23
2.1.5.1 Rasio Permodalan
Rasio permodalan
digunakan untuk
mengetahui kemampuan modal suatu bank dalam mendukung kegiatan usaha
bank. Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki bank.
Kecukupan modal perbankan menjadi sangat penting karena modal digunakan untuk pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian yang mungkin terjadi. Menurut Lukman Dendawijaya 2000 : 122 Capital Adequacy Ratio
adalah “rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang
mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-
lain”. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari kerugian yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. CAR menyatakan jumlah modal minimum yang harus
disediakan bank agar berada diposisi aman atau terlindungi dari ancaman insolvensi. CAR dapat dijadikan dasar untuk menilai
prospek kelanjutan usaha bank dan menilai kemampuan bank untuk men-cover aktiva yang mengandung resiko.
Universitas Sumatera Utara
24 Sesuai
dengan Peraturan
Bank Indonesia
Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai CAR menunjukkan semakin sehat bank tersebut. Semakin tinggi CAR,
semakin baik kemampuan bank menanggung risiko dari setiap aktiva produktif yang beresiko.
Sebelum masa krisis, perbankan di Indonesia diwajibkan memenuhi CAR 8 dan secara bertahap menjadi 12, tetapi pada
saat krisis untuk sementara diubah menjadi 4 Riyadi 2003:9. Sejak Oktober tahun 1998 besarnya CAR diklasifikasikan dalam 3
kelompok : 1.
Bank sehat dengan klasifikasi A, jika memiliki CAR lebih dari 8.
2. Bank take over BTO atau dalam penyehatan oleh BPPN
Badan Penyehatan Perbankan Nasional dengan klasifikasi B, jika bank tersebut memiliki CAR antara
–25 sampai dengan dari 8,
3. Bank Beku Operasi BBO dengan klasifikasi C, jika memiliki
CAR kurang dari –25. Bank dengan klasifikasi C inilah yang
di likuidasi. Melalui SK BI No. 3011KEPDIRTgl. 30 April 1997,
Bank Indonesia menyatakan nilai CAR tidak boleh kurang dari 8. Apabila CAR tidak mencapai 8, dikhawatirkan bank akan
Universitas Sumatera Utara
25 mengalami risiko modal.Ketentuan CAR ini didasarkan pada BIS
Bank for International Settlement.
Tabel 2.1 Tingkat Capital Adequacy Ratio CAR
Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal bank terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Menurut PBI
No. 1015PBI2008 Pasal 2 Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari Aset Tertimbang Menurut Risiko
ATMR. Besarnya CAR bank dapat dihitung melalui rumus berikut ini:
CAR = Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko X Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR adalah nilai
total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing- masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko ATMR mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin
dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga Abdullah, 2005 : 60.
Aktiva yang tidak berisiko diberi bobot 0, sedangkan aktiva yang
Tingkat Peringkat
8 Ke atas Sehat
6,4 – 8
Kurang Sehat Di bawah 6,4
Tidak Sehat
Universitas Sumatera Utara
26 paling berisiko diberi bobot 100. ATMR menunjukkan nilai aktiva
berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup.
2.1.5.2 Rasio Likuiditas