commit to user
dapat berupa jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan yang bersifat perorangan.
c Bersifat kebendaan Jaminan yang bersifat kebendaan yaitu adanya benda tertentu
yang dijadikan jaminan zakelijk. d Bersifat perorangan
Jaminan perorangan personlijk, yaitu adanya orang tertentu yang sanggup membayar atau memenuhi prestasi jika debitur
cidera janji. Jaminan perorangan ini tunduk pada ketentuan hukum perjanjian yang diatur dalam Buku III KUHPerdata.
4 Kewenangan menguasai benda jaminannya a Menguasai benda jaminannya
Contoh : gadai dan hak retensi. Bagi kreditur, penguasaan benda ini akan lebih aman, terutama untuk benda bergerak yang mudah
dipindah-tangankan dan berubah nilainya. b Tanpa menguasai benda jaminannya
Untuk jaminan yang tidak menguasai bendanya missal adalah hipotik dan creditverband. Hal ini menguntungkan debitur karena
tetap dapat memanfaatkan benda jaminan.
6. Tinjauan tentang Bank Garansi
a. Pengertian Bank Garansi Istilah bank garansi berasal dari terjemahan bahasa Belanda yaitu
bank garantie. Pengertian bank garansi terdapat dalam Pasal 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor: 11110Kep.DirUPPB
tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank. Bank garansi adalah “ jaminan dalam
bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank atau oleh lembaga keuangan non bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang
menerima jaminan apabila pihak yang menerima jaminan cedera janji.” Warkat bank adalah surat yang diterbitkan oleh bank untuk menjamin
commit to user
pembayaran kepada pihak ketiga, apabila pihak yang menerima jaminan wanprestasi Salim, 2002: 222.
Bank guarantee it is not a guarantee in a traditional sense, where one party acts as a surety for another’s obligation, although there are
similarities. Rather, it is in the nature of a bearer cheque made out to cash that most closely encapsulates the essence of the bank guarantee. They are
also known by other names – performance bonds, insurance bonds and stand-by letters of credit – but they all have one thing in common. They
oblige the issuing institution to pay cash over to the party presenting the bond when called upon to do so, hence the analogy Mark Williams,
2008:16 Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank
kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud
bank menjamin akan memenuhi membayar kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijamin kepada pihak yang menerima jaminan apabila yang
dijamin kemudia hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cedera janji Kasmir, 2002:
157. Huyasro dan Achmad Anwari dalam Salim HS mengartikan
garansi bank adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh bank. Maksudnya bank menjamin untuk memenuhi suatu kewajiban apabila
yang dijamin di kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sebagaimana yang dijanjikan. Definisi tersebut difokuskan pada
penjaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak yang dijamin, untuk kepentingan pihak ketiga.
b. Tujuan Bank Garansi Menurut Salim, tujuan bank garansi adalah sebagai berikut :
1 Mendorong bank-bank dan lembaga keuangan bukan bank untuk melakukan usaha sesuai dengan fungsinya masing-masing;
commit to user
2 Menunjang pengembangan pasar modal dan pasar uang; dan 3 Meningkatkan kelancaran lalu lintas perdagangan atau kegiatan usaha.
Tujuan pemberian bank garansi oleh pihak bank kepada penerima jaminan atau yang dijamin adalah sebagai berikut:
1 Memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar transaksi nasabah;
2 Bagi pemegang jaminan bank garansi adalah untuk memberikan keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian
bila pihak yang dijaminkan melalaikan kewajibannya, karena pemegang akan mendapat ganti rugi dari pihak perbankan;
3 Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan yang dijaminkan dan yang menerima jaminan;
4 Menumbuhkan rasa aman dan ketentraman dalam berusaha baik bagi bank maupunbagi pihak lainnya;
5 Bagi bank akan memperoleh keuntungan dari biaya-biaya yang harus dibayar nasabah serta jaminan lawan yang diberikan Kasmir, 2002:
158-159. c. Dasar Hukum Bank Garansi
Salim menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang bank garansi adalah sebagai berikut:
1 Pasal 1820 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1850 KUH Perdata. Ketentuan yang tercantum dalam KUH Perdata ini merupakan
ketentuan umum yang mengatur tentang jaminan penanggungan pada umumnya. Apabila dalam ketentuan khusus tidak diatur secara
lengkap, maka dapat diacu ketentuan yang bersifat umum lex generale;
2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan;
3 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 11110Kep.DirUPPB tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan
commit to user
Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank. Ketentuan ini terdiri atas 12 pasal. Hal-hal yang diatur dalam Surat keputusan ini
meliputi: a pengertian jaminan Pasal 1;
b isi garansi bank Pasal 2; c aval dan endosemen Pasal 3;
d jaminan dalam bentuk lainnya Pasal 4; e besarnya jaminan yang diberikan Pasal 5 sampai Pasal 6;
f larangan bagi bank dan lembaga keuangan nonbank Pasal 7 sampai Pasal 8;
g kewajiban bank dan lembaga keuangan nonbank untuk menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia mengenai jaminan
yang telah diberikan Pasal 9; h sanksi denda Pasal 10;
i berlakunya surat keputusan Pasal 11; dan j tidak berlakunya berbagai surat keputusan lainnya yang berkaitan
dengan garansi bank Pasal 12. 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: SE 1111 kepada Bank-bank
umum, Bank-bank Pembangunan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank di Indonesia Perihal Pemberian Jaminan oleh Bank dan
Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank. d. Penggolongan Garansi Bank
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 11110Kep.DirUPPB tentang Pemberian Jaminan oleh Bank dan
Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan NonBank mengatur penggolongan jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak lainnya.
Jaminan yang diberikan oleh bank dapat dibedakan menjadi 3 tiga macam, yaitu :
1 Jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank yang mengakibatkan kewajiban
commit to user
membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin cedera janji wanprestasi;
2 Jaminan dalam bentuk tanda tangan kedua dan seterusnya atas surat- surat berharga seperti aval dan endosemen yang dapatmenimbulkan
kewajiban membayar bagi bank atau lembaga keuangan bukan bank apabila pihak yang dijamin melakukan cedera janji wanprestasi;
3 Jaminan lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga dapat menimbulkan finansial bagi bank atau lembaga keuangan bukan
bank. Bedasarkan ketiga jaminan tersebut, maka yang disebut sebagai garansi
bank adalah ketentuan pada angka 1. Huyasro dan Achmad Anwari dalam Salim HS menyebutkan
bahwa garansi bank dapat digolongkan menjadi 3 tiga jenis, yaitu : 1 garansi bank dari aspek tujuan penggunaannya; 2 mata uang yang
digunakan; dan 3 aspek provisi. Ketiga jenis penggolongan garansi bank tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Garansi bank dari aspek tujuan penggunaannya Garansi bank dari aspek penggunaannya merupakan garansi bank
yang diberikan kepada pihak lain dari maksud pemanfaatan dari garansi bank tersebut. Pembagian ini dapat dibagi menjadi 7 tujuh
macam, yaitu: a Garansi bank untuk penyerahan barang-barang, baik barang-barang
yang dibiayai dengan kredit bank maupun yang tidak dibiayai dengan kredit bank;
b Garansi bank untuk mendapatkan keterangan pemasukan pabean KPP atas barang-barang yang LCnya telah dibayar penuh
importir; c Garansi bank untuk pengeluaran barang-barang yang LCnya
belum dibayar penuh oleh importir; d Garansi bank untuk mengikuti pembangunan proyek yang dikenal
sebagai tender bond atau bid bond. Garansi bank ini erat
commit to user
hubungnnya dengan kesediaan terjamin sebagai peserta tender untuk melaksanakan pembangunan proyek apabila dapat
memenangkan tender; e Garansi bank untuk melaksanakan pembangunan proyek sesuai
dengn ketentuan-ketentuan yang telah dijanjikan antara terjamin sebagai pemborong pekerjaan pembangunan proyek dan pemberi
pekerjaan borongan yang dikenal sebagai performance bond atau contract bond. Bagi pemberi pekerjaan borongan, garansi bank ini
dimaksudkan untuk menutup risiko apabila sebelum pekerjaan borongan itu selesai, ternyata pemborong pekerjaan cedera janji;
f Garansi bank untuk melindungi atau memberikan ganti rugi karena pelaksanaan kewajiban dalam suatu kedudukan tertentu yang
dikenal idemnity bond; g Garansi bank untuk keperluan membayar uang muka sehubungan
dengan suatu kegiatan tertentu yang dikenal sebagai advance payment guarante. Advance Payment Guarantee Supports an
obligation to account for an advance payment made by the Beneficiary to the PrincipalApplicant www.seb.com.
2 Garansi bank dari aspek uang yang digunakan Garansi bank dari aspek uang yang digunakan dibagi menjadi 2 dua
macam, yaitu: a Garansi bank dalam mata uang rupiah sehubungan dengan
transaksi yang terjadi di dalm negeri yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran kembali dalam mata uang rupiah;
b Garansi bank dalam valuta asing atau garansi bank dalam mata uang rupiah yang mempunyai kewajiban untuk melakukan
pembayaran kembali terhadap luar negeri Salim, 2005:227. 3 Garansi bank dari aspek provisi yang dikenakan
Garansi bank dari aspek provisi yang dikenakan dibededakan menjadi 2 dua macam, yaitu:
commit to user
a Garansi bank mata uang rupiah dibagi menjadi 2 dua jenis, yaitu dikenakan provisi dan tidak dikenakan provisi tetapi dikenakan
biaya administrasi. Biaya provisi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh terjamin kepada bank sebagai balas jasa untuk
pemberian garansi bank. Besarnya provisi ditetapkan berdasarkan tujuan penggunaan garansi bank dan ditetapkan berdasarkan
presentase. Pemerintah melalui Bank Indonesia menetapkan besarnya provisi bank garansi secara umum tanpa membedakan
tujuan penggunaan garansi bank. Sedangkan biaya administrasi merupakan biaya yang lazim dipungut berhubungan untuk
pelaksanaan administrasi. Jumlah yang dikenakan tergantung bank masing-masing Kasmir, 2002: 160-161.
b Garansi bank dalam valuta asing dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan dan yang dikeluarkan dengan perantaraan bank-
bank lain sebagai bank koresponden Salim, 2004: 227. e. Bentuk dan Isi Perjanjian Bank Garansi
Bentuk bank garansi yang dibuat oleh bank adalah bentuk tertulis. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan para pihak baik penjamin
maupun pihak yang menerima jaminan. Hal-hal yang dimuat dalam bank garansi adalah sebagai berikut:
1 Judul garansi bank atau bank garansi; 2 Nama dan alamat bank pemberi garansi;
3 Nama dan alamat terjamin; 4 Nama dan alamat penerima jaminan;
5 Macam transaksi antara terjamin dan penerima jaminan; 6 Tanggal penerbitan bank garansi;
7 Jumlah uang yang dijaminkan oleh bank; 8 Batas waktu untuk mengajukan klaim kepada bank;
9 Pernyataan bahwa penjamin bank akan memenuhi pembayaran hingga suatu jumlah tertentu dengan terlebih dahulu menyita dan
commit to user
menjual lebih dulu benda-benda milik terjamin yang dijadikan jaminan lawan;
10 Jangka waktu pembayaran oleh bank kepada penerima jaminan terhitung saat bank menerima tuntutan;
11 Tanda tangan pihak bank pemberi garansi Salim, 2005:231-232. Syarat-syarat yang tidak diperkenankan untuk dimasukkan dalam
bank garansi adalah: 1 Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya
bank garansi, misalnya bank garansi baru berlaku setelah pihak yang dijamin menyetor sejumlah uang;
2 Ketentuan bahwa garansi bank dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak, misalnya oleh bank atau pihak yang dijamin.
f. Sifat Perjanjian Bank Garansi Bank garansi merupakan perjanjian yang bersifat tambahan
accesoir. Adanya garansi bank karena adanya perjanjian pokok. Perjanjian pokoknya merupakan perjanjian yang dibuat antara pihak yang
dijamin dengan pihak lainnya. Misalnya, dalam pelaksanaan kontrak konstruksi.
Bank garansi hanya berlaku untuk 1 satu kali transaksi yaitu sampai dengan tanggal berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan sesuai
dengan klausa yang tercantum dalam surat bank garansi yang bersangkutan. Bank garansi tidak dapat diperpanjang tetapi dapat diajukan
permohonan oleh nasabah untuk diperbaharui atas persetujuan tertulisdari pemegang surat bank garansi Salim, 2005:234-235.
g. Berakhirnya Bank Garansi Di dalam Surat Edaran Bank Indonesia N0. SE 11 11, tanggal 28
Maret 1979 kepada Bank- Bank Umum, Bank-Bank Pembangunan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Indonesia, pemberian jaminan oleh
lembaga keuangan non bank telah ditentukan berakhirnya garansi bank.
commit to user
Dalam surat edaran tersebut ditentukan 2 cara berakhirnya garansi bank, yaitu berakhirnya perjanjian pokok dan berakhirnya garansi bank
sebagaimana yang ditetapkan dalam garansi bank yang bersangkutan. Garansi bank telah ditentukan oleh bank, yaitu mulai berlakunya garansi
dan berakhirnya garansi. Misalnya mulai garansi dari tanggal 20 November 2003 sampai dengan 30 Desember 2003. Dengan berakhirnya
jangka waktu tersebut, maka berakhirlah garansi bank yang dibuat oleh bank penjamin Salim, 2004:236.
commit to user
B. Kerangka Pemikiran