Oppon Siregar : Tinjauan Yuridis Mengenai Asuransi Dalam Transaksi Bisnis Melalui Internet E-Commerce
Dalam Persfektif Hukum Perdata Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
2. Risiko harta benda property risk adalah suatu risiko yang tertuju kepada harta benda milik orang tersebut, yakni risiko atas kemungkinan hilang atau rusaknya
harta benda tersebut. 3. Risiko tanggung jawab liability risk adalah risiko yang mungkin akan timbul
karena seseorang harus bertanggung jawab karena melakukan suatu perbuatan yang menimbulkan kerugian terhadap orang lain.
b. Risiko spekulasi Risiko spekulasi merupakan kejadian yang akan terjadi yang menimbulkan
dua kemungkinan, dimana kemungkinan pertama adalah akan memperoleh keuntungan, sedangkan kemungkinan kedua adalah akan menderia kerugian.
c. Risiko khusus Risiko khusus adalah risiko yang terbit dari tindakan individu dengan dampak
hanya terhadap seseorang tertentu saja. Misalnya risiko berupa kebakaran pada mobil seseorang yang tidak menyebabkan kebakaran pada mobil orang lain.
G. Polis Asuransi
Menurut ketentuan Pasal 255 KUH Dagang, perjanjian pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang disebut polis policy. Polis ini berfungsi
sebagai alat bukti tertulis bahwa telah terjadi pertanggungan antara tertanggung dan penanggung. Dalam polis dicantumkan semua ketentuan dan syarat mengenai
pertanggungan yang telah dibuat. Menurut ketentuan Pasal 256 KUH Dagang, dalam setiap polis, kecuali
mengenai pertanggungan jiwa, harus memuat hal-hal sebagai berikut : a. hari pembuatan perjanjian pertanggungan.
b. nama tertanggung, untuk diri sendiri atau untuk orang ketiga.
Oppon Siregar : Tinjauan Yuridis Mengenai Asuransi Dalam Transaksi Bisnis Melalui Internet E-Commerce
Dalam Persfektif Hukum Perdata Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
c. uraian cukup jelas mengenai benda objek pertanggungan. d. jumlah yang dipertanggungkan.
e. bahaya-bahaya yang ditanggung oleh penanggung. f. saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung.
g. premi pertanggungan. h. umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala syarat
yang diperjanjikan antara pihak-pihak. Di samping syarat-syarat umum tersebut, dalam polis harus dicantumkan juga
isi polis dari berbagai pertanggungan yang diadakan lebih dulu sebelumnya, dengan ancaman batal jika tidak dicantumkan. Berbagai pertanggungan yang dimaksud ialah
seperti yang diatur dalam Pasal 271, 272, 280, 603, 606, 615 KUH Dagang. Bagi pertanggungan-pertanggungan tertentu, selain syarat-syarat yang telah
dikemukakan tadi, di dalam polisnya harus dimuat juga ketentuan tambahan, yaitu ketentuan Pasal 299 KUH Dagang bagi pertanggungan hasil panen, Pasal 304 KUH
Dagang bagi pertanggungan jiwa, Pasal 287 KUH Dagang bagi pertanggungan kebakaran. Pasal 592 KUH Dagang bagi pertanggungan bahaya di laut. Pasal 686
KUH Dagang bagi pertanggungan bahaya pengangkutan di darat, di sungai dan perairan pedalaman.
Oppon Siregar : Tinjauan Yuridis Mengenai Asuransi Dalam Transaksi Bisnis Melalui Internet E-Commerce
Dalam Persfektif Hukum Perdata Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III PRINSIP-PRINSIP UMUM PERDAGANGAN MELALUI INTERNET
E – COMMERCE MENURUT HUKUM PERDATA INDONESIA
A. Prinsip-Prinsip KUHPerdata tentang Kontrak Melalui E-Commerce
Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi :
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia …”
merupakan landasan hukum dalam upaya melindungi segenap bangsa Indonesia, tidak terkecuali bagi orang-orang yang melakukan perbuatan hukum tertentu seperti
transaksi jual beli secara elektronik. Indonesia merupakan negara hukum sehingga setiap warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum, sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945.