Tinjauan tentang Jaminan Kerangka Teori

commit to user 2 Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur Pasal 1243 KUH Perdata. 3 Beban resiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu timbul setelah debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar pihak kreditur. Oleh karena itu, debitur tidak dibenarkan untuk berpegang pada keadaan memaksa. 4 Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat membebaskan diri dari kewajibannya memberikan norma prestasi dengan menggunakan Pasal 1266 KUH Perdata yang memuat ketentuan bahwa wanprestasi dari salah satu pihak memberikan hak kepada pihak lainnya untuk membatalkan perjanjian lewat hakim. d. Tuntutan atas dasar wanprestasi Kreditur dapat menuntut seorang debitur yang telah wanprestasi hal-hal sebagai berikut : 1 Kreditur dapat meminta pemenuhan prestasi saja dari debitur; 2 Kreditur dapat menuntut prestasi disertai ganti rugi kepada debitur Pasal 1267 KUH Perdata; 3 Kreditur dapat menuntut dan menerima ganti rugi, hanya mungkin kerugian karena keterlambatan; 4 Kredit dapat menuntut pembatalan perjanjian; 5 Kreditur dapat menuntut pembatalan disertai ganti rugi kepada debitur. Ganti rugi itu berupa pembayaran uang denda Salim, 2003: 99.

5. Tinjauan tentang Jaminan

a. Pengertian Jaminan Istilah jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu zekerheid atau cautie. Zekerheid atau cautie mencakup secara umum cara- cara kreditur menjamin dipenuhinya tagihannya, di samping commit to user pertanggungan jawab umum debitur terhadap barang-barangnya Salim, 2002: 21. Hartono Hadisoeprapto dalam Salim HS berpendapat bahwa jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan, sedangkan M. Bahsan memberikan mendefinisikan jaminan adalah segala sesuatu yang diterima kreditur dan diserahkan debitur untuk menjamin suatu utang piutang dalam masyarakat. Jaminan adalah tanggungan yang diberikan oleh debitur kepada kreditur karena pihak kreditur mempunyai suatu kepentingan, yaitu bahwa debitur harus memenuhi kewajibannya dalam suatu perikatan Budi Untung, 2000: 56. b. Jenis Jaminan Jaminan dapat dibedakan menjadi 2 dua macam yaitu : 1 Jaminan materiil atau dapat disebut jaminan kebendaan Jaminan kebendan mempunyai ciri-ciri kebendan dalam arti memberikan hak mendahului di atas bend-benda tertentu dan mempunyai sifat melekat dan mengikuti benda yang bersangkutan. Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan dalam Salim HS, jaminan materiil kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda, yang mempunyai ciri-ciri mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu, dapat dipertahankan terhadap siapa pun, selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan unsur-unsur jaminan materiil sebagai berikut : a Hak mutlak atas suatu benda; b Mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu; c Dapat dipertahankan terhadap siapapun; d Selalu mengikuti bendanya; dan commit to user e Dapat dialihkan kepada pihak lainnya. Jaminan materiil kebendaandapat digolongkan menjadi 5 lima macam, yaitu : a Gadai pand,yang diatur di dalam Bab 20 Buku II Kitab Undang- Undang Hukum Perdata KUH Perdata; b Hipotek, yang diatur dalam Bab 21 Buku II KUH Perdata; c Credietverband, yang diatur dalam Stb. 1908 Nomor 542 sebagaimana telah diubah dengan Stb. 1937 Nomor 190; d hak tanggungan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 4Tahun 1996; e jaminan fidusia, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999. Pembebanan hak atas tanah yang menggunakan lembaga hipotek dan credietverband sudah tidak berlaku lagi karena telah dicabut dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, sedangkan pembebanan jaminan atas kapal laut dan pesawat udara masih tetap menggunakan lembaga hipotek. 2 Jaminan imateriil atau jaminan perorangan Istilah jaminan perorangan berasal dari kata borgtocht. Jaminan perorangan merupakan jaminan yang tidak memberikan hak mendahului di atas benda-benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin pemenuhan perikatan yang bersangkutan. Soebekti mengartikan jaminan perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang kreditur dengan seorang ketiga, yang menjamin dipenuhinya kewajiban si berhutang debitur. Ia bahkan dapat diadakan di luar tanpa si berhutang tersebut Soebekti 1996: 17. Soebekti mengkaji jaminan perorangan dari dimensi kontraktual antara kreditur dengan pihak ketiga. Selanjutnya ia mengemukakan bahwa maksud adanya jaminan ini adalah untuk pemenuhan kewajiban si berhutang, yang dijamin pemenuhan seluruhnya atau sampai suatu bagian tertentu, harta benda commit to user si penanggung penjamin dapat disita dan dilelang menurut ketentuan perihal pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan. Berdasarkan definisi tersebutdi atas, maka dapat dikemukakan unsur jaminan perorangan sebagai berikut : a Mempunyai hubungan langsung terhadap orang tertentu; b Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu; dan c Terhadap harta kekayaan debitur umumnya. Jaminan perorangan dapat dibagi menjadi 4 empat macam, yaitu : a Penanggung borg, adalah orang lain yang dapat ditagih; b Tanggung-menanggung yang serupa dengan tanggung renteng; c Akibat hak dari tanggung renteng pasif, meliputi : Hubungan hak bersifat ekstern, yaitu hubungan hak antara para debitur dengan pihak lain kreditur dan hubungan hak bersifat intern, yaitu hubungan hak antara sesama debitur itu satu dengan yang lainnya; d Perjanjian garansi Pasal 1316 KUH Perdata, yaitu bertanggung jawab guna kepentingan pihak ketiga Salim, 2004: 218. Menurut Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, jaminan dapat dibedakan menurut : 1 Cara terjadinya : a Lahir karena Undang – Undang Jaminan yang lahir karena undang- undang merupakan jaminan yang keberadaannya ditunjuk undang – undang, tanpa adanya perjanjian para pihak, yaitu yang diatur dalam Pasal 1131 KUH Perdata yang menyatakan bahwa segala kebendaan milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, akan menjadi tanggungan untuk segala perikatannya. Dengan demikian berarti seluruh benda debitur menjadi jaminan bagi semua kreditur. Dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajiban hutangnya kepada kreditur, maka kebendaan milik debitur tersebut akan dijual kepada umum, dan hasil penjualan commit to user tersebut dibagi para kreditur seimbang dengan besar piutang masing-masing Pasal 1132 KUH Perdata. b Lahir karena diperjanjikan Selain jaminan yang ditunjuk oleh undang – undang, sebagai bagian dari asas konsensualitas dalam hukum perjanjian, undang- undang memungkinkan para pihak untuk melakukan perjanjian penjaminan yang ditujukan untuk menjamin pelunasan atau pelaksanaan kewajiban debitur kepada kreditur. Perjanjian penjaminan ini merupakan perjanjian accessoir yang melekat pada perjanjian dasar atau perjanjian pokok yang menerbitkan hutang piutang diantara debitur dengan kreditur. Contoh : hipotik, hak tanggungan, fidusia, gadai, perjanjian penanggungan borghtocht, perjanjian garansi, perhutangan, tanggung – menanggung, tanggung renteng. 2 Obyeknya a Obyek berupa benda bergerak; b Obyek berupa benda tidak bergerak benda tetap; 3 Sifatnya a Termasuk jaminan umum Menurut sifatnya, ada jaminan yang bersifat umum, yaitu jaminan yang diberikan bagi kepentingan semua kreditur dan menyangkut semua harta debitur, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1131 KUH Perdata. b Termasuk jaminan khusus Jaminan yang bersifat khusus yang merupakan jaminan dalam bentuk penunjukkan atau “ penyerahan “ benda tertentu secara khusus, sebagai jaminan atas pelunasan kewajiban atau hutang debitur kepada kreditur tertentu, yang hanya berlaku untuk kreditur tertentu tersebut, baik secara kebendaan maupun perorangan. Timbulnya jaminan khusus ini karena adanya perjanjian yang khusus diadakan antara debitur dan kreditur yang commit to user dapat berupa jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan yang bersifat perorangan. c Bersifat kebendaan Jaminan yang bersifat kebendaan yaitu adanya benda tertentu yang dijadikan jaminan zakelijk. d Bersifat perorangan Jaminan perorangan personlijk, yaitu adanya orang tertentu yang sanggup membayar atau memenuhi prestasi jika debitur cidera janji. Jaminan perorangan ini tunduk pada ketentuan hukum perjanjian yang diatur dalam Buku III KUHPerdata. 4 Kewenangan menguasai benda jaminannya a Menguasai benda jaminannya Contoh : gadai dan hak retensi. Bagi kreditur, penguasaan benda ini akan lebih aman, terutama untuk benda bergerak yang mudah dipindah-tangankan dan berubah nilainya. b Tanpa menguasai benda jaminannya Untuk jaminan yang tidak menguasai bendanya missal adalah hipotik dan creditverband. Hal ini menguntungkan debitur karena tetap dapat memanfaatkan benda jaminan.

6. Tinjauan tentang Bank Garansi