Nasionalisasi Ekonomi Kuba di bawah Fidel Castro

commit to user 42

3. Kuba di bawah Fidel Castro

Keberhasilan revolusi Kuba membawa Fidel Castro secara otomatis menjadi pemimpin Kuba yang baru. Perjuangan Fidel Castro dan gerakan revolusionernya memasuki babak baru, yaitu konsolidasi kemenangan. Dari sini dimulai perubahan besar dalam corak politik pemerintahan Castro. Pada Januari 1959, Fidel Castro melakukan pembersihan secara luar biasa terhadap sisa-sisa kekuatan Batista, dengan penahanan dan pembunuhan besar-besaran yang mengejutkan dunia. Castro melakukan penahanan 30.000 pasukan Batista serta melakukan pembunuhan terhadap 50 orang tentara Batista Sovia, 2004: 22. Pada tanggal 27 Januari 1959, misi militer AS diusir pulang, serta pada bulan Juli 1959, Presiden Manuel Urrutia di ganti dengan Osvaldo Dorcitos Torrado, karena berselisih paham dengan Castro. Castro sendiri menjabat sebagai Perdana Menteri dan setelah konstitusi Kuba diamandemen pada tahun 1976, ia menjadi Presiden sampai 2006 Hidayat Mukmin, 1981: 137. Seperti cita-cita perjuangan semula, Castro ingin menciptakan Kuba berbeda dari yang pernah ada tanpa eksploitasi, kemiskinan, dan lepas dari pengaruh-pengaruh kekuatan asing. Untuk cita-cita itu Fidel Castro mengambil langkah-langkah kontroversial yang menyebabkan ketegangan hubungan antara Kuba dengan AS. Kebijakan-kebijakan Fidel Castro yang menjadi faktor utama penyebab ketidakharmonisan hubungan Kuba-AS pada awal 1960-an adalah dengan progam nasionalisasi ekonomi dan persekutuan dengan Uni Sovyet, dimana kebijakan ini merupakan refleksi dari kebencian Fidel Castro terhadap AS dan usaha untuk melepaskan diri dari pengaruh AS Hidayat Mukmin, 1981: 138.

a. Nasionalisasi Ekonomi

Selama hampir 60 tahun menjadi protektorrat AS, ekonomi Kuba praktis berada di bawah kontrol kepentingan AS melalui investasi perusahan-perusahan multinasionalnya. Kondisi ini dianggap Castro sebagai penyebab utama ketidakmandirian rakyat dan kebobrokan politik Kuba. Untuk mangatasi hal itu langkah yang dirasa perlu adalah menasionalkan ekonomi ke tangan Kuba sendiri, walau harus menanggung resiko tekanan dari AS. commit to user 43 Undang-Undang reformasi Agraria tanggal 17 Mei 1959 merupakan kebijakan pertama yang diambil Castro. Undang-Undang ini memuat ketentuan menasionalkan hampir 13 dari seluruh tanah pertaian Kuba dan tidak satu orang asing pun diijnkan memiliki tanah pertanian. Padahal sebagian besar tanah pertanian yang produktif banyak yang dikuasai oleh industriawan AS dan Eropa Barat. Reformasi ini di jalankan oleh INRA Instituto Nacional de Reforma Agraria dan dikoordinir oleh Antonio Nunez Jimenez. Kehadiran INRA dan Jimenez yang komunis mendapat kecaman keras dari pihak AS yang mempunyai kepentingan ekonomi besar di Kuba. Suatu nota diplomatik yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri AS Christiant A. Herter tertanggal 12 Juni 1959 dikirim kepada Havana sebagai penolakan terhadap sikap penguasa revolusi Kuba Cotayo, 1991: 14. Reaksi masyarakat AS pun tidak kalah keras terhadap tindakan Castro. Mereka menilai bahwa revolusi sosial dan reformasi agraria merupakan sumber kekacauan sosial. Di sisi lain mereka berkepentingan langsung dengan perdagangan gula Kuba, mendesak Kongres untuk mengambil tindakan tegas untuk menghukum Fidel Castro dan menghapus hukum tersebut Cotayo, 1991: 16. Di dalam negeri Kuba, Castro tetap melakukan usaha untuk tetap menasionalkan industri dan ekonomi. Setelah Reformasi Agraria, Castro memutuskan untuk menasionalisasi perusahan minyak AS di Kuba seperti Texaco, Shell, dan Esso sebagai jawaban atas penolakan terhadap perusahan- perusahan tersebut untuk menyuling minyak mentah dari Uni Sovyet. Tindakan Castro ini menyulut kemarahan presiden AS, Dwight D. Esienhower. Di depan Senat, Esienhower megajukan Rancangan Undang-Undang untuk memberikan sanksi terhadap pemasaran gula Kuba di AS. Didukung oleh partai Demokrat dan Republik, Esienhower memutuskan untuk memotong ekspor gula Kuba sebanyak 80 Hidayat Mukmin, 1981: 137. Akhir tahun 1960, hubungan Kuba-AS semakin kritis karena Fidel Castro telah menasionalisasikan seluruh perusahan-perusahan komersil dan industri asing di Kuba, antara lain dalam bidang listrik, telepon, tekstil, tembakau, dan nikel. commit to user 44 Nasionalisasi perusahan yang dilakukan Fidel Castro tanpa diberlakukan ganti rugi sehingga AS mengalami kerugian sekitar US 1,5 billon. Sanksi ekonomi dari AS juga melibatkan negara-negara anggota OAS Organitation of American State yang didesak untuk tidak lagi melakukan perdagangan dengan Kuba. Namun bagi Kuba, tekanan ini dapat diatasi dengan ditandatanganinya perjanjian dagang antara Kuba-Uni Sovyet pada tanggal 13 Februari 1960 Hidayat Mukmin, 1981: 138.

b. Persekutuan dengan Uni Sovyet