Kuba Pasca Revolusi Realisasi Intervensi AS ke Kuba

commit to user 46

B. Realisasi Intervensi AS ke Kuba

1. Kuba Pasca Revolusi

Dua kebijakan utama Fidel Castro yaitu dengan menasionalisasi ekonomi dan persekutuan dengan Uni Sovyet merupakan ancaman serius bagi kepentingan dan keamanan AS di kawasan Karibia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, AS memutuskan untuk menekan Kuba agar Fidel Castro mau mengubah haluan politik pemerintahan. Presiden AS John F. Kennedy adalah yang pertama kali memulai konfrontasi dengan Kuba, melalui operasi intelejen CIA di Bay Pig of Piasco , yang dirancang dengan merekrut 14.000 warga imigran Kuba untuk menyerang pemerintahan Fidel Castro dari wilayah tenggara Coastel, yang kemudian disebut dengan invasi Teluk Babi www.panjimas.com agustusleadership.htm, diunduh tanggal 28 Juli 2010. Invasi Teluk Babi merupakan sebuah rekayasa dari presiden Kennedy yang melalui CIA melatih pasukan gerilya yang sesuai rencana akan didaratkan di Kuba. pasukan ini terdiri dari orang-orang AS, serta para imigran Kuba yang melarikan diri ke AS setelah Fidel Castro berkuasa yang dilatih di Lousiana, Florida, dan Guatemala Hidayat Mukmin, 1981: 138. Kennedy berkeyakinan ivasi ini akan mencapai sasaran maksimal karena dilakukan oleh pasukan yang terlatih. Selain itu keadaan pasukan pertahanan Fidel Castro juga belum kuat, hal ini disebabkan Castro baru dalam tahap konsolidasi dan rekonstruksi pemerintahan yang baru. Invasi ini dilakukan dengan rencana operasi yang dibuat tergesa-gesa dan kurang matang karena Presiden Kennedy terbawa emosi yang berakibat pada kegagalan yang dilakukan karena terlambat kedatangan pasukan. Pendaratan yanag dilakukan terlambat satu minggu. keadaan ini semaikin diperparah dengan kurang megenalnya medan peperangan. Wilayah Coastel yang berupa lembah-lembah menyulitkan pasukan AS untuk mendarat, sehingga pasukan tidak dapat mendarat bersama. Pendaratan pasukan ini dapat di hancurkan oleh tentara Castro yang telah siap menunggu kedatangan pasukan AS serta berhasil menawan 1200 pasukan Kompas, 19 April 1961. Kegagalan invasi Teluk Babi tidak menyurutkan langkah AS untuk menjatuhkan pemerintahan Fidel Castro. Presiden John F. Kennedy kemudian commit to user 47 mengeluarkan Dekrit No. 3447, tertanggal 3 Februari 1962, yang berisi ketentuan bahwa ” tidak satupun produk asli Kuba yang datang dari dan melalui Kuba boleh diimpor AS” Cotayo, 1991: 28. Selain itu, AS juga mengancam akan mengenakan sanksi keras terhadap siapa saja yang berhubungan dengan Kuba. AS tidak segan sanksi politik, ekonomi, militer kepada negara yang dianggap tidak demokratis dan melakukan hubungan dengan Kuba. Selain jalur ekonomi, AS juga menggunakan jalur politik untuk menekan Fidel Castro, yaitu dengan mengajak negara-negara lain khususnya yang tergabung dalam anggota OAS Organitaion of American States untuk melakukan embargo regional terhadap Kuba dengan mengeluarkan Kuba dari OAS. Awal mulanya AS mengajak negara Amerika Latin secara individual memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba. Hal ini dipenuhi oleh negara kawasan Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika Selatan. Atas prakarsa Venezuela diadakan pertemuan menteri luar negeri negara- negara OAS di Washington pada 21-26 Juli 1964. Pertemuan ini memutuskan agar negara-negara Amerika Latin memutuskan hubungan diplomatik, ekonomi, dan perdagangan terhadap Kuba. Keputusan ini diikuti oleh 15 negara Amerika Latin, kecuali Meksiko, Chili,Bolivia, dan Uruguay. Ketiga negara kecuali Meksiko juga melakukan pemutusan hubungan diplomatik, ekonomi, dan perdagangan dengan Kuba atas desakan dari AS. Dengan demikian Kuba semakin diisolasi karena sejak tahun 1961 Kuba telah diisolasi oleh AS sedangkan pada tahun 1964 Kuba juga diisolaisi oleh negara-negara Amerika Latin Hidayat Mukmin, 1981: 140. Perkembangan situasi Kuba mancapai puncak ketegangan pada tahun 1962 setelah AS mengetahui bahwa Uni Sovyet memiliki pangkalan peluru kendali yang dapat dipergunakan untuk langsung menyerang AS. Dengan bantuan Uni Sovyet, Kuba membangun 11 pangkalan rudal balistik rahasia yang menghadap langsung ke AS. Peluru kendali itu dikirim dan ditempatkan dalam pertahanan Kuba. Hal ini memicu ketegangan antara AS dan Uni Sovyet karena ditengarai akan terjadi perang nuklir. Presiden Kennedy langsung memerintahkan Angkatan Laut dan Korps Marinir untuk memblokade Kuba dalam keadaan siap tempur. Tentara Angkatan Laut AS melakukan blokade perairan dengan membawa commit to user 48 persenjataan perang. Keadaan ini tidak membawa sampai perang terbuka, karena Uni Sovyet menarik semua pangkalan dan kembali dibawa ke Sovyet, denganh janji AS akan menarik misil-misil nuklir di Turki dan tidak akan pernah menyerang Kuba, sedangkan dari Uni Sovyet akan mengangkut senjata kembali ke Sovyet Hidayat Mukmin, 1981: 140. Pada dekade 1970-1980 an, hubungan Kuba – AS digambarkan sebagai ” The Roller Coaster Decade ” dimana terdapat banyak usaha untuk memulihkan keharmonisan antara kedua negara. Kebijakan detente antara AS dengan Uni Sovyet dan Cina juga mempengaruhi sikap AS terhadap Kuba. Salah satu upaya untuk mengurangi ketegangan antara Kuba – AS dilakukan oleh anggota Kongres AS. Para anggota Kongres AS melakukan upaya diplomasi untuk mengurangi ketegangan antara kedua negara. Hal ini terbukti pada tahun 1974, senator Claiborne Pell dari partai Demokrat, dan Jacob Javits dari partai Republik mengunjungi Kuba. Mereka melihat bahwa kebijakan AS terhadap Kuba pada dasarnya merugikan kepentingan bisnis AS sendiri. Politik isolasi AS terhadap Kuba merupakan langkah mundur dalam hubungan internasional AS di kawasan Amerika Latin, karena sejumlah negara di kawasan tersebut telah melakukan hubungan ekonomi dengan Kuba, bahkan mengajak OAS untuk merevisi embargo terhadap Kuba Brener, 1988: 17. Walaupun pada dekade tersebut Kuba banyak melakukan infiltrasi militer ke beberapa negara Afrika dan Amerika Latin, namun langkah untuk menciptakan hubungan lebih baik tetap dilakukan. Beberapa perjanjian bilateral pada masa dicetuskan pada masa ini, seperti perjanjian anti pembajakan 1973, yang intinya mengatur perlindungan terhadap kapal-kapal yang berlayar melalui wilayah antar negara, dan perjanjian perikanan dan perbatasan maritim 1977, yang mengatur batas wilayah kelautan antar negara kawasan Amerika Latin. Pada tahun 1978 dan 1979, Castro mengijinkan para imigran Kuba di AS untuk mengunjungi keluarga mereka di Kuba, serta membebaskan 46 tahanan politik yang kemudian diijinkan untuk beremigrasi ke AS. Dari bidang ekonomi AS atas desakan negara-negara Amerika Latin mencabut embargo OAS, namun AS sendiri tetap melanjutkan embargo ekonominya Brener, 1988: 21 commit to user 49 Semua kebijakan AS terhadap Kuba sangat dipengaruhi oleh mereka yang memegang kekuasaan. Bila di bawah pemerintahan Jimy Carter, hubungan AS- Kuba berada pada situasi yang lebih fleksibel, maka pada masa pemerintahan Ronald Reagan mengalami ketegangan yang serius. Reagan mulai melakukan tindakan menghapuskan hubungan-hubungan normalisasi. Pada tahun 1981, AS mengajukan kebijakan yang menentang ekspansi Uni Soviet melalui Kuba. Kebijakan ini dinamakan Caribbean Basin Initiative CBI, yang intinya: 1 melanjutkan penentangan secara agresif terhadap ekspansionisme Soviet; 2 menganggap kemiskinan sebagai penyebab ketidakstabilan; 3 membentuk suatu program perdagangan terpilih dan bantuan ekonomi bagi pemerintah negara-negara karibia yang bersahabat dengan AS. AS tetap tidak akan berbicara dengan pemerintah Kuba sampai mereka segala kegiatan intervensi di Amerika Latin dan menarik pasukan militer dari Afrika. Jika Havana menolak Washington tidak akan memberikan kebebasan termasuk blokade atau intervensi terhadap Kuba Brener, 1988: 31. Bagi Reagan, Kuba menjadi ancaman untuk memperluas aksesnya di jalur laut Karibia yang disebut sebagai ”garis hidup ke dunia luar”. Untuk menekan Kuba, Reagan menjalankan memperketat embargo ekonomi seperti tahun 1962. Peringatan pertama yang dilakukanya adalah mengusir soerang diplomat Kuba di Washington karena diduga telah merencanakan suatu ekspor barang ke Kuba melalui negara dunia ketiga. Selain itu, untuk mencegah terjadi perdagangan antara Kuba dengan negara-negara non sosialis secara meluas, maka Reagan mengancam akan menyita semua impor barang yang berhubungan dengan Kuba. AS juga melarang masyarakat Uni Eropa untuk menegoisasikan kembali pinjaman kepada pemerintah Sosialis Kuba, dan untuk beberapa tahun hal ini dipatuhi oleh Eropa Brener, 1988: 33. Tidak cukup dengan tindakan internasional, Reagan juga melakukan propaganda melalui sarana teknologi dengan membuat stasiun radio gelombang menengah yang dinamakan ”Radio Marti”. Radio ini digunakan untuk menyiarkan berbagai invasi Kuba di Afrika, manuver-manuver Castro yang komunis, dan yang terpenting adalah untuk menyampaikan propaganda AS tentang demokrasi commit to user 50 kapada rakyat Kuba. Bagi Castro, radio ini tidak lebih dari sekedar hadiah simbolik dari masyarakat Kuba-AS yang anti Castro www.wikipedia.orgreaganpropaganda, diunduh pada tanggal 29 Juli 2010. Kebijakan-kebijakan Reagan ini kemudian diperkatat oleh para penerusnya, George Bush, yang pada tahun 1992 mengeluarkan kebijakan yang disebut CDA Cuban Democracy Act , berisi ketentuan bahwa embargo akan ditinggalkan jika Kuba melaksanakan pemilu yang demokratis, menghormati hak asasi manusia, dan menjalankan suatu ekonomi pasar. Berbeda dengan Dekrit no. 3447, CDA lebih bersifat menekan dan memaksa sekutu AS untuk tidak melakukan aktivitas perdagangan dengan Kuba. AS mengancam akan mengenakan sanksi dagang kepada mereka yang megimpor barang yang mengandung material dari Kuba Gonzales, 1988: 10. Pada masa pemerintahan Bill Clinton, AS mengeluarkan kebijakan Helms Burton Act 1995, yang berlanjut perlawanan AS terhadap agen-agen internasional yang memberikan bantuan dan pinjaman kepada Kuba. Kebijakan ini juga memberikan hak kepada presiden AS untuk memotong bantuan luar negeri kepada Rusia, jika Rusia memberikan bantuan ekonomi kepada Kuba. Selain itu, dimuat ketentuan bahwa AS akan mengenakan sanksi hukum kepada negara-negara dunia ketiga, perusahaan multinasional dan wakil-wakil bisnis mereka yang melanggar embargo ini Gonzales, 1988:70. Dalam Bab 3 Helms Burton Act tersebut, pemerintah AS akan memberikan wewenang kepada warga AS untuk menuntut perusahaan asing yang melakukan hubungan dengan Kuba berkaitan dengan hak milik warga AS yang disita oleh pemerintah Kuba setelah revolusi Kuba tahun 1959. Namun karena adanya perlawanan yang keras dari negara-negara sahabat AS terutama Uni Eropa dan Kanada, maka Presiden Bill Clinton tidak pernah menerapkan ketentuan itu Gonzales, 1988: 72. Tanggung jawab kepemimpinan AS selanjutnya dipegang oleh George Walker Bush yang menggantikan Bill Clinton pada tahun 2001. Mengenai hubungan AS-Kuba, Bush telah memutuskan untuk tetap mempertahankan bahkan meningkatkan tekanan-tekanan para pendahulu yang ingin menggulingkan commit to user 51 pemerintahan Fidel Castro dan mengganti dengan pemerintahan baru yang demokratis dan sesuai dengan kepemimpinan AS. Presiden George Walker Bush menegaskan bahwa normalisasi penuh hubungan dengan Kuba, pengakuan diplomatik, perdagangan terbuka, dan sebuah program bantuan yang sehat hanya akan mungkin terjadi jika Kuba memiliki sebuah pemerintahan baru yang demokratis berdasarkan hukum dan hak asasi rakyat Kuba terlindungi www.kompas.com, diakses pada tanggal 2 Juli 2010. Bagi Bush, kebijakan- kebijakan Kuba ini hanya akan membuat kaya Fidel Castro dan kronni-kroninya, serta memperkuat kekuasaan dan kediktatoran mereka tanpa memperdulikan aspisasi dan nasib rakyat Kuba. Upaya penekanan terhadap Kuba oleh AS mulai tidak mendapat perhatian utama sejak AS memutuskan untuk lebih fokus terhadap masalah Timur Tengah, sampai saat berakhirnya kekuasaan Fidel Castro. Saat pemerintahan AS dibawah Barack Obama kegiatan diplomatik Kuba mulai diberlakukan kembali, tindakan yang paling mengejutkan adalah penutupan Camp tahanan AS di Guantanamo.

2. Sanksi Ekonomi