Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
4. risiko; yaitu adanya risiko yang mungkin akan terjadi selama jangka waktu
antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari
nasabah peminjam dana, maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan.
2. Tujuan Kredit
Tujuan kredit adalah untuk memperoleh keuntungan dari bunga kredit yang dibebankan kepada debitor sesuai dengan ketentuan yang diperjanjikan.
Tujuan kredit dapat dilihat dari dua fungsi pokok yang saling berkaitan, yaitu:
18
Berdasarkan pengertian kredit menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 1 huruf k, maka diambil pengertian bahwa tujuan dari
kredit adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat yang kekurangan dana untuk berusaha atau menjalankan usahanya, hal ini dilakukan dengan jalan
memberikan dana kepada masyarakat. Pemberian kredit ini biasanya dilakukan oleh lembaga perbankan, dimana pihak bank merupakan lembaga penyedia atau
penyalur dana kepada masyarakat yang kekurangan dana, dan dana yang disalurkan tersebut diambil dari dana masyarakat yang menghimpun uangnya di
bank dalam bentuk simpanan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian kredit a. Profitabilitas adalah tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diperoleh dari pungutan bunga. b. Safety adalah keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-
benar terjamin sehingga tujuan profitabilitynya dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
18
M. Tohar, Permodalan dan Perkreditan Koperasi, Yogyakarta: Kanisius, 1999 hal. 89.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
yang dilakukan oleh lembaga perbankan ini merupakan suatu intermediary antara masyarakat yang surplus dana dengan masyarakat yang kekurangan dana.
Tujuan perkreditan yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan tugasnya harus diarahkan untuk
kepentingan bank, yaitu:
19
Di dalam perkreditan melibatkan beberapa pihak, yaitu kreditor bank, debitor penerima kredit, otorita moneter, bahkan masyarakat pada umumnya.
Oleh karena itu, tujuan perkreditan berbeda-beda dan tergantung pada pihak-pihak tersebut, yaitu:
a. Membantu perkembangan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebijaksanaan dan program pemerintah dengan tetap mendasarkan pada persyaratan bank secara
teknis dan wajar. b. Mencari keuntungan yang layak bagi bank.
c. Membantu perluasan pemanfaatan jasa-jasa perbankan lainnya, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip kredit itu sendiri.
20
19
Ruddy Tri Santoso, Mengenal Dunia Perbankan Cetakan Kedua, Edisi I, Yogyakarta: Andi Offset, 1996 hal. 111.
20
Moh.Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial Konsep, Tehnik, dan Kasus, Jakarta: P T. Gramedia Pustaka Utama hal. 2.
a. Bagi Kreditor Bank Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya, selain itu tujuan
pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya dalam persaingan serta perkreditan merupakan instrument penjaga likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
b. Bagi Debitor Penerima Kredit Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha makin lancar
dan performance kinerja usaha semakin baik daripada sebelumnya, selain itu kredit juga bertujuan untuk meningkatkan minat berusaha dan keuntungan
sebagai jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan serta memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan.
c. Bagi Otorita Kredit berfungsi sebagai instrument moneter, selain itu kredit juga berfungsi
untuk menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka sumber-sumber
pendapatan Negara, serta berfungsi sebagai instrument untuk ikut serta meningkatkan mutu manajemen dunia usaha, sehingga terjadi efisiensi dan
mengurangi pemborosan di semua lini. d. Bagi Masyarakat
Kredit berfungsi mengurangi pengangguran, karena membuka peluang berusaha, bekerja dan pemerataan pendapatan serta meningkatkan fungsi
pasar, karena ada peningkatan daya beli social buying power. Secara umum, tujuan kredit di bank dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. memenuhi kebutuhan nasabah dalam persediaan uang tunai saat ini; b. mempertahankan standar perkreditan yang layak;
c. mengevaluasi berbagai kesempatan usaha baru; d. mendatangkan keuntungan bagi bank dan pada saat yang sama menyediakan
likuiditas yang memadai.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
Tujuan dasar kredit dimaksudkan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu yang tidak boleh merugikan tujuan lainnya, bahkan harus saling menunjang atau
dapat dicapai bersama. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan melalui suatu analisis dan penelitian yang cermat untuik mencegah terjadinya
kerugian bagi bank.
21
Pemberian kredit khususnya kepada Usaha Kecil dan Menengah UKM atau kepada masyarakat yang kurang mampu ini diasumsikan bahwa rakyat
miskin, atau relatif miskin, berada dalam posisi mengatasi persoalan keuangan mereka dengan usahanya sendiri, apabila mereka dibantu agar menjadi produktif.
Tujuan program kredit ini adalah untuk memperbaiki potensi kemandirian kelompok masyarakat dalam memecahkan persoalannya sendiri, yaitu keluar dari
jurang kemiskinan.
22
Dengan adanya pemberian kredit ini, diharapkan dapat menunjang pembangunan perekonomian nasional, khususnya di sektor Usaha Kecil dan
Menengah UKM, sehingga masyarakat dari semua lapisan dapat ikut berperan serta di dalamnya. Dengan adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat
untuk berusaha khususnya masyarakat lapisan bawah, yaitu dengan pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak perbankan, maka hal ini dianggap sebagai suatu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran, memerangi kemiskinan, dan juga sebagai upaya untuk pemerataan pendapatan.
Hal ini disebabkan karena Usaha Kecil dan Menengah UKM merupakan salah satu sarana untuk menciptakan lapangan kerja, sehingga dapat mengurangi jumlah
21
Ruddy Tri Santoso, Loc. cit.
22
Hans Nirschl Georg Sticker, Ilmu Berhemat Panduan Kredit Mikro untuk Usaha Kecil, Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, 2005 hal. 7.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
pengangguran di Indonesia yang beberapa tahun belakangan ini angkanya melonjak naik akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Penyaluran dana melalui pemberian kredit yang dilakukan oleh lembaga perbankan ini diharapkan dapat menciptakan pembangunan nasional yang merata,
serta dapat menciptakan kehidupan masyarakat Indonesia yang makmur, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. Satu hal terakhir yang sangat
penting adalah bahwa program kredit baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi ekonomi lokal maupun regional.
23
Fasilitas kredit sebagai aktifitas utama lembaga perbankan mempunyai konstruksi yang sama sejak dulu. Namun, kini di dalam perkembangannya
terdapat berbagai perbedaan dalam pemberian kredit oleh lembaga-lembaga perbankan tersebut. Salah satunya yaitu dalam hal pembagian jenis kredit.
Terdapat perbedaan dalam hal pembagian jenis kredit dari masing-masing bank, tergantung pada strategi bank yang bersangkutan.
B. Jenis-jenis Kredit
24
Menurut Munir Fuady, kredit banyak jenisnya karena dapat digolongkan berdasarkan kriteria yang digunakan, yaitu:
25
23
Ibid.
24
Tri Widiyono, Op. cit., hal. 283.
25
Munir Fuady, Hukum Perkreditan Kontemporer, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996 hal. 14.
1. Penggolongan Berdasarkan Jangka Waktu Apabila jangka waktu digunakan sebagai kriteria, maka suatu kredit dapat
dibagi ke dalam:
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
a. Kredit Jangka Pendek; yakni kredit yang jangka waktunya tidak melebihi
1 tahun. b.
Kredit Jangka Menengah; yakni kredit yang mempunyai jangka waktu antara 1 sampai 3 tahun.
c. Kredit Jangka Panjang; dalam hal ini merupakan kredit yang mempunyai
jangka waktu di atas 3 tahun. 2. Penggolongan Berdasarkan Dokumentasi
Dapat dibagi ke dalam: a.
Kredit dengan perjanjian kredit tertulis. b.
Kredit tanpa surat perjanjian kredit. Untuk itu dapat dibagi ke dalam: 1 Kredit lisan. Tetapi ini sangat jarang dilakukan.
2 Kredit dengan instrumen surat berharga. Misalnya kredit yang hanya lewat dokumen promes promissory note, Obligasi bonds, kartu
kredit, dan sebagainya. 3 Kredit Cerukan overdraft. Kredit seperti ini timbul karena:
a Penarikanpembebanan giro yang melampaui saldonya.
b Penarikanpembebanan RC yang melampaui plafonnya.
3. Penggolongan Berdasarkan Bidang Ekonomi Dalam hal ini suatu kredit dapat dibagi ke dalam:
a. Kredit untuk sektor pertanian, perburuhan, dan sarana pertanian.
b. Kredit untuk sektor pertambangan.
c. Kredit untuk sektor perindustrian.
d. Kredit untuk sektor listrik, gas, dan air.
e. Kredit untuk sektor konstruksi.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
f. Kredit untuk sektor perdagangan, restoran, dan hotel.
g. Kredit pengangkutan, perdagangan, komunikasi.
h. Kredit untuk sektor jasa.
i. Kredit untuk sektor lain-lain.
4. Penggolongan Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaannya a. Kredit Konsumtif. Ini merupakan kredit yang diberikan kepada debitor
untuk keperluan konsumsi seperti kredit profesi, kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor, pembelian alat-alat rumah tangga, dan lain-lain
sebagainya. b. Kredit Produktif, yang terdiri dari;
1 Kredit Investasi; yang dipergunakan untuk membeli barang modal atau barang-barang tahan lama, seperti tanah, mesin, dan sebagainya. Namun
demikian, sering juga kredit ini digolongkan ke dalam kredit investasi adalah apa yang disebut sebagai Kredit Bantuan Proyek.
2 Kredit Modal kerja Working Capital CreditKredit eksploitasi; untuk membiayai modal lancar yang habis dalam pemakaian, seperti untuk
barang dagangan, bahan baku, overhead produksi, dan sebagainya. 3 Kredit Likuiditas; diberikan dengan tujuan untuk membantu perusahaan
yang sedang kesulitan likuiditas. Misalnya kredit likuiditas dari Bank Indonesia yang diberikan untuk bank-bank yang memiliki likuiditas di
bawah bentuk uang. 5. Penggolongan Kredit Berdasarkan Objek yang Ditransfer
Dapat dibagi kedalam:
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
a. Kredit Uang Money Credit, di mana pemberian dan pengembalian kredit
dilakukan dalam bentuk uang. b.
Kredit Bukan Uang Non Money Credit, Mercantile Credit, Merchant Credit, di mana diberikan dalam bentuk barang dan jasa, dan
pengembaliannya dilakukan dalam bentuk uang. 6. Penggolongan Kredit Berdasarkan Waktu Pencairannya
Dalam hal ini suatu kredit dapat dibagi lagi ke dalam: a.
Kredit Tunai Cash Credit, di mana pencairan kredit dilakukan atau pemindahbukuan ke dalam rekening debitor.
b. Kredit Tidak Tunai Non Cash Credit, di mana kredit tidak dibayar pada
saat pinjaman dibuat. Termasuk kedalam penggolongan ini misalnya: 1
Garansi Bank atau Stand By LC. Dalam hal ini bank akan membayar apabila terjadi perbuatan tertentu, misalnya jika pada suatu saat pihak
pemohon garansi tidak melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain, maka dalam hal seperti ini banklah yang akan membayarnya.
2 Letter of Credit, yang merupakan jaminan kepada penjualpengirim barang
di mana bank akan membayar sejumlah uang jika dokumen-dokumen tertentu dipenuhi oleh penjualpengirim barang.
7. Penggolongan Kredit Menurut Cara Penarikannya Apabila dilihat dari segi penarikannya, maka suatu kredit dapat dibagi ke
dalam: a.
Kredit Sekali Jadi Alfopend. Yakni kredit yang pencairan dananya dilakukan sekaligus, misalnya secara tunai ataupun secara
pemindahbukuan.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
b. Kredit Rekening Koran. Dalam hal ini, baik penyediaan dana maupun
penarikan dana tidak dilakukan sekaligus, melainkan secara tidak teratur kapan saja dan berulang kali. Penarikan dana oleh nasabah dilakukan
selama plafon kredit masih tersedia, dilakukan dengan melalui pemindahbukuan, penarikan cek, bilyet, giro, atau perintah
pemindahbukuan lainnya. c.
Kredit Berulang-ulang Revolving Loan. Kredit semacam ini biasanya diberikan terhadap debitor yang tidak memerlukan kredit sekaligus,
melainkan secara berulang-ulang sesuai kebutuhan, asalkan masih dalam batas maksimum dan masih dalam jangka waktu yang diperjanjikan.
Berbeda dengan kredit rekening koran, maka kredit berulang-ulang ini lebih dibatasi tidak dalam arti seluas-luasnya, terutama dalam hal
penarikan dan penyetoran. d.
Kredit Bertahap. Kredit bertahap ini merupakan kredit yang pencairan dananya dilakukan secara bertahap dalam beberapa termin, misalnya
tranche I, II, III, dan IV. e.
Kredit Tiap Transaksi self-liquidating atau eenmalige transactie crediet. Merupakan kredit yang diberikan untuk satu transaksi tertentu, di mana
pengembalian kredit diambil dari hasil transaksi yang bersangkutan. Berbeda dengan revolving credit, maka kredit eenmalige ini tidak ditarik
dananya secara berulang-ulang, melainkan sekaligus saja, yakni untuk tiap transaksi saja.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
8. Penggolongan Kredit dilihat dari Pihak Kreditornya Apabila dilihat dari segi pihak pemberi kredit, maka suatu kredit dapat
digolong-golongkan ke dalam: a.
Kredit Terorganisasi Organized Credit, yakni kredit yang diberikan oleh badan-badan yang terorganisir secara legal dan memang berwenang
memberikan kredit. Misalnya bank, koperasi, dan sebagainya. b.
Kredit tidak Terorganisasi Unorganized Credit. Merupakan kredit yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang, ataupun badan yang
tidak resmi untuk memberikan kredit. Kredit tidak teroganisasi ini dapat dipilah-pilah ke dalam kategori sebagai
berikut: 1 Kredit Rentenir, yakni kredit yang diberikan oleh perorangan atau
badan tidak resmi untuk memberikan kredit, yang sering dijuluki lintah darat.
2 Kredit Penjual, merupakan kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli dalam suatu jual-beli, di mana barang segera diserahkan
sementara harga barang dibayar kemudian secara kredit. 3 Kredit Pembeli, yang dimaksudkan adalah kredit yang juga terbit dari
jual-beli, di mana uang pembelian segera diserahkan sementara barangnya diserahkan di kemudian hari. Misalnya seperti yang sering
dipraktekkan dalam pembelian bahan bangunan, dan lain-lain. 9. Penggolongan Kredit Berdasarkan Negara Asal Kreditor
Apabila ditinjau dari segi asal negara dari mana kreditor berada, maka suatu kredit dapat digolong-golongkan sebagai berikut:
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
a. Kredit Domestik DomesticOnshore Credit
Ini merupakan kredit yang kreditornyakreditor utamanya berasal dari dalam negeri.
b. Kredit Luar negeri ForeignOffshore Credit
Merupakan kredit dengan kreditor atau kreditor utamanya berasal dari luar negeri.
10. Penggolongan Kredit Berdasarkan Jumlah kreditornya Berdasarkan berapa banyaknya jumlah kreditornya, maka suatu kredit dapat
dibagi ke dalam: a.
Kredit dengan Kreditor Tunggal Yakni kredit yang kreditornya hanya satu orangsatu badan hukum saja.
Ini yang sering disebut dengan Single Loan. b.
Kredit Sindikasi Ini merupakan kredit di mana pihak kreditornya terdiri dari beberapa
badan hukum, di mana biasanya salah satu di antara kreditor tersebut bertindak sebagai Lead CreditorLead Bank.
Sekalipun terdapat perbedaan pada masing-masing bank dalam penggolongan suatu jenis kredit, selain dari yang diungkapkan oleh Munir Fuady
yang tersebut di atas, pada umumnya pembagian kredit dapat dilihat dari beberapa sudut pandang berikut ini:
26
Dilihat dari tujuannya, pembagian kredit dapat dibedakan menjadi kredit modal kerja KMK danatau kredit investasi KI. Kredit modal kerja
1. Dilihat dari tujuannya
26
Tri Widiyono, Op. cit., hal. 283-286.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
diperuntukkan sebagai fasilitas untuk memenuhi inventory, sedangkan kredit investasi diperuntukkan sebagai pembiayaan investasi. Hal ini akan
mempengaruhi pola kredit, penarikan, agunan, dan lain sebagainya. 2. Dilihat dari dana yang diberikan
Pembagian kredit berdasarkan dari dana yang disediakan bank dan pemberiannya, kredit juga dapat dibagi menjadi cash loan kredit modal kerja
dan kredit investasi dan noncash loan bank garansi dan letter of credit serta surat kredit berdokumen dalam negeri SKBDN, kredit-kredit yang berkaitan
dengan transaksi LC dan SKBDN. Termasuk dalam kaitannya dengan kredit demikian adalah pre export financing, yaitu fasilitas kredit modal kerja untuk
pembiayaan bahan baku guna pembuatan barang yang akan diekspor berdasarkan LC ekspor.
3. Dilihat dari jumlah kredit Pembagian kredit juga sering dikaitkan dengan jumlah kredit yang diberikan,
biasanya juga dikaitkan dengan nasabah bank yang bersangkutan, misalnya untuk nasabah-nasabah korporasi yang biasanya memerlukan dana yang relatif
besar dan spesifikasi tersendiri, segmen ini mendapatkan perhatian tersendiri, berbeda dengan penanganan kredit lainnya. Disamping itu, hal ini juga
menyangkut pemberian fasilitas dan penawaran bagi produk bank yang bersangkutan pada segmen ini yang tentunya berbeda dengan segmen lainnya.
Untuk nasabah menengah atau ritel, dengan pasar dan karakteristik yang berbeda, termasuk jenis dan jumlah fasilitas kredit yang berbeda, maka
penanganan kredit yang demikian juga memerlukan sentuhan yang berbeda.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
4. Dilihat dari penggunaannya Dilihat dari penggunaannya, ada kredit untuk kegiatan konsumtif dan kredit
produktif serta kredit bebas penggunaan. Termasuk di dalam golongan ini adalah kredit untuk pembelian rumah, untuk pembangunan rumah, dan untuk
pembelian kendaraan. 5. Dilihat dari agunannya
Dilihat dari agunannya, kredit dapat dibedakan dengan kredit tanpa agunankredit bebas agunan dan kredit dengan agunan. Dalam hal ini juga
terdapat pemberian kredit dengan jaminan nonkomersial, misalnya jaminan berupa surat nikah, ijazah, surat keputusan pengangkatan, dan lain sebagainya.
Dilihat dari agunannya, kredit dapat dibagi menjadi berikut ini: a.
Kredit dengan agunan umum, yaitu berdasarkan Pasal 1131 KUH- Perdata.
27
b. Kredit dengan agunan khusus, termasuk di antaranya jaminan fidusia, hak
tanggungan, hipotik, gadai, hak penanggungan personal guarantee dan corporate guarantee.
c. Disamping itu, terdapat pembagian agunan berdasarkan jenis agunan cash
atau noncash. Dalam hal agunan berupa simpanan deposito, giro, tabungan, dan sejenisnya dinamakan cash collateral, sebaliknya jika
agunan berupa nonsimpanan dinamakan noncash collateral. Terhadap agunan berupa cash collateral, lembaga pengikatan yang digunakan
adalah gadai.
27
Pasal 1131 KUH-Perdata: “Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi
tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
Yang terpenting dari benda yang dijadikan agunan kredit adalah loan to value LTV, yaitu perbandingan antara limit kredit dengan nilai agunan.
Juga perlu diperhatikan mengenai coverage ratio, yaitu perbandingan antara nilai agunan dengan limit kredit, misalnya adalah 80dan coverage
ratio 125. 6. Dlihat dari cara penarikannya
Dilihat dari sarana penarikannya, kredit dibedakan dengan yang menggunakan sarana kartu kredit, baik yang ditarik melalui ATM dan melalui merchant atau
kredit konvensional. Namun demikian, umumnya penarikan kredit adalah pemindahbukuan dari rekening pinjaman ke rekening milik debitor. Dengan
pengkreditan dana oleh bank kepada rekening debitor, berarti kredit telah cair. Harus diperhatikan bahwa pengkreditan yang dilakukan oleh bank kepada
rekening debitor tersebut setelah diadakan check list terakhir atas persyaratan pencairan kredit sebagaimana diatur dalam perjanjian kredit.
7. Dilihat dari debitornya Dilihat dari pihak debitornya kredit ada yang langsung dan tidak langsung,
kredit dapat dibedakan dengan pemberian kredit secara channeling tidak langsung atau executing langsung. Pola-pola pemberian kredit dengan
menggunakan pola channeling tidak langsung atau executing langsung, diperlukan oleh bank untuk dapat memperluas pemasaran kredit, yakni
melalui agen. Sedangkan bagi pihak agen, hal ini sangat menguntungkan karena bisa mendapatkan dana segar.
Dilihat dari pihak debitornya ini, kredit dapat diberikan kepada baik badan hukum maupun bukan badan hukum serta kepada orang pribadi.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
8. Dilihat dari kreditornya Dilihat dari kreditornya, kredit dapat diberikan secaraoleh sindikasi atau biasa
nonsindikasi. 9. Dilihat dari sisi transaksi derivatif
Terdapat variasi jenis kredit yang sangat kompleks, yaitu dalam kredit yang menyangkut transaksi derivatif. Jenis kredit ini lahir untuk menutup risiko
adanya fluktuasi kurs. Oleh karena itu, pembagian kredit ini mengacu pada dasar-dasar transaksi derivatif, baik berdasarkan spot penyerahan valuta 2
dua hari kerja setelah transaksi, forward penyerahan valuta lebih dari 2 hari kerja, maupun option hak membeli atau menjual valuta. Dari ketiga basic
transaksi derivatif tersebut dapat lahir berbagai macam bentuk transaksi lain yang lebih kompleks.
10. Dilihat dari cara mendapatkan kredit Dilihat dari cara mendapatkan kredit, dapat dibedakan antara lain:
a. dengan cara membeli kredit dari lembagapihak laintake over credit;
b. pengambilalihan kredit dengan cara lainnya, baik melalui cara novasi,
subrogasi, cessie, dan lainnya; c.
melalui asset buying pengalihan kredit secara subrogasi, di mana pengelolaan kredit masih tetap pada kreditor lama.
11. Dilihat dari motivasi dan dasar pemberiannya Dilihat dari motivasi dalam pemberian kredit, maka terdapat jenis kredit
berdasarkan pada kredit-kredit program pemerintah atau kredit-kredit berdasarkan ketentuan yang diterbitkan oleh lembagainstansidepartemen,
misalnya kredit untuk usaha kecil, kredit mikro, kredit usaha menengah, kredit
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
penerusan dana dari pemerintah, kredit penerusan dana dari laba BUMN yang disisihkan, dan lain sebagainya.
Termasuk di dalam kredit program ini adalah kredit perkebunan dan kredit kepada koperasi, termasuk juga pencampuran dari berbagai macam jenis
kredit tersebut dalam suatu kredit. Di samping adanya berbagai macam derivatif kredit atau pembagian sebagaimana yang diuraikan, yang mungkin
masing-masing bank mempunyai nama dan cara pembagian yang berbeda- beda.
Dari berbagai variasi bidang perkreditan seperti yang disebutkan di atas, dalam praktik terdapat berbagai dokumen kredit yang satu dengan yang lain-lain
berbeda, tergantung pada jenis kredit dan bentuk serta macam kredit sebagaimana pembagian di atas. Di samping itu, dalam pemberian kredit juga perlu
diperhatikan ketentuan yang berkaitan dengan penilaian kualitas aktiva produktif dan batas maksimum pemberian kredit.
28
Dalam pemberian kredit, suatu bank pada hakikatnya harus menganut asas “mengambil risiko sekecil mungkin”. Risiko yang dimaksud adalah risiko
terhadap kemungkinan kredit itu tidak dapat dibayar kembali oleh debitornya. Risiko itu dapat dibatasi antara lain bila suatu bank tidak terlalu banyak
memberikan kredit kepada nasabah tertentu saja atau kepada pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan bank tersebut. Oleh karena itu, praktek pemberian
C. Pembatasan Pemberian Kredit 1. Batas Maksimum Pemberian Kredit
28
Tri Widiyono, Op. cit., hal. 287.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
kredit oleh suatu bank kepada perusahaan-perusahaan yang merupakan kelompok usaha sendiri, kepada pemegang saham dan kepada pengurus bank yang
bersangkutan, harus dihindarkan atau sekurang-kurangnya sangat dibatasi.
29
Pemberian kredit yang hanya terkonsentrasikan pada hanya beberapa nasabah mengandung risiko tinggi karena kehidupan bank akan tergantung pada
beberapa nasabah tersebut. Risiko ini lebih besar lagi kalau kredit tersebut diberikan kepada perusahaan-perusahaan orang dalam, karena pada umumnya
kredit yang demikian ini diberikan secara kurang wajar, artinya penilaian kreditnya dilakukan secara kurang objektif, persyaratan biasanya lebih longgar
dibandingkan dengan kredit lainnya, dan pada saat perusahaan grup orang dalam tersebut mengalami kesulitan, bank tidak mampu bertindak secara lugas dan
tegas.
30
Untuk mencegah pemberian kredit yang berlebihan tersebut, di beberapa negara diatur secara tegas, bahkan dalam undang-undang. Di Indonesia semula
pembatasan hanya disisipkan dalam ketentuan perhitungan capital adequacy yaitu dengan memberikan risk margin yang lebih besar pada kredit-kredit besar yang
melampaui 15 modal sendiri, namun kemudian ketentuan batas maksimum pemberian kredit ini untuk pertama kali ditegaskan dalam pakt oktober 1988, yang
selanjutnya dikukuhkan dalam undang-undang.
31
Dengan demikian yang dimaksud batas maksimum pemberian kredit yaitu suatu persentase perbandingan batas maksimum penyediaan dana yang
diperkenankan terhadap modal bank. Dalam kerangka penyedian dana ini maka ada beberapa yang dikecualikan di antaranya yaitu: penanaman dana pada BSI
29
Rachmadi Usman, Op. cit., hal. 251.
30
Ibid.
31
Ibid., hal. 252.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
dan surat hutang yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia; bagian dana yang diterbitkan danatau dijamin oleh Bank Indonesia; penyertaan modal sementara
dalam rangka restrukturisasi kredit; bagian penyediaan dana yang dijamin dengan agunan tunai berupa giro, deposito, tabungan, setoran jaminan yang diblokir
disertai dengan surat kuasa pencairan; penempatan sepanjang program penjaminan pemerintah masih berlaku dan bank tersebut memenuhi persyaratan
program penjaminan.
32
Berdasarkan Pasal 11 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, maka ketentuan batas maksimum pemberian kredit dibedakan atas 2 dua jenis, yaitu:
33
Bank Indonesia dapat menetapkan batas maksimum yang lebih rendah dari 10 tetapi tidak boleh melebihi 10 dari modal bank yang bersangkutan.
Pengertian modal bank ditetapkan oleh Bank Indonesia sesuai pengertian yang a. Jenis batas maksimum 30
Bank Indonesia dapat menetapkan batas maksimum yang lebih rendah dari 30 dari modal bank, tetapi tidak boleh melebihi 30 dari modal bank yang
bersangkutan. Pengertian modal bank ditetapkan Bank Indonesia sesuai dengan pengertian yang dipergunakan dalam penilaian kesehatan bank. Batas
maksimum pemberian kredit ini ditujukan kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam
kelompok yang sama dengan bank yang bersangkutan. Kelompok grup merupakan kumpulan orang atau badan yang satu sama lain mempunyai kaitan
dalam hal kepemilikan, kepengurusan, danatau hubungan keuangan. b. Jenis batas maksimum 10
32
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000 hal. 421.
33
Rachmadi Usman, Loc. cit.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
dipergunakan dalam penilaian kesehatan bank. Batas maksimum pemberian kredit ini ditujukan kepada:
1 pemegang saham yang memiliki 10 atau lebih dari modal disetor bank; 2 anggota Dewan Komisaris;
3 anggota Direksi; 4 keluarga dari pihak pemegang saham, anggota Dewan Komisaris;
5 pejabat bank lainnya; dan 6 perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak-
pihak pemegang saham, anggota dewan komisaris, anggota direksi, keluarga pemegang saham, anggota dewan komisaris dan anggota direksi,
dan pejabat bank lainnya. Dalam memberikan kredit bank dilarang melampaui batas maksimum
pemberian kredit sebagaimana tersebut di atas. Larangan ini dimaksudkan agar dalam memberikan kredit, bank menerapkan asas-asas perkreditan yang sehat
sehingga bank dapat memelihara kesehatan dan meningkatkan daya tahannya. Bank dinyatakan melakukan pelanggaran larangan terhadap ketentuan batas
maksimum pemberian kredit apabila pada saat pemberiannya saldo kredit tersebut melampaui batas maksimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pelanggaran terhadap ketentuan batas maksimum pemberian kredit tersebut selain dapat dikenakan sanksi, juga akan diperhitungkan dalam penilaian tingkat
kesehatan bank. Kemudian kepada bank diwajibkan untuk menyampaikan laporan bulanan setiap bulan kepada Bank Indonesia mengenai penyediaan dana kepada
peminjam dan kelompok peminjam yang melampaui batas maksimum pemberian kredit, seluruh penyediaan dana kepada pihak-pihak yang terkait dengan bank.
Diegi Dona Sari : Penyaluran Dana UKM Melalui Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Solok Sumbar, 2007.
USU Repository © 2009
Apabila kewajiban ini dilanggar oleh bank, maka bank yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi berupa kewajiban membayar denda danatau sanksi pidana.
34
Selain batas maksimum pemberian kredit tersebut di atas, bank dalam pemberian kredit juga diatur mengenai administrasinya, misalnya bahwa:
2. Larangan Pemberian Kredit