Kader TB MDR Faktor Pendorong Reinforcing Factors yang mempengaruhi

tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Astin, 2010, pasien yang menjalani pengobatan TB paru, membutuhkan informasi ataupun konseling kesehatan tentang perawatan dan pengobatan TB. Pemberian konseling dengan model konseling yang bersifat kelompok lebih efektif dibanding dengan model pemberian konseling secara individu hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Egan, 2005 bahwa pemberian konseling secara kelompok lebih efektifitas waktu hal ini terkait dengan sumber dana dan sumber daya yang terbatas.

5.3.2 Kader TB MDR

Dalam penelitian ini, informan menyampaikan P Organisasi TB MDR merupakan Organisasi yang menangani secara signifikan, meskipun baru terbentuk melalui pasien TB MDR yang telah sembuh ataupun masih menderita. Mereka memberikan dukungan dan program kerja yang sangat baik sehingga sangat membantu pasien. Meskipun belum semua ditangani dengan signifikan. Karena masih proses melegalkan, dan pasien merasakan dukungan sebagai penyemangat. Dukungan Kader baru dirasakan dari kutipan berikut. “Dukungan dari P Organisasi TB MDR, salah satunya. Mau saya tunjukin? Mereka sering kemari, sembari menunjukkan buku, aksesoris, dan barang- barang dari POrganisasi TB MDR, dia juga jualan pulsa, sering beli sama dia ini.” Informan 1 “Mereka sering kemari main, kadang telfon-telfonan. Kadang kasih semangat, kadang minta pulsapun karena dia jual pulsa kan. Mungkin memang cuman sederhana, ini cuman dikasih pengingat itu dari ilham. Ini dari kakak listi, dari tasya, ini dari ilham. Kadang susu dikasih, susu dancow”Informan 1 Sementara berbeda dengan apa yang disampaikan oleh informan lain. Seperti berikut. Universitas Sumatera Utara “Ada sih kader-kader TB tapi tau kita Istri Pasien TB MDR dia main medis bidan. Paling ada beberapa yang jumpa, bertanya cemana bapak bu? Oh, udah bereslah itu, percaya.” Informan 2 “Belum ada, paling tanya keadaaan aja kalau ke puskesmas jumpa. Tapi P Organisasi TB MDR Pernah jumpa dengan saya ” Informan 3 “Penyuluhan kesehatan. Biasanya mereka buat di kalau dekat, 10 rumah dari sini. Dekat rumah, datangi keplingnya.” Informan 4 Bentuk dukungan kader beragam diberikan kepada pasien TB MDR dan keluarga. Dan sudah terintregrasi dengan baik seperti yang dilakukan salah satu organisasi TB MDR. Seperti berikut : “Jadi, P disini juga menampung keluhan-keluhan pasien. Terus nanti kita sampaikan ke Wasor, buat rumah singgah kemarin, kita hospital visit home visit untuk pasien mangkir.” Informan 6 Berdasarkan hasil wawancara diatas, peran LSM sangat memberikan dukungan kepada penderita TB MDR, mula dari melakukan home visite, hospital visite, dan turun langsung ke rumah pasien mangkir sebagai dedikasi mereka terhadap pasien TB MDR. PESAT berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Pemprov SUMUT dan Kota Medan bersama Wasor, untuk melaporkan kejadian dilapangan terkait pasien-pasein TB MDR yang terdata. Kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan arahan Wasor. Untuk menurunkan angka ketidakpatuhan minum obat pasien TB MDR. Dalam penelitian ini menunjukkan dukungan kader memberikan pengaruh dalam kepatuhan dalam berinteraksi terhadap pasien, sesuai dengan hasil penelitian Helper keberhasilan pengobatan TB tidak hanya tergantung pada aspek medis. Tetapi juga pada aspek sosial yang sangat berperan dalam motivasi pasien Universitas Sumatera Utara menjalani pengobatan yang teratur. Dalam masyarakat masih ada pandangan bahwa penyakit TB adalah penyakit keturunan dan sulit diobati, sehingga penderita TB Paru sering mendapat perlakuan diskriminasi seperti dihindari atau dijauhi. Penelitian yang dilakukan oleh Helper 2011 di Kabupaten Tangerang menemukan bahwa pengetahuan masyarakat tentang TB Paru belum cukup baik demikian juga sikap masyarakat terhadap penderita juga masih kurang8. Masih ada diskriminasi di masyarakat tentang TB Paru yang mengatakan bahwa penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan guna-guna atau teluh sehingga memilih untuk tidak bergaul atau berdekatan dengan orang yang menderita TB Paru. Universitas Sumatera Utara 107

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis Penatalaksanaan Program Penanggulangan Tuberkulosis Multi Drugs Resisten (TB-MDR) di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015

13 125 111

Prevalensi Risiko Tuberkulosis Multi Drug Resistance (TB-MDR) di Kota Depok tahun 2010 - 2012

2 18 45

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN TUBERCULOSIS PARU MULTI DRUG RESISTANCE (TB MDR) Hubungan Antara Ketidakpatuhan Minum Obat Dengankejadian Tuberculosis Paru Multi Drug Resistance (Tb MDR) Di Puskesmas Nogosari Boyolali.

0 1 16

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 18

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 9

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 36

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 3 3

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 10

MDR TB (Multi Drug Resistant Tuberculosis) Reversi

0 0 7