Oppon Siregar : Tinjauan Yuridis Mengenai Asuransi Dalam Transaksi Bisnis Melalui Internet E-Commerce
Dalam Persfektif Hukum Perdata Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Bentuk perjanjian seperti ini lebih lanjtu berkembang di Denmark, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya sampai pada abad ke-12. Pada abad ke-13 dan 14
perdagangan melalui laut mulai berkembang pesat. Tetapi tidak sedikit bahaya yang mengancam dalam perjalanan perdagangan melalui laut. Keadaan ini mulai terpikir
oleh para pedagang waktu itu untuk mencari upaya yang dapat mengatasi kemungkinan kerugian yang timbul melalui laut. Inilah titik awal perkembangan
asuransi laut. Untuk kepentingan perjalanan melalui laut, pemilik kapal meminjam sejumlah
uang dari pemilik uang dengan bunga tertentu. Sedangkan kapal dan barang muatannya dijadikan jaminan. Dengan ketentuan, apabila kapal dan barang
muatannya rusak dan tenggelam, uang dan bunganya susah dibayar kembali. Tetapi apabila kapal dan barang muatannya tiba dengan selamat di tempat tujuan, uang yang
dipinjam itu dikembalikan ditambah dengan bunganya. Ini disebut bodemerij. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bunga yang dibayar itu seolah-olah berfungsi
sebagai premi sedangkan pemilik uang berfungsi sebagai pihak yang menanggung risiko kehilangan uang dalam hal terjadi bahaya yang menimbulkan kerugian. Jadi,
uang hilang itu dianggap seolah-oleh sebagai ganti kerugian kepada pemilik kapal dan barang muatannya.
45
Sesudah abad pertengahan, bidang asuransi laut dan asuransi kebakaran mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama di negara-negara Eropa Barat,
seperti di Inggris pada abad ke-17, kemudian di Prancis pada abad ke-18, dan terus ke negeri Belanda. Perkembangan asuransi laut di negara-negara tersebut dapat
dimaklumi karena negara-negara tersebut banyak berlayar melalui laut dari dan ke
3. Sesudah Abad Pertengahan
45
Ibid, hal. 2.
Oppon Siregar : Tinjauan Yuridis Mengenai Asuransi Dalam Transaksi Bisnis Melalui Internet E-Commerce
Dalam Persfektif Hukum Perdata Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
negara-negara sebeerang laut overeas countries terutama daerah-daerah jajahan mereka.
Pada waktu pembentukan Code de Commerce Prancis awal abad ke-19, asuransi laut dimasukkan dalam kodifikasi. Pada waktu pembentukan Wetboek van
Koophandel Nederland, di samping asuransi laut dimasukkan juga asuransi
kebakaran, asuransi laut diatur secara khusus dalam Undang-Undang Asuransi Laut Marine Insurance Act yang dibentuk pada tahun 1906. Berdasarkan asas
konkordansi, Wetboek van Koophandel Nederland diberlakukan pula di Hindia Belanda melalui Stb. No. 23 Tahun 1847.
4. Abad Ilmu dan Teknologi
Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat pada abad ke-20 berdampak positif pada perkembangan usaha bidang perasuransian. Kegiatan usaha tidak hanya
bidang asuransi melainkan juga bidang penunjang asuransi. Pembangunan bidang prasarana tranportasi sampai daerah pelosok mendorong perkembangan sarana
transportasi darat, laut dan udara serta meningkatkan mobilitas penumpang dari suatu daerah ke daerah bahkan negara lain. Ancaman bahaya lalu lintas juga makin
meningkat sehingga kebutuhan perlindungan terhadap barang muatan dan jiwa penumpang juga meningkat. Dengan demikian, mendorong perkembangan
perusahaan asuransi jiwa dan asuransi social social securityh insurance. Pembangunan di bidang ekonomi ditandai oleh munculnya perusahaan-
perusahaan besar yang memerlukan banyak modal melalui kredit, bangunan kantor, tenaga kerja yang membutuhkan jaminan perlindungan dari ancaman bahaya
kemacetan, kebakaran dan kecelakaan kerja. Hal ini mendorong perkembangan asuransi kredit, asuransi kebakaran, dan
asuransi tenaga kerja. Perkembangan di bidang teknologi satelit komunikasi juga
Oppon Siregar : Tinjauan Yuridis Mengenai Asuransi Dalam Transaksi Bisnis Melalui Internet E-Commerce
Dalam Persfektif Hukum Perdata Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
memerlukan perlindungan dari ancaman kegagalan peluncuran dan berfungsinya satelit sehingga perlu diasuransikan. Hal ini pernah terjadi ketika Indonesia
meluncurkan satelit Palapa B2 yang gagal masuk garis orbit. Karena kegagalan tersebut, Indonesia mengklaim dan mendapat ganti kerugian.
Perkembangan usaha perasuransian mengikuti perkembangan ekonomi masyarakat. Makin tinggi pendapatan perkapita masyarakat, makin mampu
masyarakat memiliki harta kekayaan dan makin dibutuhkan pula perlindungan keselamatannya dari ancaman bahaya. Karena pendapatan masyarakat meningkat
maka kemampuan membayar premi asuransi juga meningkat. Dengan demikian, usaha perasuransian juga berkembang dalam masyarakat yang meliputi asuransi
kerugian, asuransi jiwa dan asuransi sosial yang diatur dalam berbagai undang- undang, khusus mengenai asuransi sosial tidak didasarkan pada perjanjian melainkan
diatur dengan undang-undang sebagai asuransi wajib compulsary.
46
Dalam KUHDagang ada dua cara pengaturan asuransi yaitu pengaturan yang bersifat umum dan yang bersifat khusus. Pengaturan yang bersifat umum terdapat
dalam Buku I Pasal 246-286 KUHDagang yang berlaku bagi semua jenis asuransi, baik yang sudah diatur dalam KUHDagang maupun yang diatur di luar KUHDagang,
kecuali jika secara khusus ditentukan lain. Pengaturan yang bersifat khusus terdapat dalam Buku I Bab 10 Pasal 287-308 KUHDagang dan Buku II Bab 9 dan 10 Pasal
592-695 KUHDagang dengan rincian sebagai berikut :
3. Peraturan Perundangan-undangan Perasuransian. 1. Pengaturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD
47
46
Ibid, hal. 4-5.
47
Ibid.
Oppon Siregar : Tinjauan Yuridis Mengenai Asuransi Dalam Transaksi Bisnis Melalui Internet E-Commerce
Dalam Persfektif Hukum Perdata Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
a. Asuransi kebakaran Pasal 287-298 KUHDagang. b. Asuransi hasil pertanian Pasal 299-301 KUHDagang.
c. Asuransi jiwa Pasal 302-308 KUHDagang. d. Asuransi pengangkutan laut dan perbudakan Pasal 592-685 KUHDagang.
e. Asuransi pengangkutan darat, sungai dan perairan pedalaman Pasal 686-695 KUHDagang.
Pengaturan asuransi dalam KUHDagang mengutamakan segi keperdataan yang didasarkan pada perjanjian antara Tertanggung dan Penanggung. Perjanjian
tersebut menimbulkan kewajiban dan hak Tertanggung dan Penanggung secara timbal balik. Sebagai perjanjian khusus, asuransi dibuat secara tertulis dalam bentuk akta
yang disebut polis asuransi. Pengaturan asuransi dalam KUHDagang meliputi : a. Asas-asas asuransi.
b. Perjanjian asuransi c. Unsur-unsur asuransi.
d. Syarat-syarat klausula asuransi. e. Jenis-jenis asuransi.
2. Undang-Undang No. 2 Tahun 1992