BAB II PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA
DALAM KAITANNYA DENGAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
A. Kekayaan Negara 1. Pengertian Kekayaan Negara
Kekayaan negara dalam arti luas dan fleksibel dapat mencakup semua barang serta kekayaan alam, baik bergeraktidak bergerak ataupun berwujudtidak
berwujud yang dimiliki atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan BUMNBUMD yang terbatas pada nilai jumlah penyertaan modal negara. Sedangkan
dalam arti yang lebih sempit, kekayaan negara dapat dipersepsikan sebagai segala sesuatu yang dapat dinilai dengan uang yang dimiliki oleh negara baik di tingkat
pusat maupun daerah dan BUMNBUMD.
50
Sementara itu, dalam arti yang lebih sempit lagi dimana mengacu pada pengertian yang dirumuskan dalam Pasal 1 Angka 10 dan 11 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, kekayaan negara dibatasi sebagai Barang Milik NegaraDaerah. Barang Milik NegaraDaerah adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
50
Menurut Pasal 2 huruf g Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, kekayaan negarakekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negaraperusahaan daerah masuk ke dalam lingkup Keuangan
Negara. Satu dan lain hal perlu disadari bahwa tidak semua aset BUMNBUMD merupakan kekayaan negara yang dipisahkan.
Universitas Sumatera Utara
NegaraDaerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Dalam hal ini terbatas pada barang yang bersifat berwujud tangible yang meliputi barang persediaan dan
aset tetap fixed assets. Mengingat tujuan pengelolaan kekayaan negara untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia maka untuk keperluan tulisan ini tidak dibedakan istilah antara kekayaan pemerintah pusat, daerah, dan BUMNBUMD. Kesemuanya dibingkai ke
dalam satu terminologi yaitu kekayaan negara. Satu dan lain hal mengingat bahwa peran pemerintah pusat harus tetap ada untuk mensinergikan pemanfaatan dan
pengelolaan kekayaan negara demi kepentingan nasional. Walaupun terkadang dipersepsikan bahwa kekayaan negara merupakan
public goods maka jangan sampai istilah public menyebabkan pengelolaannya menjadi tidak profesional. Dengan kata lain, public goods harus dikelola sebagaimana
pengelolaan private goods dengan kaidah entrepreneurship. Dalam era perubahan yang terjadi begitu cepat maka kinerja sektor publikpemerintah semakin menjadi
sorotan masyarakat yang setiap saat terpublikasi di media massa. Sektor publik rentan terhadap pemberitaan yang tidak berimbang, dengan kata lain bahwa terkadang pers
relatif lebih tertarik memberitakan masalah-masalah atau kinerja yang jelek dari pemerintah ketimbang sebaliknya. Sehingga ada yang secara ekstrim mengatakan :
“good news is no news in the public sector”.
51
51
Frederick S. Lane, Current Issues in Public Administration : Reinventing Government the Minnesota Way, New York: St. Martin’s Press. Inc., 1994, hlm. 361.
Universitas Sumatera Utara
2. Perencanaan Komprehensif dan Faktor Fundamental Pengelolaan Kekayaan Negara