30 tinggi yang berarti semakin banyak jumlah aset yang digunakan
untuk membiayai kredit. Kondisi seperti ini bisa menjadi sangat rumit karena, disatu sisi bank mengharapkan akan memperoleh
profitabilitas yang tinggi dari hasil kredit, namun disisi lain beresiko tinggi terhadap kredit macet dan tingkat likuiditas yang
rendah. Loan to Asset Ratio diformulasikan sebagai berikut:
LAR = Kredit
Total Aset X
2.1.5.3 Rasio Profitabilitas
Profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memghasilkan laba Simorangkir, 2004:152. Laba yang
dihasilkan bank merupakan laba dari kegiatan operasional bank maupun kegiatan nonoperasional. Rasio profitabilitas memberikan
gambaran sejauh mana kemampuan bank dalam menghasilkan profit dan tingkat efisiensi usaha yang telah dicapai dalam periode tertentu.
Tingkat profitabilitas sangat penting untuk dijaga agar tetap berada pada posisi yanng menguntungkan karena laba yang tinggi
merupakan tujuan bagi setiap bank. rasio profitabilitas yang meningkat menunjukkan semakin membaiknya tingkat efisiensi
usaha bank. Menurut Simorangkir 2004:152 laba merupakan tujuan dengan alasan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
31 a.
Dengan laba yang cukup dapat dibagi keuntungan kepada pemegang saham dan atas persetujuan pemegang saham
sebagian sebagian dari laba disisihkan sebagi cadangan. Bertambahnya cadangan akan menaikkan kredibilitas tingkat
kepercayaan bank tersebut dimata masyarakat.
b. Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan.
c. Meningkatkan daya tarik bagi pemilik modal investor untuk
menanamkan modalnya
dengan membeli
saham yang
dikeluarkanditetapkan bank. pada gilirannya bank akan mempunyai kekuatan modal untuk memperluas penawaran
produk dan jasanya kepada masyarakat.
1. Return On Asset ROA
Return On Asset ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan total asset yang dimiliki bank. Menurut Dendawijaya
2005 :120 “Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan, semakin besar ROA semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aktiva”. ROA memberikan
gambaran tentang kemampuan bank dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bagi bank yang
bersangkutan. Semakin besar ROA suatu bank berarti semakin besar keuntungan yang diperoleh bank dan semakin baik
pengelolaan aset perbankan. Salah satu kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia dalam
Arsitektur Perbankan ndonesia API untuk menentukan apakah suatu bank dapat menjadi Bank Jangkar anchor bank yaitu
memiliki kemampuan untuk berkembang dengan profitabilitas yang
Universitas Sumatera Utara
32 baik yang tercermin dari rasio ROA Return On Aseet minimal
1,5. Bank Jangkar anchor bank merupakan bank yang menampung bank-bank kecil dan juga memiliki potensi sebagai
market leader di pasar domestic maupun regional. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba Sebelum Pajak
Rata − rata Total Aset X
2. Return On Equity ROE
Return On Equity ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada
untuk mendapatkan net income Kasmir, 2004:280. ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank yang
bersangkutan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal yang ditanamkan investor pada bank. Rasio ini menjadi
sangat penting dan menarik perhatian para pemegang saham dan investor, karena para pemilik modal yang telah dan akan
menginvestasikan dananya pasti akan lebih menekankan pada profitabilitas bagi modalnya. Melalui rasio ini pemegang saham
dan calon investor dapat mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba yang dikaitkan dengan dividen. Mereka akan
mengukur keberhasilan bank dari jumlah dana yang mereka tanamkan dan jumlah laba yang dapat mereka nikmati. ROE yang
Universitas Sumatera Utara
33 meningkat mengindikasikan perolehan laba yang meningkat pula,
dan sejalan dengan itu, juga terjadi peningkatan harga saham Dendawijaya,
2005:119. Peningkatan
dalam rasio
ini menunjukkan peningkatan kinerja manajemen perbankan dan
semakin tinggi tingkat pengembalian investasi pemilik modal. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin
banyak investor yang tertarik untuk menanamkan dananya pada perusahaan. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia
No.623.DPNP tanggal 31 Mei 2004, batas bawah rasio ROE berkisar antara 5 sampai 12,5 dan semakin tinggi rasio ini
maka bank tersebut semakin baik. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
ROE = Laba Setelah Pajak
Rata − rata Modal Inti X
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu