BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan terhadap permasalahan yang telah dikemukakan dalam tesis ini, kesimpulan yang dapat dikemukakan, sebagai berikut:
1. Penghapusan Barang Milik Negara adalah proses tindak lanjut dari siklus
pengelolaan Barang Milik Negara dengan maksud dan tujuan untuk membebaskan pengurusan Barang Milik Negara dari pertanggungjawaban
administratif dan fisik barang yang ada dalam pengelolaan Bendaharaan BarangPengurus Barang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam kata lain, Penghapusan adalah proses terakhir dari perjalanan hidup Barang Milik Negara. Jika dianalogikan dalam karir manusia,
penghapusan dapat didefinisikan sebagai Tahap Pensiun seseorang dari suatu PerusahaanInstansi.
2. Pelaksanaan penghapusan Barang Milik Negara pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara dilakukan dengan 3 tiga tahap, yaitu Tahap I adalah Persetujuan Internal Kementerian, dalam tahap ini Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara meminta persetujuan Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia Cq.
Kepala Biro Perlengkapan dengan terlebih dahulu melengkapi data-data di perlukan; Tahap II adalah Persetujuan Pengelola Barang Kementerian
Universitas Sumatera Utara
Keuangan, dalam tahap ini kelengkapan data dari Tahap I serta Persetujuan Menteri Hukum dan HAM Cq. Sekretaris Jenderal juga meminta persetujuan
Kementeria Keuangan selaku pengelola barang melalui KPKNLKanwil DJKN sesuai batasan nilai Barang Milik Negara yang hendak dihapuskan tersebut; dan
yang terakhir adalah Tahap III adalah penghapusan dan Pelelangan, dalam tahap yang terakhir ini setelah kelengkapan data Tahap I dan Tahap II Persetujuan
Menteri Hukum dan HAM Cq. Sekretaris Jenderal serta persetujuan penjualan dengan timdak lanjut penghapusan dari Menteri Keuangan dipenuhi maka
dilakukanlah proses penghapusan Barang Milik Negara tersebut. 3.
Pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam pelaksanaan penghapusan Barang Milik Negara sebagai wujud pengelolaan
Barang Milik Negara ditemukan beberapa hambatan-hambatan. Hambatan- hambatan tersebut antara lain dengan adanya perubahan dari beberapa peraturan
perundang-undangan di bidang Barang Milik Negara, antara lain Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 120PMK.062007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK.062007 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Namun, pada dasarnya terdapat ciri
Universitas Sumatera Utara
yang menonjol dari produk-produk hukum tersebut yaitu meletakkan landasan hukum dalam bidang administrasi keuangan negara dan melakukan pemisahan
secara tegas antara pemegang kewenangan administratif dan pemegang kewenangan perbendaharaan.
B. Saran