Teknik Pengumpulan Data Alat Pengumpulan Data Perencanaan Komprehensif dan Faktor Fundamental Pengelolaan Kekayaan Negara

perpustakaan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara dan buku-buku koleksi pribadi penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Penelitian kepustakaan library research, yaitu melalui penelusuran peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen maupun buku-buku ilmiah yang sesuai dengan objek yang akan diteliti. Dalam hal ini penelitian kepustakaan library research yang dilakukan penulis adalah penelitian kepustakaan pada perpustakaan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara. 2 Penelitian lapangan field research, penelitian ini dilakukan guna memperoleh data primer tentang pokok-pokok pengaturan mengenai pengelolaan barang milik negara. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang terkait dengan penelitian, yaitu wawancara dengan Kepala Divisi Administrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tebing Tinggi dan Kepala Cabang Rumah Tahanan Negara Pancur Batu. Universitas Sumatera Utara

4. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang dipergunakan di dalam penelitian ini antara lain : a. Dokumen atau Bahan Pustaka Bahan pustaka dimaksud terdiri dari atas bahan hukum primer seperti peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penghapusan barang milik negaradaerah dan bahan hukum sekunder berupa karya para ahli termasuk hasil penelitian. b. Pedoman Wawancara Wawancara dimaksud berupa wawancara terarah yang akan dilaksanakan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara serta beberapa Kantor Unit Pelaksana Teknis UPT pada jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara. Untuk itu maka dipersiapkan pelaksanaan wawancara serta dibuat pedoman wawancara sebagai hasil wawancara yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

5. Analisis Data

Setelah data terkumpul dan dirasa telah cukup lengkap, maka tahap selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Teknik analisis data yang dipakai adalah teknik analisis kualitatif, dimana setelah semua data terkumpul, maka dilakukan pengolahan, penganalisisan dan pengkonstruksian data secara menyeluruh. Setelah data diolah langkah selanjutnya dilakukan interpretasi data untuk menarik kesimpulan dari kenyataan yang ditemui di lapangan. Uraian dan kesimpulan Universitas Sumatera Utara dalam menginterpretasikan data hasil penelitian akan dihubungkan dengan teori-teori, pendapat-pendapat dan aturan-aturan formal yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Universitas Sumatera Utara BAB II PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA DALAM KAITANNYA DENGAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

A. Kekayaan Negara 1. Pengertian Kekayaan Negara

Kekayaan negara dalam arti luas dan fleksibel dapat mencakup semua barang serta kekayaan alam, baik bergeraktidak bergerak ataupun berwujudtidak berwujud yang dimiliki atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan BUMNBUMD yang terbatas pada nilai jumlah penyertaan modal negara. Sedangkan dalam arti yang lebih sempit, kekayaan negara dapat dipersepsikan sebagai segala sesuatu yang dapat dinilai dengan uang yang dimiliki oleh negara baik di tingkat pusat maupun daerah dan BUMNBUMD. 50 Sementara itu, dalam arti yang lebih sempit lagi dimana mengacu pada pengertian yang dirumuskan dalam Pasal 1 Angka 10 dan 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, kekayaan negara dibatasi sebagai Barang Milik NegaraDaerah. Barang Milik NegaraDaerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja 50 Menurut Pasal 2 huruf g Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, kekayaan negarakekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negaraperusahaan daerah masuk ke dalam lingkup Keuangan Negara. Satu dan lain hal perlu disadari bahwa tidak semua aset BUMNBUMD merupakan kekayaan negara yang dipisahkan. Universitas Sumatera Utara NegaraDaerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Dalam hal ini terbatas pada barang yang bersifat berwujud tangible yang meliputi barang persediaan dan aset tetap fixed assets. Mengingat tujuan pengelolaan kekayaan negara untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia maka untuk keperluan tulisan ini tidak dibedakan istilah antara kekayaan pemerintah pusat, daerah, dan BUMNBUMD. Kesemuanya dibingkai ke dalam satu terminologi yaitu kekayaan negara. Satu dan lain hal mengingat bahwa peran pemerintah pusat harus tetap ada untuk mensinergikan pemanfaatan dan pengelolaan kekayaan negara demi kepentingan nasional. Walaupun terkadang dipersepsikan bahwa kekayaan negara merupakan public goods maka jangan sampai istilah public menyebabkan pengelolaannya menjadi tidak profesional. Dengan kata lain, public goods harus dikelola sebagaimana pengelolaan private goods dengan kaidah entrepreneurship. Dalam era perubahan yang terjadi begitu cepat maka kinerja sektor publikpemerintah semakin menjadi sorotan masyarakat yang setiap saat terpublikasi di media massa. Sektor publik rentan terhadap pemberitaan yang tidak berimbang, dengan kata lain bahwa terkadang pers relatif lebih tertarik memberitakan masalah-masalah atau kinerja yang jelek dari pemerintah ketimbang sebaliknya. Sehingga ada yang secara ekstrim mengatakan : “good news is no news in the public sector”. 51 51 Frederick S. Lane, Current Issues in Public Administration : Reinventing Government the Minnesota Way, New York: St. Martin’s Press. Inc., 1994, hlm. 361. Universitas Sumatera Utara

2. Perencanaan Komprehensif dan Faktor Fundamental Pengelolaan Kekayaan Negara

Pengelolaan kekayaan negara yang ideal dalam kerangka optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan efektivitas pengelolaan diperlukan guna menjamin bahwa sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan menekan biaya-biaya yang timbul seminimal mungkin, sehingga pengelolaan kekayaan negara tersebut dapat memberi kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negara, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan mampu mengantisipasi green issue pelestarian lingkungan di masa depan. Pengelolaan kekayaan negara secara “ala kadarnya” akan membebani keuangan negara yang pada gilirannya menimbulkan pemborosan-pemborosan yang seharusnya dapat dialokasikan untuk anggaran pendidikan, kesehatan, dan tujuan-tujuan kesejahteraan masyarakat banyak lainnya. Pengelolaan kekayaan negara yang ideal tersebut ditempuh melalui formulasi pengelolaan kekayaan negara strategis yang merupakan suatu pola pendekatan yang dapat diterapkan berdasarkan kaidah-kaidah profesionalisme, efektifitas, efisiensi, dan visioner. Harus dipahami bahwa pengelolaan kekayaan negara strategis merupakan suatu proses yang harus dapat meningkatkan pemahaman atas kondisi, kinerja, utamanya siklus hidup life-cycle kekayaan negara, dan mencakup keputusan terkait yang diambil agar dapat secara tepat dan akurat. Universitas Sumatera Utara Gambar 1 Life-Cycle Kekayaan Sumber : Better Practice Guide, Asset Management Handbook, 1996 Pemahaman atas fase-fase dalam siklus hidup kekayaan negara merupakan komponen penting untuk sekaligus memahami anggaran atau konsekuensi biaya yang timbul dari seluruh siklus tersebut yang dikenal dengan istilah life-cycle costing. 52 Kedua hal dimaksud dipertimbangkan sebagai bagian dalam perencanaan komprehensif. Pengelolaan kekayaan negara yang ideal diawali dengan perencanaan komprehensif yang merupakan rencana jangka panjang holistik dalam rangka mencapai tujuan dan menciptakan mekanisme untuk mengintegrasikan perencanaan strategis dan penganggaran strategis. Dalam pengelolaan kekayaan negara harus 52 Australian National Audit Office, Asset Management Handbook, Canberra: ANAO, 1996, hlm. 8-9. Universitas Sumatera Utara dapat diidentifikasikan kebutuhan dan harapan stakeholders sehingga delivery services pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan dan kinerja yang diinginkan. Proses perencanaan komprehensif pengelolaan kekayaan negara dimaksud dapat diilustrasikan berikut ini : Gambar 2 Proses Perencanaan Komprehensif Sumber : Better Practice Guide, Asset Management Handbook, 1996 Berdasarkan ilustrasi di atas, proses perencanaan komprehensif dalam pengelolaan kekayaan negara dijabarkan lebih lanjut yang meliputi : Universitas Sumatera Utara 1. Penetapan tujuan, dengan melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan stakeholders sejalan dengan visi dan misi pengelolaan kekayaan negara serta memperhatikan regulasi terkait; 2. Review atas delivery services dan kinerja kekayaan negara yang terukur, dimana hal tersebut guna menjamin segala sesuatunya sejalan dengan tujuan dengan memperhati-kan harapan stakeholders dan regulasi terkait. Standar pelayanan yang ada harus memperhatikan kualitas, kuantitas, ketersediaan, keandalan, keamanan,, dan efisiensi serta kedepannya dapat menganti-sipasi isu lingkungan green issue; 3. Proyeksi pertumbuhan dan permintaankebutuhan, dengan memperhatikan kondisi saat ini dan masa depan menyangkut perubahan teknologi, regulasi, dan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang; 4. Review terus menerus atas pengelolaan kekayaan negara, untuk menjamin pemanfaatan, pemeliharaan, penggantianpembaharuan, perolehan, dan penghapusan secara optimal dengan mempertimbangkan tujuan sosial dan komersialbisnis; 5. Aspek akuntansi termasuk proyeksi keuangananggaran yang terukur menyangkut : a. alokasi anggaran pengelolaan kekayaan negara; b. estimasi biaya yang timbul di masa depan untuk operasionalisasi, pemeliharaan, pembaharuan, perolehan, dan penghapusan kekayaan negara; Universitas Sumatera Utara c. prediksi atas nilai value kekayaan negara berikut nilai depresiasinya; d. penggunaan asumsi-asumsi dasar yang valid dalam proyeksi. 6. Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan penelaahan pengelolaan kekayaan negara secara optimal; 7. Perencanaan perbaikan berkelanjutan improvement plan yang diagendakan secara berkelanjutan untuk menemukan model pengelolaan kekayaan negara yang ideal. Setelah dipahami bahwa kebutuhan perencanaan komprehensif sangat penting, selanjutnya dalam memulai implementasinya perlu memperhatikan faktor- faktor funda-mental bagi keberhasilan pengelolaan kekayaan negara berdasarkan pengalaman negara lain seperti Australia dan Selandia Baru, yaitu 53 : 1. Reformasi regulasi dan struktural guna mendukung pengelolaan kekayaan negara secara prudent dan berkelanjutan sustainable; 2. Supporting-system guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan melalui sistem informasi, pengembangan sistem dan prosedur, dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan; 3. Pemantauanmonitoring secara reguler atas kinerja pengelolaan kekayaan negara mencakup untuk menjamin bahwa hasil dapat dicapai sesuai rencana. Dalam hal pemenuhan faktor-faktor fundamental di atas telah terpenuhi selanjutnya diimplementasikan langkah awal pengelolaan kekayaan negara yang difokuskan pada : a. Inventarisasi; b. Profiling atau Pemetaan mapping berupa identifikasi jenis, letak, aspek hukum penguasaan, pemanfaatan, dan hal-hal terkait; c. Penilaian appraisalvaluation atas nilai terkini existing value dan nilai potensi future value serta analisis the highest-and-best use; d. Migrasi proses manual ke komputerisasi melalui pembangunan dan pengembangan sistem informasi; 53 Ibid., hlm. 10 Universitas Sumatera Utara e. Perencanaan jangka pendek dan menengah dalam pengelolaan kekayaan negara yang menyentuh seluruh aspek-aspek fundamental; f. Peningkatan dan pengembangan kualitas SDM sehingga berkompeten di bidang penilaian, manajemen, akuntansi, properti, investasi, ekonomi, hukum, teknologi komunikasi dan informasi, teknik lainnya, dan sebagainya. Setelah fokus pada implementasi langkah awal tersebut yang tentunya membutuhkan waktu bertahun-tahun, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan secara simultan difokuskan pada 54 : 1. Peningkatan standar pelayanan dan kinerja; 2. Identifikasi kekayaan negara dengan lebih terperincidetil dengan coverage lebih luas, modern, dan terintegrasi; 3. Optimalisasi pemanfaatan kekayaan negara menggunakan analisismodel; 4. Pengembangan sistem informasi yang mampu mendukung pengambilan keputusan yang akurat berdasarkan analisismodel yang dikembangkan. Atas kekayaan negara yang dibeli atau diperoleh dengan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraDaerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah dimana dipergunakan untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan, maka perencanaan komprehensif dan terpenuhinya faktor-faktor fundamental yang diimplementasikan pada butir-butir fokus di atas diharapkan dapat meningkatkan fungsi-fungsinya yang meliputi : 1. Fungsi Pelayanan Fungsi ini direalisasikan melalui penggunaan, di mana kekayaan negara digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasiinstansi pengguna sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 54 Ibid. Universitas Sumatera Utara 2. Fungsi Budgeter Fungsi ini direalisasikan melalui pemanfaatan sewa, kerjasama pemanfaatan, pinjam pakai, bangun guna serah dan bangun serah guna dan pemindahtanganan penjualan, tukar menukar, hibah, dan penyertaan modal negaradaerah. Kemudian eksistensi dan peran penilai appraiservaluer sangat penting dalam setiap tahapan proses pengelolaan kekayaan negara. Sesuai dengan perkembangan jasa keahlian penilaian di Indonesia, fungsi dan perannya bagi pemerintah adalah sebagai berikut 55 : 1. Pengenaan tarif pajak; 2. Penghitungan kekayaan nasional; 3. Prediksi potensi wilayah; 4. Dalam rangka penggabungan usahapenambahan modal bagi perusahaan negara atau guna investasi di bidang-bidang lain; 5. Hibah termasuk bantuan dari pihak lain; 6. Penilaian proyek sebelum diserahkan ke pemerintah; 7. Jual beli; 8. Pembebasan tanah; 9. Penilaian sarana umum public utilities untuk mengenakan tarif yang wajar seperti jalan tol dll. Sejalan dengan upaya dukungan terhadap optimalisasi pengelolaan kekayaan negara, dengan adanya regrouping penilai-penilai pemerintah ke dalam satu wadah lembaga yang berkonsentrasi dalam bidang penilaian valuationappraisal pada organisasi pengelola kekayaan negara, niscaya akan menimbulkan senergitas atau pendayagunaan secara maksimal penilai internal sekaligus mempercepat pembumian good governance dalam pengelolaan kekayaan negara. 55 Machfud Sidik, Peranan Ahli Penilai Properti Pemerintah dalam Era Globalisasi, Jakarta: Makalah Musyawarah Nasional II Masyarakat Profesi Penilai MAPPI – 20 Desember 1997, hlm. 2. Universitas Sumatera Utara Ditinjau dari ruang lingkup pekerjaan penilai dalam arti luas, cakupannya meliputi aspek-aspek mulai dari penilaian aktiva tetap, penilaian usaha, penilaian saham, hingga jasa studi kelayakan, investment arranger, dan analisis optimalisasi aset highest-and-best-use analysis. Melalui proses, penilai pemerintah yang telah bersinergi dalam wadah organisasi pengelola kekayaan negara dapat diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang semakin kompleks tidak hanya memberikan jasanya di tingkat pemerintah pusat, tetapi juga memberikan jasanya bagi pemerintah daerah atau bahkan pihak luar swastamasyarakat sebagaimana kondisi ini telah dialami oleh lembaga penilai pemerintah di Malaysia, Australia, dan negara-negara lainnya. Pendataaninventarisasi dan penilaian merupakan langkah awal dalam pengelolaan kekayaan negara. Pendataaninventarisasi selanjutnya dapat dikembangkan dan didayagunakan secara maksimal guna menentukan fungsi apa yang paling sesuai untuk diambil manfaatnya highest-and-best use setelah sebelumnya didahului dengan penilaian sehingga diketahui nilai riil kekayaan negara. Pengetahuan atas nilai dan aspek highest-and-best use dipergunakan untuk menentukan keputusan yang fair misalnya dalam rangka tukar guling, lelang, dan pengelolaan yang lainnya. Di masa lalu, banyak sekali kekayaan negara dalam bentuk tanah dan bangunan yang ditukargulingkan dengan pihak swasta yang menimbulkan masalah dan menjadi sorotan publik. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan atau ketidakakuratan dalam melakukan penilaian terhadap objek yang ditukargulingkan Universitas Sumatera Utara tersebut. Sesuai ketentuan, kekayaan negara dapat dipindahtangankan melalui lelang. Pelaksanaan penjualan dan atau pemindah-tanganannya memerlukan penilaian yang akurat demi menjamin pelaksanaan lelang yang jujur. Penilaian juga dapat digunakan sebagai dasar penentuan jumlah atau besarnya ganti kerugian yang dapat diberikan kepada masyarakat yang tanahnya terkena dampak pengambilalihanperolehan tanah untuk kegiatanproyek pembangunan eminent domain yang dilakukan oleh pemerintah. Penentuan nilai ganti kerugian jika tidak dilakukan secara obyektif dan jujur, mengakibatkan gejolak masyarakat yang berkepanjangan seperti kasus-kasus yang sempat menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu, seperti kasus Rancamaya, Cimacan, dan Kedungombo. 56 Dalam era otonomi daerah, penilaian mempunyai manfaat yang sangat besar dimana dengan diketahuinya nilai aset maka dapat dibentuk basis data aset yang dapat dimanfaatkan untuk: 1. Mengetahui modal dasar daerah dalam usaha privatisasi mis. Program restrukturisasi BUMD melalui merger dan akusisi maupun privatisasi BUMD; 2. Mengetahui nilai penyertaan dalam melakukan kerja sama usaha dengan pihak swasta; 3. Memberi informasi kemampuan nilai ekonomis di suatu daerah untuk mengundang investor; 4. Mengetahui nilai dalam rangka penerbitan obligasi daerah municipal bonds; 56 Resmi, Siti S, Urgensi Penilaian Properti dalam Tatanan Ekonomi Masyarakat, Jakarta: Majalah Usahawan edisi Oktober 2002, LPEM-Universitas Indonesia, hlm. 19. Universitas Sumatera Utara 5. Mengetahui nilai aset untuk kepentingan tukar guling ruilslag; 6. Mengetahui dasar nilai dalam pembebasan tanah; 7. Menyusun data awal neraca daerah; dan 8. Menyusun Sistem Informasi Aset.

3. Revitalisasi Organisasi

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

1 33 94

HARMONISASI MATERI MUATAN HAK ASASI MANUSIA DALAM PERATURAN DAERAH OLEH KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA.

0 1 17

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

2 6 8

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

0 0 1

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

0 0 17

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

0 0 19

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ulos Batak (Studi pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara)

0 0 4

Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja dan Disiplin Karyawan pada Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara

0 0 1

Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja dan Disiplin Karyawan pada Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara

1 1 21

Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja dan Disiplin Karyawan pada Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara

0 0 8