peserta didik untuk menjadi manusia yang berani memilih sesuatu yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
f. pendekatan kelompok
Pendekatan ini dimaksudkan untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem social. Dalam kaitan ini guru bertindak sebagai orang yang
mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok ini dapat berjalan secara efektif..
18
4. Aspek-aspek Pengelolaan Kelas
Kelas pada hakikatnya berkenaan dengan tata cara mengatur proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas agar berjalan lancar. Kegiatan yang perlu
dilaksanakan dalam pengelolaan kelas, antara lain: a. Penataan siswa, b. penataan ruang dan alat pengajaran, c. Menciptakan disiplin kelas.
A. Penataan siswa di dalam kelas a. organisasi murid
Untuk melatih dan menciptakan ketertiban kelas, perlu dibentuk adanya organisasi kelas. Organisasi kelas ini dibentuk dengan tujuan dapat mendidik
peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikannya. Organisasi ini dapat membantu guru dalam kelancaran
pembelajaran. Organisasi kelas meliputi ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara, sekretaris, dan beberapa seksi-seksi sesuai keperluan.
Pengelolaan kelas pada hakikatnya berkenaan dengan “Bagaimana caranya agar proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas berjalan lancar, efektif,
dan efisien”. Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya proses pengajaran sedapat mungkin dihindari, paling tidak dikurangi, dan hal-hal yang dapat
menunjang kelancaran proses pengajaran dapat dipertahankan dan bahkan dikembangkan.
Pengorganisasian murid ini, apabila dikelola dengan baik, mempunyai dua fungsi sekaligus sebagai berikut:
18
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 345-348
a Fungsi Pertama ialah melatih siswa dalam berorganisasi. Kegiatan ini sangat baik untuk menanamkan sikap demokratis, rasa tanggung
jawab, memupuk kerja sama, dan sikap toleransi di antara para siswa. b Fungsi yang kedua ialah menciptakan ketertiban kelas. Untuk
memelihara kebersihan kelas, siswa dibagi tugas secara bergiliran. Organisasi ini juga bisa membantu menyediakan sarana pengajaran,
misalnya menyediakan alat peraga, buku paket, dan sebagainya.
19
b. penugasan kelas
Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa, guru dapat memberikan berbagai tugas secara bervariasi. Aktivitas yang dilakukan siswa
selama di kelas tidak hanya mendengarkan ucapan guru saja, akan tetapi siswa harus aktif mengembangkan informasi yang diterima dari guru.
Tugas-tugas tersebut misalnya memberikan pertanyaan, berdiskusi, atau mengerjakan soal. Dengan cara seperti ini, pemahaman siswa tentang
pelajaran yang diberikan semakin matang. Proses berpikir siswa di dalam menyelesaikan pengajaran akan lebih baik dibandingkan dengan
mendengarkan ceramah saja. Sistem pemberian tugas ini juga menuntut aktivitas dan kreativitas guru untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa secara
cermat.
c. pembimbingan siswa
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa tidak terhindar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Siswa dalam satu kelas sekalipun yang
tingkat usianya sama, memiliki perbedaan-perbedaan. Perbedaan tersebut dalam hal tingkat perkembangan mental dan emosionalnya, latar belakang
sosial, ekonomi, minat dan kebutuhannya, serta cara belajarnya. Perbedaan inilah yang mneyebabkan munculnya berbagai perilaku. Serta
menuntut guru untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam memberikan bimbingan terhadap siswa. Bimbingan yang diberikan
tidak hanya kepada siswa yang menghadapi permasalahan, tetapi kepada seluruh siswa. Hanya bedanya yang mengalami kesulitan harus lebih
diprioritaskan. Siswa yang lebih pandai tentunya lebih cepat dan mudah
19
Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, h. 312
menerima pelajaran, dan sebaliknya siswa yang mengalami kesulitan belajar maka diberikan program remedial agar mereka tidak ketinggalan pelajaran.
Mengingat perbedaan karakteristik siswa, maka kadang kala diperlukan pengelompokkan siswa. agar tercipta pembelajaran yang bermakna.
d. kenaikan kelas
Masalah kenaikan kelas ini merupakan suatu peristiwa sekolah yang banyak mendapat perhatian, baik dari pihak guru, sekolah, siswa, maupun
orangtua. Siswa yang berdasarkan data akademik harus dinaikkan ke jenjang
berikutnya, ia pun naik kelas, dan siswa yang tidak memenuhi persyaratan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, ia tidak naik kelas. Tentu saja
yang menimbulkan permasalahan adalah siswa yang tidak naik kelas. Sehubungan dengan ini, guru masih punya beban, yaitu usaha apa yang
akan dilakukan untuk mempengaruhi siswa yang tidak naik kelas agar tidak kehilangan semangat belajar dan rasa percaya diri, serta
mempengaruhi orang tua agar tidak terlalu kecewa dan tetap memberi kepercayaan kepada anaknya dan lebih meningkatkan bimbingannya.
Untuk mengurangi dampak tersebut guru menggunakan cara lain, yaitu menggunakan istilah “naik dengan syarat” atau “naik percobaan”.
20
B. Penataan ruang dan alat pengajaran a. penataan tempat duduk siswa