Tinjauan tentang Wanprestasi Kerangka Teori

commit to user

4. Tinjauan tentang Wanprestasi

a. Pengertian Prestasi Wanprestasi timbul setelah adanya prestasi yang tidak dipenuhi. Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan. Menurut ketentuan Pasal 1234 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, prestasi dapat berupa : 1 Memberikan sesuatu Memberikan sesuatu adalah menyerahkan kekuasaan benda dari debitur kepada kreditur Abdulkadir Muhammad, 2000:202. Wujud prestasinya adalah untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu. 2 Berbuat sesuatu Wujud prestasinya adalah untuk melakukan sesuatu yang telah disepakati bersama dalam perjanjian. 3 Tidak berbuat sesuatu Wujud prestasinya adalah untuk tidak melaksanakan sesuatu perbuatan yang disepakati bersama. Abdulkadir Muhammad menyebutkan bahwa prestasi memiliki sifat-sifat sebagi berikut : 1 Harus sudah tertentu atau dapat ditentukan. Hal ini memungkinkan debitur memenuhi perikatan. Jika prestasi itu tidak tertentu atau tidak dapat ditentukan mengakibatkan perikatan batal nietig. 2 Harus mungkin, artinya prestasi itu dapat dipenuhi oleh debitur secara wajar dengan segala usahanya. Jika tidak demikian perikatan batal nietig. 3 Harus diperbolehkan, artinya tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan, tidak bertentangan dengan ketertiban umum. Jika prestasi itu tidak halal, perikatan batal nietig. 4 Harus ada manfaat bagi kreditur, artinya kreditur dapat menggunakan, menikmati, dan mengambil hasilnya. Jika tidak demikian, perikatan dapat dibatalkan vernietigbaar. commit to user 5 Terdiri dari satu perbuatan atau serentetan perbuatan. Jika prestasi itu berupa satu kali perbuatan dilakukan lebih dari satu kali dapat mengakibatkan pembatalan perikatan vernietigbaar. b. Pengertian Wanprestasi Wanprestasi adalah prestasi yang buruk, artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah diwajibkan dalam perjanjian. Tidak dipenuhinya kewajiban debitur disebabkan oleh 2 dua alasan, yaitu: 1 Karena kesalahan debitur, baik dengan sengaja tidak dipenuhi kewajiban maupun karena kelalaian. 2 Karena keadaan memaksa overmacht, force majeure, jadi di luar kemampuan debitur. Debitur tidak bersalah Abdulkadir Muhammad, 2000:203. Wanprestasi kelalaian atau kealpaan seorang debitur dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu : 1 Debitur tidak memenuhi sama sekali. 2 Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikannya. 3 Debitur memenuhi prestasi tapi terlambat. 4 Debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. Subekti, 2001:45. c. Akibat Wanprestasi Ada 4 empat akibat adanya wanprestasi, yaitu sebagai berikut: 1 Perikatan tetap ada. Kreditur masih dapat menuntut kepada debitur pelaksanaan prestasi, apabila ia terlambat memenuhi prestasi. Di samping itu, kreditur berhak menuntut ganti rugi akibat keterlambatan melaksanakan prestasinya. Hal ini disebabkan kreditur akan mendapat keuntungan apabila debitur melaksanakan prestasi tepat pada waktunya. commit to user 2 Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur Pasal 1243 KUH Perdata. 3 Beban resiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu timbul setelah debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar pihak kreditur. Oleh karena itu, debitur tidak dibenarkan untuk berpegang pada keadaan memaksa. 4 Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat membebaskan diri dari kewajibannya memberikan norma prestasi dengan menggunakan Pasal 1266 KUH Perdata yang memuat ketentuan bahwa wanprestasi dari salah satu pihak memberikan hak kepada pihak lainnya untuk membatalkan perjanjian lewat hakim. d. Tuntutan atas dasar wanprestasi Kreditur dapat menuntut seorang debitur yang telah wanprestasi hal-hal sebagai berikut : 1 Kreditur dapat meminta pemenuhan prestasi saja dari debitur; 2 Kreditur dapat menuntut prestasi disertai ganti rugi kepada debitur Pasal 1267 KUH Perdata; 3 Kreditur dapat menuntut dan menerima ganti rugi, hanya mungkin kerugian karena keterlambatan; 4 Kredit dapat menuntut pembatalan perjanjian; 5 Kreditur dapat menuntut pembatalan disertai ganti rugi kepada debitur. Ganti rugi itu berupa pembayaran uang denda Salim, 2003: 99.

5. Tinjauan tentang Jaminan