Instrumen Penelitian Metode Analisis Data

pertama kali ada di Provinsi Sumatera Utara, dan sehingga penulis tertarik untuk melakukan peneliti di Puskesmas Helvetia

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan antara Desember 2015 sampai Mei 2016.

3.3 Pemilihan Informan

Pemilihan Informan dilakukan dengan kesesuaian dan kecukupan meliputi 3 orang keluarga Penderita TB MDR, 1 orang Petugas TB MDR Puskesmas Helvetia, 1 orang Dokter TB MDR Puskesmas Helvetia, dan 1 orang Ketua Organisasi TB MDR.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan adalah wawancara, dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan dan memakai recorder sebagai alat perekam untuk mengetahui gambaran perilaku keluarga terhadap kepatuhan minum obat penderita Tuberkulosis MDR Multi Drug Resistant di Puskemas Helvetia.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat peneliti adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode Universitas Sumatera Utara kualitatif, penguasaan teori, dan wawasan terhdapan bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada natural setting kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data yang lebih banyak pada observasi berperan serta participation observation, wawancara mendalam indepth interview dan dokumentasi. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Maka, pada penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer. Maka menurut Lincoln and Guba Sugiyono, 2009 mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunana wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu : 1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan 2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3. Mengawali atau membuka alur wawancara 4. Melangsungkan alur wawancara 5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh Sugiyono, 2009 Universitas Sumatera Utara 3.6 Definisi Operasional Variabel 3.6.1 Faktor Presdiposisi Predisposising Factors, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, dan sebagainya a. Pengetahuan Pengetahuan adalah pemahaman pasien TB Resistan Obat dengan informasi mengenai TB Resistan Obat tentang penyebab penyakit, sumber informasi, kapan dikatakan seseorang sudah menderita TB Resistan Obat, cara penularan, cara pengobatan, lama pengobatan, efek samping obat, bagaimana jika tidak patuh berobat, bagaimana mengatasi, cara pencegahan. b. Sikap adalah respon tertutup pasien TB Resistan Obat terhadap penyakit TB Resistan Obat, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan meliputi penyakit TB Resistan Obat yang memerlukan pengobatan yang panjang, memerlukan pemeriksaan laboratorium berulang, mempunyai efek samping obat. c. Kepercayaan mengambarkan pasien percaya terhadap keyakinan dan budaya yang sudah menjadi kebiasaan dalam pengobatan TB MDR.

3.6.2 Faktor Pemungkin Enabling Factors yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan dalam pengobatan TB MDR. a. Jarak Tempuh adalah seberapa jauh jarak dalam satuan jarak kilometer yang dilalui untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan dalam pengobatan TB MDR. Universitas Sumatera Utara b. Waktu Tempuh adalah waktu dalam satuan waktu jam atau menit yang dibutuhkan untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan dalam pengobatan TB MDR. c. Akses Pelayanan adalah pasien menggunakan transportasi yang seperti apa untuk sampai ke pelayanan kesehatan yang menyebabkan mereka patuh minum obat dalam pengobatan TB MDR.

3.6.3 Faktor Pendorong Reinforsing Factors yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat dalam pengobatan TB MDR. a. Dukungan Petugas kesehatan dalam pengobatan TB Resisten Obat ada efek samping obat yang luarbiasa yang tidak diharapkan. Maka, peran petugas menyampaikan informasi yang tepat dalam pengobatan terhadap pasien. b. Kader, merupakan dukungan yang diberikan orang yang bergerak dalam pengobatan TB MDR. Penggerak LSM ataupun pasien TB MDR yang sudah sembuh yang membantu memberikan semangat.

3.6.4 Perilaku Keluarga, menjadi faktor penting dalam kepatuhan pasien dalam

tahap pengobatan sehingga dapat menjadi patuh dalam pengobatan dalam pengobatan TB MDR. Adanya kepedulian dan dukungan keluarga menjadi pengaruh dalam kepatuhan minum obat penderita TB MDR.

3.6.5 Kepatuhan minum obat pasien, gambaran sejauh apa pasien TB Resisten

Obat dalam melakukan tahap pengobatan pasien. Dari pengobatan tahap awal pasien, dimulai dari tahap injeksi, sampai tahap pengobatan secara oral rutin selama dua tahun. Universitas Sumatera Utara

3.6.6 TB MDR Tuberkulosis Multi-Drug Resistant, TB yang terjadi karena

resisten terhadap rifampisin dan isoniazid, dengan atau tanpa OAT lainnya, atau TB biasa tahap satu yang tidak selesai pengobatan selama enam bulan, atau kontak langsung dengan penderita TB MDR lainnya. Penyakit seperti apa yang dipahami oleh pasien agar mau menjalani pengobatan.

3.6.7 Obat TB MDR, fase pengobatan 18-24 bulan yang diketahui keluarga dan

pasien TB MDR mulai dari fase awal yaitu tahapan suntik, konversi ke tahapan minum obat, sampai pemeriksaan rutin kultur sampai dinyatakan negatif bebas kuman hingga dinyatakan sembuh.

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu arahan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Data disajikan dalam bentuk matrix kemudian data di analisa menggunakan teori dan pustaka yang ada. Data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif, sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada pola yang jelas. Analisi data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dilapangan. Menurut Nasution 1988 menyatakan analisis telah mulai sejak dirumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Universitas Sumatera Utara Miles and Huberman 1984, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu : a. Data Reduction Reduksi Data, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting , dicari tema dan polanya. b. Data Display Penyajian Data setelah mereduksi data, maka penyajian data dilakukan secara terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga semakin mudah dipahami. Dalam penelitian ini menggunakan teks yang naratif, dan grafik. c. Conclusion DrawingVerification Kesimpulan verifikasi kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang kredibel. Sugiyono, 2009. Universitas Sumatera Utara 53

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Lokasi Puskesmas Helvetia Puskesmas Medan Helvetia terletak di Jalan Kemuning Perumnas Helvetia, Kelurahan Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia. Puskesmas Helvetia mempunyai luas wilayah kerja 11,60 Km 2 dan jumlah lingkungan sebanyak 88 lingkungan. Batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Medan Sunggal 2. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Barat dan Medan Petisah 3. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Medan Sunggal, dan 4. Sebelah utara berbatasan degan Kabupaten Deli Serdang.

4.1.2 Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia

Puskesmas Helvetia adalah salah satu Puskesmas rawat inap di Kota Medan dengan luas tanah 410,75 m 2 , luas tanah rumah dinas Dokter 357, 75 m 2 , luas tanah rumah dinas paramedis masing masing 178,875 m 2 . Luas bangunan Puskesmas 350 m 2 dan luas bangunan rumah dinas masing-masing 100 m 2 . Keadaan rumas dinas dokter rusak berat dan tidak ditempati. Puskesmas Helvetia diresmikan pada tahun 1979 oleh Walikota Medan AS Rangkuti. Puskesmas Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Penatalaksanaan Program Penanggulangan Tuberkulosis Multi Drugs Resisten (TB-MDR) di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015

13 125 111

Prevalensi Risiko Tuberkulosis Multi Drug Resistance (TB-MDR) di Kota Depok tahun 2010 - 2012

2 18 45

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN TUBERCULOSIS PARU MULTI DRUG RESISTANCE (TB MDR) Hubungan Antara Ketidakpatuhan Minum Obat Dengankejadian Tuberculosis Paru Multi Drug Resistance (Tb MDR) Di Puskesmas Nogosari Boyolali.

0 1 16

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 18

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 9

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 36

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 3 3

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 10

MDR TB (Multi Drug Resistant Tuberculosis) Reversi

0 0 7