Uji Multikolinearitas Uji heteroskedastisitas

54 3. Winzorising Winzorising mengubah nilai – nilai outliers menjadi nilai – nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusi menjadi normal.

3.9.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali 2006 :91, “uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: a. koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, b. nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence 0,10 atau VIF 10, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:  Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka tidak terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut baik. Universitas Sumatera Utara 55  Jika nilai tolerance dari 0,1 dan nilai VIF 10, maka terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut tidak baik. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah: 1 Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi. 2 Menggabungkan data cross section dan time series pooling data. 3 Menambah data penelitian.

3.9.1.3 Uji heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2006:105 “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Erlina, 2011:105. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat grafik scatterplot antara variabel dependen, yaitu dengan Universitas Sumatera Utara 56 melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Menurut Ghozali 2005: 105 dasar analisis untuk pengujian ini antara lain: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan jika terjadi heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1. Transformasi logaritma 2. transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut.

3.9.1.4 Uji Autokorelasi