsentrasi 0,5 sudah tidak memberikan daerah hambat yang
memuaskan pada bakteri Escherichia coli, dan pada konsentrasi 0,2 sudah tidak
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menghambat pertumbuhan bakteri lagi, sementara pada bakteri Staphylococcus aureus tidak memberikan daya hambat yang memuaskan pada konsentrasi 0,3
dan tidak menghambat pertumbuhan bakteri lagi pada konsentrasi 0,1. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa bakteri Staphylococcus aureus lebih peka
terhadap ekstrak etanol daun bangun-bangun Coleus amboinicus L. dibandingkan dengan bakteri Escherichia coli yang dapat dilihat dari luas zona
bening yang dihasilkan diantara kedua bakteri tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena bakteri Staphylococcus aureus tidak memiliki membran luar, sedangkan
bakteri Escherichia coli memiliki membran luar yang tersusun atas lipopoliisakarida, lipoprotein, dan posfolipid . membran luar ini memiliki fungsi
khusus seperti sebagai barier antibiotik tertentu seperti penisilin, detergen. Tortora.G., 2001.
Kemampuan ekstrak etanol daun bangun-bangun Coleus amboinicus L. dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli disebabkan adanya senyawa-senyawa polifenol seperti flavonoid, dan tanin yang merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai sifat sebagai
antimikroba Robinson, 1995. Beberapa zat aktif yang berperan sebagai antibakteri terdapat pada tumbuhan adalah minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan
tanin. Pada daun bangun-bangun terdapat juga minyak atsiri yang mengandung karvakrol, fenol, sineol Wijayakusuma, 1996. Senyawa-senyawa fenol ini
bekerja terutama dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak membran sel. Kresol memiliki sifat germisidal yang lebih baik dibandingkan dengan fenol
Pelczar, M, 1988. Dan hasil skrining menunjukkan bahwa pada ekstrak bangun-
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
bangun terdapat flavonoid, tannin, minyak atsiri yang dapat bersifat sebagai antimikroba.
4.4 Daya Antioksidan