commit to user 44
Nasionalisasi perusahan yang dilakukan Fidel Castro tanpa diberlakukan ganti rugi sehingga AS mengalami kerugian sekitar US 1,5 billon. Sanksi ekonomi
dari AS juga melibatkan negara-negara anggota OAS
Organitation of American State
yang didesak untuk tidak lagi melakukan perdagangan dengan Kuba. Namun bagi Kuba, tekanan ini dapat diatasi dengan ditandatanganinya perjanjian
dagang antara Kuba-Uni Sovyet pada tanggal 13 Februari 1960 Hidayat Mukmin, 1981: 138.
b. Persekutuan dengan Uni Sovyet
Kekhawatiran AS akan kemungkinan adanya tetangga yang berbeda ideologi semakin mendekati kenyataan ketika pada tanggal 4-13 Februari 1960
Menteri Luar Negeri Uni Sovyet Anastas mikoyan mengunjungi Kuba. Kunjungan perdana ini membuat cerita penting dalam sejarah Kuba, yaitu
ditandatangani perjanjian perdagangan dan pemberian bantuan antara Uni Sovyet dan Kuba. Walau perjanjian ini bukan determinan pengubah kepada sosialisme,
namun menjadi titik balik ekonomi dan politik bagi revolusi Kuba Aquita, 1984: 56.
Hubungan diplomatik Kuba-Uni Sovyet secara resmi mulai berjalan pada tanggal 8 Mei 1960. Berbagai subsidi dari Uni Soyet untuk membantu
terbentuknya Kuba komunis. Modernisasi militer Kuba dilakukan dengan mengirim perangkat militer modern kepada Kuba. Bahkan pada bulan Oktober
1962, pemerintah Uni Sovyet memutuskan untuk menempatkan dan membangun fasilitas untuk peluru kendali nuklir jarak jauh IRBM
Inter Range Ballistic Missiles
di Cienfugos, Kuba. Peristiwa yang dikenal sebagai ”krisis nuklir Kuba” ini memberikan pengaruh tersendiri bagi Kuba untuk melihat posisinya di dunia
internasional, yaitu bahwa kedekatan hubungan Kuba dengan Uni Sovyet merupakan ancaman bagi keamanan AS. Oleh karena itu, Kuba selalu diawasi dan
ditekan oleh AS, dan persekutuan dengan Uni Sovyet adalah satu-satunya jalan untuk menghadapi tekanan AS Brener, 1988: 97.
Ketegasan Castro terhadap ideologi komunis dinyatakan dalam suatu pidato yang sangat terkenal ”May Day” tanggal 1 Desember 1961, ”saya adalah
commit to user 45
seorang Marxis-Leninis dan akan tetap bertahan hingga akhir hayat saya”. Bagi Castro, ajaran komunis khususnya Marxis-Leninis adalah senjata untuk
melenyapkan kapitalisme dalam masyarakat Kuba. Apa yang selama ini terjadi dalam kehidupan sosial ekonomi Kuba adalah karena adanya perbedaan kelas,
damana kelas atas borjuis menguasai dan mengeksploitasi kelas bawah proletar. Oleh karena itu, perlu adanya masyarakat tanpa kelas dan
perekonomian dijalankan secara kolektif dan produktif, tidak ada hak milik individu, yang ada adalah hak milik kolektif berdasarkan sistem kerja kolektif
Brener, 1988: 99. Untuk membuktikan peran aktifnya dalam mendukung penyebaran
komunisme, Kuba menyediakan diri sebagai ”agen pembantu” kebijakan luar negeri Uni Sovyet di berbagai belahan dunia khususnya di negara-negara dunia
ketiga. Selama tahun 1975-1976, Kuba telah mengirimkan sekitar 36.000 tentara untuk membantu gerakan kaum revolusioner di Angola, 12.000 pasukan di
Ethiopia, juga mendukung kelompok Sandinista di Nikaragua, serta gerakan Marxis-Leninis di El Salvador. Sikap Castro ini menciptakan ketegangan bukan
saja dengan AS, tetapi juga dengan negara-negara di Afrika dan Amerika Latin, sehingga beberapa diantara negara tersebut memutuskan hubungan dengan Kuba.
Dua kebijakan yang diambil Fidel Castro dengan melakukan nasionalisasi ekonomi serta menggandeng Uni Sovyet merupakan suatu pukulan bagi AS yang
sebelumnya menguasai Kuba dengan Amandemen Platt. Keadaan ini membuat AS terancam dengan pengaruh komunis Uni Sovyet, yang kemudian AS
melakukan intervensi ke Kuba. Wilayah Kuba yang berada di perairan Karibia akan membuat AS mudah mengawasi negara – negara di wilayah Amerika Latin,
dengan masuknya pengaruh komunisme ke Kuba akan membawa dampak bagi AS yang menjalankan Doktrin Monroe. Keadaan ini menjadi motivasi bagi AS
untuk melakukan intervensi ke Kuba agar misi ”
America for American
” dapat tercapai Mochammad Shoelhi, 2003:169.
commit to user 46
B. Realisasi Intervensi AS ke Kuba