Kebijakan Pemerintah Dalam Penertiban Barang Milik Negara

Kemudian dalam proses penghapusan Barang Milik Negara tersebut membutuhkan waktu yang lama dan birokrasinya sangat panjang, hal ini menyebabkan pihak panitia penghapusan barang tersebut merasa jenuh. Adanya sosialisai mengenai pengelolaan barang milik negara juga sangat dibutuhkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara agar kemampuan panitia penghapusan barang tersebut bertambah sehingga dalam melaksanakan tugasnya di kepanitiaan dapat berjalan dengan baik. Sosialisasi mengenai pengelolaan Barang Milik Negara ini sangat dibutuhkan apalagi Pemerintah sangat peduli dengan pengelolaan Barang Milik Negara, hal ini terbukti dengan di bentuknya Tim Penertiban Barang Milik Negara di tingkat pusat. 130

B. Kebijakan Pemerintah Dalam Penertiban Barang Milik Negara

Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik negaraaset negara yang ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 yang merupakan peraturan turunan dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah memunculkan optimisme baru best practices dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang lebih tertib, akuntabel, dan transparan kedepannya. Pengelolaan aset negara yang profesional dan modern dengan 130 Hasil Wawancara dengan Rahmad Tarigan Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Pada Tanggal 2 Juli 2010. Universitas Sumatera Utara mengedepankan good governance di satu sisi diharapkan akan mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari masyarakatstakeholder. 131 Pengelolaan aset negara dalam pengertian yang dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 adalah tidak sekedar administratif semata, tetapi lebih maju berfikir dalam menangani aset negara, dengan bagaimana meningkatkan efisiensi, efektifitas dan menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset. Oleh karena itu, lingkup pengelolaan aset negara mencakup perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan; penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; penatausahaan; pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Proses tersebut merupakan siklus logistik yang lebih terinci yang didasarkan pada pertimbangan perlunya penyesuaian terhadap siklus perbendaharaan dalam konteks yang lebih luas keuangan negara. 132 Jauh sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 terbit, langkah- langkah awal penertiban pengelolaan barang milik negara yang tersebar di kementerianlembaga negara seluruh Indonesia sebenarnya pernah dilakukan oleh Pemerintah. Medio 2003 Menteri Keuangan meminta BPKP selaku auditor internal pemerintah untuk menginventarisir optimalisasi penggunaan aset negara aset tetap di kementerianlembaga negara agar terpotret permasalahan yang dihadapi pemerintah KementerianLembaga Negara selama ini dalam mengelola aset negara yang baik dan bertanggung jawab. Problematika pengelolaan aset negara yang 131 http:djkn.orgindex.php?option=com_contenttask=viewid=63Itemid=1, diakses pada hari Senin tanggal 21 Juni 2010 Pukul 20.23 WIB. 132 Ibid. Universitas Sumatera Utara muncul dari laporan BPKP atas optimalisasi penggunaan aset negara tersebut terdapat kurang lebih 3 isu pokok yang harus segera mendapat perhatian pemerintah, yaitu mengenai penataan kembali tertib administrasi dan penggunaan aset negara, pengembangan database Barang Milik Negara yang akurat dan komprehensif, serta pengamanan aset negara secara hukum danatau fisik. 133 Pembenahan tata kelola aset negara ke arah yang tertib dan akuntabel menjadi hal yang substansial ditengah usaha pemerintah untuk meningkatkan citra pengelolaan keuangan negara yang baik melalui Laporan Keuangan Pemerintah Pusat LKPP yang wajar tanpa pengecualian unqualified opinion. Langkah-langkah strategis mewujudkan tata kelola aset negara yang tertib dan akuntabel bukannya tidak dilakukan, bulan Agustus 2007 Pemerintah telah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2007 tentang Tim Penertiban Barang Milik Negara sebagai payung hukum langkah-langkah penertiban aset negara pada kementerianlembaga negara. Tim Penertiban berisikan lintas departemen dengan Menteri Keuangan sebagai ketua dan beranggotakan Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Jaksa Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Kepala Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan, dan Kepala Badan Pertanahan Negara, dengan sekretariat tim berada di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DJKN. Koordinasi pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan penilaian Barang Milik Negara serta penetapan langkah-langkah penyelesaian 133 Ibid. Universitas Sumatera Utara permasalahan pengamanan aset negara menjadi tugas pokok dan tanggung jawab Tim Penertiban Barang Milik Negara. Bagan 3 Susunan Keanggotaan Tim Penertiban Barang Milik Negara Sumber : Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan Republik Indonesia Adapun tujuan dari pembentukan Tim Penertiban Barang Milik Negara ini adalah : 1. Merumuskan kebijakan dan strategi percepatan inventarisasi, penilaian, dan sertifikasi seluruh Barang Milik Negara di KementerianLembaga; Universitas Sumatera Utara 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi, penilaian, dan sertifikasi Barang Milik Negara di KementerianLembaga; 3. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan inventarisasi, penilaian, dan sertifikasi Barang Milik Negara yang dilakukan oleh KementerianLembaga; 4. Menetapkan langkah-langkah penyelesaiaan permasalahan dalam rangka pengamanan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaan KementerianLembaga. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi pelaksanaan penertiban Barang Milik Negara, antara lain 134 : 1. Pengamanan Barang Milik Negara dari segi administrasi, fisik, dan hukum. Dilihat dari kondisi saat ini, penatausahaan Barang Milik Negara yang meliputi kegiatan-kegiatan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan Barang Milik Negara di KementerianLembaga belum dilakukan dengan baik. Sementara itu masih banyak Barang Milik Negara yang masih belum didukung dengan bukti kepemilikan yang sah serta masih banyaknya Barang Milik Negara yang digunakan pihak ketiga dan sebagainya. Hal ini membuat pengamanan Barang Milik Negara dari segi administratif, fisik, dan hukum di KementerianLembaga belum dilakukan secara baik sehingga Barang Milik Negara tidak dapat dimanfaatkan secara optimal Highest and Best Use. Hal 134 http:www.djkn.depkeu.go.id?mod=bmn, diakses pada hari Sabtu tanggal 19 Juni 2010 pada Pukul 16.00 WIB. Universitas Sumatera Utara ini juga menyebabkan perencanaan anggaran belum terintegrasi dengan perencanaan asetnya. 2. Perubahan paradigma dalam pengelolaan aset. Hal ini dapat dilihat dengan beberapa peraturan yang mengatur pengelolaan aset tersebut, antara lain: i. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; j. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah; k. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penggunaan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Maka dibentuklah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DJKN sebagai instansi yang melakukan tugas-tugas pengelolaan asset tersebut. 3. Temuan Hasil Audit Badan Pemerikasa Keuangan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat LKPP Tahun 2006. Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat LKPP Tahun 2006 tersebut tidak menyebutkan data aset tetap secara lengkap dan akurat termasuk sistem dan prosedur yang terkait asset tetap. Penetapan nilai asset tetap menjadi salah satu kendala tersendiri. Hal ini dimungkinkan terjadi karena organisasi yang dimiliki pemerintah masih kurang mendukung dalam penetapan dan penyusunan nilai asset tetap tersebut. Universitas Sumatera Utara Kemudian tujuan penertiban barang milik negara tersebut adalah 135 : 1. Menginventarisasi dan mengamankan seluruh Barang Milik Negara pada KementrianLembaga yang hingga saat ini belum terinventarisasi dengan baik sesuai peraturan perundang-undangan 2. Menyajikan nilai koreksi Barang Milik Negara pada Laporan Keuangan KementerianLembaga per 31 Desember 2007 3. Melakukan Sertifikasi Barang Milik Negara atas nama pemerintah Republik Indonesia. 135 Ibid. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

1 33 94

HARMONISASI MATERI MUATAN HAK ASASI MANUSIA DALAM PERATURAN DAERAH OLEH KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA.

0 1 17

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

2 6 8

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

0 0 1

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

0 0 17

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

0 0 19

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

0 0 4

Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja dan Disiplin Karyawan pada Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara

0 0 1

Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja dan Disiplin Karyawan pada Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara

1 1 21

Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja dan Disiplin Karyawan pada Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara

0 0 8