Latar belakang Uji Daya Antibakteri dan Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus Lour.)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Obat tradisional telah dikenal luas pemakaiannya di Indonesia, baik untuk pemeliharaan kesehatan maupun untuk pengobatan penyakit-penyakit tertentu. Defenisi obat tradisional menurut UU No 23 tahun 1992 adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenika, atau campuran dari bahan tersebut yang telah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah daun bangun-bangun yang merupakan salah satu tanaman yang secara turun- temurun digunakan masyarakat Sumatera Utara sebagai menu sayuran sehari-hari bagi ibu-ibu yang baru melahirkan untuk memperlancar ASI. Kandungan kimia pada daun bangun-bangun adalah kalium, dan minyak atsiri 0,2 mangandung karvakrol, fenol, sineol Wijayakusuma, 1996. Daun bangun-bangun juga mengandung saponin, flavonoida, polifenol dan minyak atsiri Depkes RI, 2000. Senyawa-senyawa polifenol secara umum berkhasiat sebagai antibakteri dan antioksidan. Senyawa-senyawa polifenol mengandung gugus hidroksil yang dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas. Senyawa flavonoid juga dapat membentuk kompleks khelat dengan ion logam transisi, misalnya besi, sehingga tidak lagi bersifat sebagai prooksidan Silalahi, J., 2006. Selain itu, senyawa-senyawa polifenol juga dapat membunuh bakteri dan jamur dengan cara denaturasi protein dan pengurangan tegangan permukaan sehingga meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Daun bangun-bangun berkhasiat sebagai karminatif, meningkatkan keluarnya ASI laktagoga, menghilangkan nyeri analgesik, pereda demam antipiretik, batuk, difteri, sakit gigi, sariawan, keracunan tempe bongkrek, dan sebagai antiseptik Dalimartha, 2004. Akan tetapi, penggunaan daun bangun- bangun pada masyarakat khususnya di Sumatera Utara hanya bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, sementara jika ditinjau dari kandungan senyawa kimianya, daun bangun-bangun memiliki potensi yang baik sebagai antibakteri dan sebagai antioksidan alami. Dari penelitian yang dilakukan oleh Christin Marganingsih Santosa dan Triana Hertiani 2005 tentang efek ekstrak air daun bangun-bangun pada aktivitas fagositosis netrofil tikus putih Rattus norvegicus, menunjukkan bahwa ekstrak daun bangun-bangun mampu meningkatkan pertahanan tubuh dengan cara meningkatkan sifat fagositik sel netrofil, dimana sel netrofil merupakan komponen seluler sistem pertahanan tubuh yang berfungsi utama dalam fagositosis segala macam benda asing yang masuk ke dalam tubuh, dan dalam penelitian ini, sebagai benda asing digunakan bakteri Staphylococcus aureus. Skrining fitokimia yang dilakukan oleh Christin Marganingsih Santosa dan Triana Hertiani 2005, menunjukkan bahwa pada ekstrak air daun bangun- bangun ini mengandung senyawa flavonoid, glikosida flavonol, polifenol dan minyak atsiri. Menurut Wijayakusuma, 1996, daun bangun-bangun digunakan sebagai antiseptik dan juga sebagai obat bisul. Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang dijumpai pada kulit, infeksi kulit yang mengakibatkan terjadinya abses permukaan yang terlokalisasi atau bisul disebabkan bakteri Staphylococcus aureus Volk dan Wheeler, 1984. Bakteri Escherichia coli sebagai indikator Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pencemaran air, bila air minum yang sudah tercemar oleh bakteri ini dikonsumsi, maka dapat menyebabkan diare Lay dan Hastowo, 1992 Berdasarkan uraian diatas, dilakukan pengujian daya antibakteri dari ekstrak etanol daun bangun-bangun terhadap bakteri Staphylococcus aureus sebagai bakteri gram positif dan bakteri Escherichia coli sebagai bakteri gram negatif serta pengujian daya antioksidan dari ekstrak etanol daun bangun-bangun.

1.2 Perumusan masalah