Fase Intensif pengobatan, Lama Pengobatan, dan Pengobatan Tambahan Pemantauan selama pengobatan

5 Obat diberikan sekurang-kurangnya 6 hari dalam seminggu, apabila mungkin etambutol, pirazinamid, dan fluoro kuinolon diberikan setiap hari oleh karena konsentrasi dalam serum yang tinggi memberikan efikasi. 6 Lama pengobatan minimal 18 bulan setelah terjadi konversi. 7 Apabila terdapat DST, maka harus digunakan sebagai pedoman terapi. DST tidak memprediksi efektivitas atau inefektivitas obat secara penuh. 8 Pirazinamid dapat digunakan dalam keseluruhan pengobatan apabila dipertimbangkan efektif. Sebagian besar penderita MDR TB memiliki keradangan kronik di parunya, dimana secara teoritis menghasilkan suasana asam dan pirazinamid bekerja aktif. 9 Deteksi awal adalah faktor penting untuk mencapai keberhasilan. Pengobatan pasien TB MDR terdiri atas dua tahap, tahap awal dan tahap lanjutan. Pengobatan TB MDR memerlukan waktu lebih lama daripada pengobatan TB bukan MDR, yaitu sekitar 18-24 bulan. Pada tahap awal pasien akan mendapat Obat anti tuberkulosis lini. Kedua minimal 4 jenis OAT yang masih sensitif, dimana salah satunya adalah obat injeksi. Pada tahap lanjutan, semua OAT lini kedua yang dipakai pada tahap awal.

2.7.1 Fase Intensif pengobatan, Lama Pengobatan, dan Pengobatan Tambahan

Pemberian obat suntik atau fase intensif yang direkomendasikan adalah berdasarkan konversi kultur. Obat suntik diteruskan sekurang-kurangnya 6 bulan dan minimal 4 bulan setelah hasil sputum atau kultur pertama yang menjadi negatif. Pendekatan individual termasuk hasil kultur, sputum, foto toraks dan Universitas Sumatera Utara keadaan klinis pasien juga dapat membantu memutuskan penghentian pemakaian obat suntik. Lamanya pengobatan berdasarkan konversi kultur. Panduan yang direkomendasikan adalah meneruskan pengobatan minimal 18 bulan setelah konversi kultur. Sampai saat ini belum ada data yang mendukung pengurangan lama pengobatan. Pengobatan lebih dari 24 bulan dapat dilakukan pada kasus kronik dengan kerusakan paru luas. Pengobatan tambahan berupa pendukung nutrisi. Pasien TB MDR sering mengalami malnutrisi, selain itu OAT lini kedua dapat menyebabkan penurunan nafsu makan. Vitamin B6, vitamin A dan mineral sebaiknya ditambahkan dalam diet sehari-hari.

2.7.2 Pemantauan selama pengobatan

Pasien harus dipantau secara ketat untuk menilai respons terhadap pengobatan dan mengidentifikasi efek samping pengobatan. Gejala klasik TB – batuk, berdahak, demam dan BB menurun – umumnya membaik dalam beberapa bulan pertama pengobatan. Penilaian respons pengobatan adalah konversi dahak dan biakan. Hasil uji kepekaan MDR TB dapat diperoleh setelah 2 bulan. Pemeriksaan dahak dan biakan dilakukan setiap bulan pada fase intensif dan setiap 2 bulan pada fase lanjutan. Evaluasi pada pasien MDR TB adalah; 1 Penilaian klinis termasuk berat badan, 2 Penilaian segera bila ada efek samping, 3 Pemeriksaan dahak setiap bulan pada fase intensif dan setiap 2 bulan pada fase lanjutan, 4 Pemeriksaan biakan setiap bulan pada fase intensif sampai konversi biakan, Universitas Sumatera Utara 5 Uji kepekaan obat sebelum pengobatan dan pada kasus kecurigaan akan kegagalan pengobatan, 6 Periksa kadar kalium dan kreatinin sepanjang pasien mendapat suntikan Kanamisin dan Kapreomisin, 7 Pemeriksaan TSH dilakukan setiap 6 bulan dan jika ada tanda-tanda hipotiroid.

2.8 Pencegahan terjadinya resistensi obat

Dokumen yang terkait

Analisis Penatalaksanaan Program Penanggulangan Tuberkulosis Multi Drugs Resisten (TB-MDR) di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015

13 125 111

Prevalensi Risiko Tuberkulosis Multi Drug Resistance (TB-MDR) di Kota Depok tahun 2010 - 2012

2 18 45

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN TUBERCULOSIS PARU MULTI DRUG RESISTANCE (TB MDR) Hubungan Antara Ketidakpatuhan Minum Obat Dengankejadian Tuberculosis Paru Multi Drug Resistance (Tb MDR) Di Puskesmas Nogosari Boyolali.

0 1 16

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 18

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 9

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 36

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 3 3

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 10

MDR TB (Multi Drug Resistant Tuberculosis) Reversi

0 0 7