2. Sisi informasi
Hak mendapat informasi The right to be informed adalah hak yang sangat fundamental karena dengan informasi yang jelas, konsumen mendapatkan data yang
lengkap mengenai barang danatau jasa yang akan dibelinya, baik secara langsung maupun secara umum melalui media komunikasi agar tidak menyesatkan. Dengan tersedianya
informasi yang memadai maka konsumen akan membeli produk yang tepat sesuai dengan kehendak dan kebutuhan pribadinya
Menurut Pasal 7 huruf b pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan bahwa “pelaku usaha wajib memberikan informasi
yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”. Selanjutnya pada Pasal 4
huruf c, disebutkan bahwa “konsumen berhak mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa.
Pada Pasal 8 ayat 1 butir 6 dan 7 disebutkan bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan barang danatau jasa yang :
6Tidak memasang label atau memuat informasi penjelasan mengenai barang yang memuat nama barang, ukuran, beratisi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai,
tanggal pembuatan, akibat samping, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasangdibuat;
7Tidak mencantumkan informasi danatau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Pencantuman informasi yang jelas dan jujur sesuai PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Pangan tidak berlaku bagi;
Universitas Sumatera Utara
a. Pangan yang kemasanya terlalu kecil sehingga tidak mungkin dicantumkan seluruh
keterangan dimaksud dalam Peraturan Pemerintah b.
Pangan yang dijual dan dikemas secara langsung dihadapan pembeli dalam jumlah kecil-kecil
c. Pangan yang dijual dalam jumlah besar curah
Jika terdapat informasi yang kurang memadai terhadap suatu produk, hal ini berhubungan dengan pemasaran produk tersebut, dimana keamanan suatu produk
ditentukan oleh informasi yang diberikan kepada pemakai yang berupa pemberian label produk, cara penggunaan, peringatan resiko tertentu atau hal lainnya sehingga produsen
pembuat dan supplier dapat memberikan jaminan bahwa produk-produk mereka itu dapat dipergunakan sebagaimana dimaksudkan. Dengan demikian, produsen berkewajiban untuk
memperhatikan keamanan produknya. Hal ini tidak berakhir hanya sampai pada penempatan produk dalam sirkulasi.
62
Terhadap beras yang dioplos pelaku usaha wajib memberikan informasi atas jenis beras yang dioplos tersebut secara benar, jelas dan jujur . Informasi yang diberikan tidak
menggunakan salah satu jenis beras yang dicampur tetapi harus memberikan nama yang berbeda, dengan demikian hak konsumen atas informasi beras yang dioplos dan kemudian
dikonsumsi mendapat perlindungan dan kepastian hukum atas informasi yang benar, jelas dan jujur.
62
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op.cit. hlm.161
Universitas Sumatera Utara
3. Sisi cara menjual