commit to user 16
Salah satu korban dari isu terorisme adalah Afghanistan, negara ini telah di serang demi mencari tokoh Osama bin Laden. Tokoh yang diduga
sebagai dalang teroris dunia. Indonesia tidak luput dari sasaran aksi terorisme yang memperburuk citra Indonesia dalam dunia internasional. Isu
terorisme merupakan salah satu pengahambat dalam menjalin hubungan dengan negara lain di kawasan internasional.
3. Hakekat Kekuasaan
a. Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah sehingga dapat menyebabkan orang lain bertindak, pengertian disini harus meliputi
kemampuan untuk membuat keputusan mempngaruhi orang lain dan mengatasi pelaksanaan keputusan itu. Biasanya dibedakan antara kekuasaan yang berarti
dalam kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga dapat menyebabkan orang lain tersebut bertindak dan wewenang yang berarti hak untuk memerintah
orang lain. Pengertian kekuasaan secara umum adalah ‘’kemampuan pelaku untuk
mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai
kekuasaan’’ Harold D. Laswell, 1984:9. Sejalan dengan itu, dinyatakan Robert A. Dahl 1978:29 bahwa ‘’kekuasaan merujuk pada adanya kemampuan untuk
mempengaruhi dari seseorang kepada orang lain, atau dari satu pihak kepada pihak lain’’.
Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi pikiran atau tingkah laku orang atau kelompok orang lain,
sehingga orang yang dipengaruhi itu mau melakukan sesuatu yang sebetulnya orang itu enggan melakukannya. Bagian penting dari pengertian kekuasaan adalah
syarat adanya keterpaksaan, yakni keterpaksaan pihak yang dipengaruhi untuk mengikuti pemikiran ataupun tingkah laku pihak yang mempengaruhi Mochtar
Mas’oed dan Nasikun, 1987:22. Dinyatakan oleh Ramlan Surbakti 1992:58
commit to user 17
bahwa kekuasaan merupakan suatu kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain, sehingga pihak
lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Dalam pengertian yang lebih sempit, kekuasaan dapat dirumuskan sebagai kemampuan
menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan, sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya,
kelompoknya dan masyarakat pada umumnya. ‘’Kekuasaan merupakan penggunaan sejumlah besar sumber daya aset,
kemampuan untuk mendapat kepatuhan dan tingkah laku menyesuaikan dari orang lain’’ Charles F. Andrain, 1992:130.
Menurut Miriam Budiarjo 1982:35 kekuasaan adalah ‘’kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku orang ltu menjadi sesuai dengan keinginn dan tujuan dari orang yang mempunyai
kekuasaan’’. Menurut Walter S. Jones 1993:3 kekuasaan dapat didefinisikan sebagai
berikut : 1 Kekuasaan adalah alat aktor-aktor internasional untuk berhubungan
satu dengan lainnya. Itu berarti kepemilikan, atau lebih tepat koleksi kepemilikan untuk menciptakan suatu kepemimpinan; 2 Kekuasaan
bukanlah atribut politik alamiah melainkan produk sumber daya material berwujud dan tingkah laku yang tidak berwujud yang masing-masing
menduduki posisi khusus dalam keseluruhan kekuasaan seluruh aktor; 3 Kekuasaan adalah salah satu sarana untuk menancapkan pengaruh atas
aktor-aktor lainnya yang bersaing menggapai hasil yang paling sesuai dengan tujuan masing-masing; dan 4 Penggunaan kekuasaan secara
rasional merupakan upaya untuk membentuk hasil dari peristiwa internasional untuk dapat mempertahankan atau menyempurnakan
kepuasan aktor dalam lingkungan politik internasional. Lebih lanjut Walter S. Jones 1993:6 menyatakan unsur-unsur potensi
kekuasaan adalah : 1 Sumber daya alam sebagai sumber kekuasaan, dalam hal ini sumber
daya alam yang penting adalah sumber daya alam geografi; 2 Unsur psikologis dan sosiologis kekuasaan, sama halnya besarnya penduduk
commit to user 18
suatu bangsa yang mempunyai arti penting bagi kekuasaan, seperti halnya citra, sikap, dan harapan penduduk. Yang paling penting adalah citra diri
bangsa, yang sangat mempengaruhi konsep peran yang harus dimainkan bangsa itu; dan 3 Unsur-unsur sintetik dari kekuasaan ketrampilan
penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain dalam rangka mengkoordinir, mengembangkan, menyiagakan kekuasaan negara
yang paling penting adalah kapasitas industri dan kesiagaan. Menurut Benedict Anderson 1972:48 kekuasaan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu konsep pemikiran barat dan konsep pemikiran Jawa. Menurutnya kekuasaan dalam konsep pemikiran Barat adalah abstrak, bersifat
homogen, tidak ada batasnya, dan dapat dipersoalkan keabsahannya. Sedangkan kekuasaan menurut konsep Jawa adalah konkrit, bersifat homogen, jumlahnya
terbatas atau tetap dan tidak mempersoalkan keabsahan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekuasaan sangat penting
kedudukannya dalam masyarakat, yang mana dengan kekuasaan suatu kelompok dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan dapat mempengaruhi perbuatan-
perbuatan kelompok lain agar taat dan patuh terhadap pemegang kekuasaan.
b. Tipe Kekuasaan Walter S. Jones 1993: 15 mengidentifikasi ada lima bentuk kekuasaan
yang dirasakan mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu : 1
Kekuasaan ganjaran
Reward Power
Merupakan suatu kekuasan yang diadasarkan atas pemberian harapan, pujian, penghargan atau pendapatan bagi terpenuhinya permintaan
seseorang pemimpin terhadap bawahannya. 2
Kekuasaan paksaan
Coercive Power
Yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan atas rasa takut, seorang pengikut merasa bahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang pemimpin dapat
menyebabkan dijatuhkannya sesuatu bentuk hukuman. 3
Kekuasaan legal
Legitimate Power
Yaitu suatu kekuasaan yang diperoleh secara sah karena posisi seseorang dalam kelompok atau hirarhi keorganisasian.
commit to user 19
4 Kekuasaan keahlian
Expert Power
Yaitu kekuasasan yang didasarkan atas ketrampilan khusus, keahlian atau pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana para pengikutnya
menganggap bahwa orang itu mempunyai keahlian yang relevan dan yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.
5 Kekuasaan acuan
Referent Power
Yaitu suatu kekuasaan yang diasarkan atas daya tarik seseorang, seorang pemimpin dikagumi oleh pra pengikutnya karena memiliki suatu ciri khas,
bentuk kekuasaan ini secara populer dinamakan kharisma. Pemimpin yang memiliki daya kharisma yang tinggi dapat meningkatkan semangat dan
menarik pengikutnya untuk melakukan sesuatu, pemimpin yang demikian tidak hanya diterima secara mutlak namun diikuti sepenuhnya.
c. Cara Memperoleh Kekuasaan
Menurut Haryanto 2005:22 kekuasaan dapat diperoleh dengan beberapa cara, yaitu :
1 Dari kedudukan
Kedudukan dapat memberikan kekuasaan kepada seseorang atau sekelompok orang karena yang bersangkutan menduduki posisi tadi. Semakin
tinggi kedudukan maka akan semakin besar pula kekuasaan yang berada pada genggaman orang yang menduduki posisi tersebut.
2 Dari kekayaan
Atas dasar kekayaan yang dimilikinya, seseorang atau sekelompok orang dapat sedikit banyak memaksakan keinginannya kepada pihak-pihak lain
agar bersedia mengikuti kehendaknya. Kekayaan yang digunakan untuk memperoleh kekuasaan biasanya dikaitkan dengan pemilikan sumber-sumber
ekonomi. Semakin besar kepemilikan terhadap sumber-sumber ekonomi, apalagi kalau sumber-sumber ekonomi itu merupakan sumber yang langka dan merupakan
kebutuhan primer, maka akan semakin besar pula kekuatan pemilik sumber- sumber ekonomi untuk memaksakan keinginannya kepada pihak-pihak lain.
Dalam realitas kehidupan, kekuasaan yang bersumberkan pada kekayaan akan
commit to user 20
lebih terasa besar pengaruhnya apabila berlangsung di masyarakat yang relatif kurang sejahtera, dan sekaligus juga merupakan masyarakat dengan tingkat
kesejahteraan yang tidak merata. 3
Dari kepercayaan Seseorang atau sekelompok orang dapat memiliki kekuasaan karena
yang bersangkutan memang dipercaya untuk memilikinya atas dasar kepercayaan yang dianut masyarakat. Kekuasaan yang bersumber dari kepercayaan hanya
muncul di masyarakat di mana anggota-anggotanya mempunyai kepercayaan yang dimiliki pemegang kekuasaan.
Menurut Miriam Budiardjo 1982:36 kekuasaan bisa diperoleh dari kekerasan fisik misalnya, seorang Polisi dapat memaksa penjahat untuk
mengakui kejahatannya karena dari segi persenjataan polisi lebih kuat; pada kedudukan misalnya, seorang komandan terhadap bawahannya, seorang atasan
dapat memecat pegawainya; pada kekayaan misalnya seorang pengusaha kaya dapat mempengaruhi seorang politikus melalui kekayaannya; atau pada
kepercayaan misalnya, seorang pendeta terhadap umatnya.
d. Cara Mempertahankan Kekuasaan
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu negara terhadap terhadap pihak lain, dapat membuat penguasa tersebut berupaya
untuk mencapai apa yang menjadi keinginan dan tujuannya. Untuk itu, penguasa berkeinginan mempertahankan kekuasaannya. Cara untuk mempertahankan
kekuasaan dapat dilakukan dengan cara damai, antara lain dengan demokrasi dan mencari dukungan pihak lain, atau dengan kekerasan, antara lain dengan
penindasan dan memerangi pihak yang menentang kekuasaannya. Menurut Haryanto 2005:57 tindakan penguasa untuk mempertahankan
kekuasaannya berbeda-beda. Dalam masyarakat yang demokrasis, penguasa mencari dukungan warga masyarakat secara konseptual dan memperbesar
kepercayaan warga terhadap penguasa. Sedang dalam masyarakat yang tidak demokratis, penguasa mempertahankan kekuasaannya dengan paksaan. Di
masyarakat yang tidak demokratis, ada kecenderungan penguasa untuk masuk
commit to user 21
terlalu jauh dalam mengatur kehidupan dan kepercayaan serta pribadi warganya sesuai dengan keinginan penguasa. Dengan paksaan, warga digiring untuk patuh
pada penguasa. Di antara banyak bentuk kekuasaan, kekuasaan politik merupakan hal
yang paling penting untuk dipertahankan, karena dengan kekuasaan politik, penguasa dapat mempengaruhi kebijakan umum pemerintah baik terbentuknya
maupun akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan. Kekuasaan politik tidak hanya mencakup kekuasaan untuk mendapat ketaatan
warga masyarakat, tetapi juga menyangkut pengendalian orang lain dengan tujuan untuk mempengaruhi tindakan dan aktivitas penguasa di bidang administratif,
legislatif dan yudikatif Miriam Budiardjo,1982:37. Ibnu Khaldun dalam Rahman Zainudin 1992:125 menjelaskan kekuasaan
itu mempunyai dinamika dan prosesnya sendiri, yang dilaluinya mulai dari kelahirannya sampai kehancurannya. Penguasa atau kelompok yang berkuasa
harus mempertahankan hubungan secara moralitas dan sifat-sifat kebaikan. Sifat- sifat terpuji itulah yang menunjukkan adanya kekuasaan. Selama sifat-sifat seperti
itu ada, maka kekuasaan masih tetap ada. Dinyatakan Robert M. Macluer dalam Miriam Budiardjo 1982:36 bahwa untuk mempertahankan kekuasaan, penguasa
harus meluaskan pengaruhnya untuk meningkatkan kepercayaan dan ketaatan dari masyarakat atau warga di mana penguasa itu berkuasa.
Jadi meskipun dalam mempertahankan kekuasaan ada berbagai macam cara, tetapi ada beberapa persamaannya yaitu pihak satu ingin selalu memerintah
pihak lain, ingin lebih tinggi dari pihak lain dan menginginkan ketaatan pihak lain.
Fidel Castro dalam upaya mempertahankan kekuasaanya dari pengaruh intervensi AS dengan cara menggandeng Uni Sovyet serta mengedepankan
komunis sebagai langkah tandingan dari kapitalisme AS.
commit to user 22
e. Faktor Runtuhnya Kekuasaan
Dalam pemikiran Ibnu Khaldun yang dikutip A. Rahman Zainuddin 1992 : 233 ada beberapa tahapan proses jatuhnya kekuasaan, yaitu :
1 Kekuasaan yang sentralistik, dimana pemusatan kekuasaan dan kemegahan
berada pada seorang atau sekelompok penguasa. 2
Kekuasaan yang mempunyai tata cara dan kebiasaan hidup dalam kemegahan.
3 Kekuasaan yang memiliki pertahanan lemah, tidak mempunyai kekuatan
legitimasi. Hancurnya kekuasaan tidak hanya disebabkan oleh factor internal dalam
kekuasaan itu sendiri, akan tetapi bias dari factor eksternal, antara lain karena peperangan yang melibatkan dua negara atau lebih, konflik dan perang saudara,
kudeta penggulingan kekuasaan baik oleh militer maupun sipil dan aksi-aksi demonstrasi yang memungkinkan pergantian kekuasaan Rahman Zainudin,
1992:321
commit to user 23
B. KERANGKA BERPIKIR