Pengertian dan Karakteristik Usaha Kecil dan Menengah UKM

Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007. USU Repository © 2009

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG USAHA KECIL DAN MENENGAH

A. Pengertian dan Karakteristik Usaha Kecil dan Menengah UKM

Kegiatan ekonomi oleh Usaha Kecil dan Menengah UKM dalam konsep pembangunan pedesaan banyak dikenal sebagai kegiatan diluar pertanian off- farm activity, walaupun pada kenyataannya kegiatan seperti ini telah berkembang kepada sektor-sektor ekonomi yang lain. 66 Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil small business adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Pada dasarnya Usaha Kecil tidak mempunyai arti yang pasti, menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 26 1 UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil KUK adalah : “ Usaha yang memiliki total asset maksimum Rp.600.000.000,- enam ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian Usaha Kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang asset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp.600.000.000,- enam ratus juta rupiah”. 67 66 Iwan Triyuwono, dkk, Emansipasi Nilai Lokal: Ekonomi dan Bisnis Pasca Sentralisasi, Malang: Bayumedia Publishing, 2003 hal. 72. 67 Sanusi Bintang, dan Dahlan, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000 hal. 51. 57 Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007. USU Repository © 2009 Dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No. 40KMK.062003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil, dinyatakan pengertian usaha mikro dan usaha kecil, yaitu usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI; memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,- seratus juta rupiah per tahun; atau usaha kecil yang pengertiannya sama dengan ketentuan dan definisi yang diuraikan di atas. 68 Pengertian usaha kecil diatur dalam berbagai ketentuan, antara lain UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil; Kepmen BUMN No. KEP- 236MBU2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang pada intinya sama; Kepmen Keuangan RI No. 40KMK.062003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil. Pengertian Usaha Kecil dalam ketiga ketentuan tersebut adalah usaha yang memenuhi kriteria: Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha yang mempunyai asset Rp.10.000.000.000,- sepuluh miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau omzet tahunan Rp.50.000.000.000,- lima puluh miliar rupiah. 69 68 Tri Widiyono, Op. cit, hal. 307. 69 Ibid., hal. 306. 1. memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp 200.000.000,- dua ratus juta rupiah atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- satu miliar rupiah; 2. milik Warga Negara Indonesia; 3. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar; Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007. USU Repository © 2009 4 berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi. Dalam praktek perbankan, pengertian usaha kecil dapat berbeda dengan pengertian tersebut di atas. Artinya, bank melakukan suatu judgement terhadap pengertian usaha kecil tersebut lebih spesifik, misalnya hanya mengakui fasilitas kredit untuk usaha kecil adalah usaha yang omsetnya sampai dengan Rp.200.000.000,- dua ratus juta rupiah. 70 Sesuai hasil penelitian Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, profil atau karakteristik umum UKM di Indonesia tidak banyak berbeda dengan profil UKM diberbagai Negara maju lainnya, yaitu: 71 70 Ibid. 71 Marsuki, Op. cit., hal. 149. 1. Hampir setengah dari UKM hanya menggunakan kapasitas usahanya 60 atau kurang. Penyebabnya antara lain karena kelemahan perencanaan usaha, disebabkan terbatasnya visi pengusaha kecil karena kebanyakan sekedar ikut- ikutan berusaha. Yang jelas, lebih dari setengah Usaha Kecil dan Menengah UKM tersebut berdiri sebagai pengembangan usaha yang sangat kecil. 2. Masalah utama yang dihadapi oleh UKM berbeda sesuai dengan tahap perkembangan usahanya. Pada masa persiapan, masalahnya adalah masalah permodalan dan kemudahan usaha. Kemudian, pada tahap pengenalan usaha, sektor usaha tersebut menghadapi persoalan pemasaran, permodalan dan hubungan usaha. Sedangkan pada tahap peningkatan usaha, persoalan utama sektor tersebut adalah masalah permodalan dan pengadaan bahan baku. Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007. USU Repository © 2009 3. Umumnya sektor UKM sukar untuk menigkatkan pangsa pasarnya dan bahkan cenderung mangalami penurunan usaha karena kekurangan modal, tidak mampu memasarkan dan kurang keterampilan teknis dan administrasi. 4. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap bantuan pemerintah, berupa permodalan, pemasaran dan pengadaan bahan atau barang baku. 5. Hampir 60 dari UKM menggunakan teknologi tradisional dan hampir 70 dari usaha sektor tersebut melakukan pemasaran langsung ke konsumen. 6. Sebagian besar pengusaha sektor UKM menganggap bahwa untuk memperoleh bantuan keuangan dari sektor perbankan merasa rumit terutama karena persyaratan dokumen yang harus dipersiapkan sukar dipenuhi. Dari sudut pandang khusus, ciri-ciri umum yang juga merupakan sebagai kelemahan-kelemahan sektor UKM seperti yang tersebut di atas, tidak dapat dilepaskan dari profil sektor usaha ini, ditinjau dari aspek permodalan dan keuangannya, meliputi hal-hal berikut: 72 72 Ibid., hal. 150. 1. Umumnya sektor Usaha Kecil dan Menengah UKM memulai usahanya dengan modal sedikit dan keterampilan yang kurang dari pendiri atau pemiliknya. 2. Terbatasnya sumber-sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kelancaran usahanya, seperti dari kredit pemasok supplier dan pinjaman bank ataupun dari bank yang ingin melayani pengusaha kecil dan menengah. 3. Kemampuan memperoleh pinjaman kredit perbankan relatif rendah. Penyebabnya antara lain karena kekurangmampuan untuk menyediakan jaminan dan lain sebagainya. Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007. USU Repository © 2009 4. Banyak dari UKM belum mengerti pencatatan keuanganakuntansi. Tetapi bagi mereka yang telah menggunakan pencatatan keuangan masih mengalami masalah penyusunan laporan keuangan, sehingga menurunkan kemampuannya untuk mengajukan proposal permohonan kredit pada perbankan. 5. Jadi, umumnya sektor UKM kurang mampu membina hubungan dengan perbankan. Pada dasarnya, khusus berdasarkan dengan profil dari segi permodalan dan keuangan yang merupakan kelemahan-kelemahan sektor Usaha Kecil dan Menengah UKM tersebutlah yang menjadi kendala utama bagi sektor perbankan untuk menyalurkan kreditnya pada sektor ini.

B. Landasan Hukum Usaha Kecil dan Menengah UKM