Analisis Pemberian Bank Garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang

commit to user Ketiga syarat tersebut di atas merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi oleh nasabah yang akan mengajukan permohonan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta. c. Larangan penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring, hari Kamis tanggal 23 Juni 2011 pukul 09.30, diperoleh hasil bahwa terdapat larangan- larangan dalam penerbitan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta. Larangan tersebut meliputi : 1 Permohonan bank garansi yang diajukan bertujuan untuk digunakan dalam transaksi yang bersifat illegal. 2 Bank garansi yang berlaku surut. Misalnya permohonan diajukan tanggal 23 Juni 2011 akan tetapi nasabah meminta tanggal penerbitan sebelum tanggal tersebut. 3 Bank garansi yang bertujuan untuk menjamin emisi efek. 4 Bank garansi atas permintaan bukan penduduk. Pengecualian terhadap ketentuan ini adalah apabila pemohon memiliki kontra garansi yang cukup, bank yang mengajukan bukan merupakan cabang bank penerima permohonan, serta setoran bank garansi harus 100 full cover.

3. Analisis Pemberian Bank Garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang

Utama Surakarta Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring, hari Kamis tanggal 23 Juni 2011 pukul 09.35, diperoleh hasil bahwa diperoleh hasil bahwa bank garansi merupakan jenis kredit tidak langsung. Oleh karena itu, analisis permohonan bank garansi hampir sama dengan permohonan kredit. Analisis yang dilakukan terkait dengan pemberian bank garansi yaitu berdasarkan prinsip 5C Character, Capacity, Capital, Condition of Economic, dan Collateral, prinsip commit to user 7P Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability, dan Protection, serta prinsip 3R Returns, Repayment, dan Risk Bearing Ability. Prinsip-prinsip tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Prinsip 5C Prinsip 5C dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Character watak Pemohon bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta harus diteliti terlebih dahulu terkait dengan kelayakan untuk mengajukan bank garansi, salah satunya dapat dilihat dari karakter pemohon bank garansi. Penting untuk mengetahui karakter pemohon, karena dapat diketahui apakah pemohon memiliki karakter yang baik atau yang buruk. Karakter baik apabila ada keinginan untuk membayar kewajibannya. Jika karakter pemohon bank garansi baik maka bank garansi dapat diberikan, tetapi apabila karakter nasabah pemohon bank garansi buruk atau tidak baik maka prmohonan tersebut tidak dikabulkan. 2 Capacity kemampuan Nasabah pemohon bank garansi perlu dianalisis terkait dengan kemampuannya dalam memimpin perusahaan atau usaha yang dijalankan. Apabila nasabah mampu memimpin perusahaan dengan baik, maka permohonan bank garansi dapat dikabulkan, tatapi apabila sebaliknya maka permohonan dapat ditolak. 3 Capital modal Nasabah pemohon bank garansi harus dianalisis mengenai besarnya modal yang dimiliki. 4 Condotion of Economic kondisi perekonomian Pemberian bank garansi dilihat dari kondisi perekonomian pada umumnya dan bidang usaha pemohon bank garansi pada khususnya. Jika memiliki prospek yang baik maka permohonan bank garansi dapat dikabulkan, tetapi apabila prospek buruk maka permohonan bank garansi dapat ditolak. commit to user 5 Collateral agunan Menurut ketentuan Bank Indonesia bahwa setiap kredit yang disalurkan harus mempunyai agunan yang cukup. Oleh karena itu, perlu dianalisis agunan yang digunakan nasabah pemohon bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta. Agunan yang digunakan sebagai jaminan dalam permohonan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta bias berupa uang tuanai atau berupa asset yang dimiliki oleh nasabah. Apabila agunan yang diberikan nasabah dapat senilai dengan jumlah garansi bank yang diberikan maka permohonan tersebut dikabulkan, tetapi apabila tidak mencukupi maka permohonan tersebut ditolak. Pemberian bank garansi oleh bank untuk kepentingan pihak terjamin memungkinkan terjadinya risiko bagi pihak bank yang bersangkutan. Risiko tersebut antara lain bahwa terjamin tidak mampu mengganti dana yang sudah dikeluarkan bank untuk memenuhi kewajiban pihak terjamin kepada pihak yang menerima jaminan. Untuk mengatasi risiko atas pengeluaran bank garansi, bank meminta lebih dulu kepada pihak yang dijamin untuk memberikan ‘jaminan lawan’ counter guarantekontra garansi yang nilai tunainya sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang yang ditetapkan sebagai jaminan dan tercantum di dalam bank garansi. Jaminan lawan itu dapat berupa uang tunai seratus persen 100, pemblokiran deposito, giro, dan tabungan pemohon yang bersangkutan, selain itu bisa juga berwujud benda bergerak atau tidak bergerak. Menurut Malayu SP Hasibuan jaminan atau agunan yang digunakan harus memenuhi syarat – syarat ekonomis, yaitu: a Mempunyai nilai ekonomis pasar. b Nilai agunan atau jaminan harus lebih besar dari plafond kredit. c Marketability, yaitu agunan harus mempunyai pasaran yang cukup luas atau mudah dijual. commit to user d Ascertainability of value, yaitu agunan kredit yang diajukan oleh debitor harus mempunyai standar harga tertentu harga pasar. e Transferable, yaitu agunan kredit yang diajukan debitor harus mudah dipindahtangankan baik secara fisik maupun secara hukum. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku pengganti sementara Penyelia Dalam Negeri dan Kliring di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta, hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 pukul 10.10 WIB, diperoleh hasil bahwa jaminan atau kontra garansi yang diberikan nasabah dalam perjanjian bank terdiri dari 2 dua jenis, yaitu : a Rekening Jenis rekening yang digunakan untuk menjamin pemberian bank garansi meliputi giro, tabungan, dan deposito. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan Pasal 1 angka 6 Undang- Undang Nomor 10 tahun 1998. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, danatau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu Pasal 1 angka 9 Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank Pasal 1 angka 7 Undang – Undang Nomor 10 tahun 1998. Saldo rekening yang digunakan untuk menjamin pemberian bank garansi minimal harus senilai dengan jumlah bank garansi yang dijamin oleh bank. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya resiko. Rekening yang dijadikan jaminan kemudian akan diblokir oleh bank dan akan diaktifkan kembali setelah jangka waktu perjanjian bank garansi telah selesai. Penggunaan commit to user rekening nasabah untuk menjamin seluruh nilai bank garansi disebut bank garansi full cover. b Aset nasabah Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan,selaku pengganti sementara Penyelia Unit Dalam Negeri dan Kliring, hari Kamis tanggal 23 Juni 2011, pukul 10.00 WIB diperoleh hasil bahwa jaminan permohonan bank garansi tidak boleh hanya berupa aset nasabah. Jaminan dalam bentuk aset yang dimiliki oleh nasabah terjamin diperlukan dalam hal saldo rekening nasabah tidak mencukupi nilai bank garansi yang dijamin oleh bank. Jadi, nasabah yang mengajukan permohonan bank garansi tetap harus mempunyai rekening yang menjadi jaminan walaupun nilainya tidak mengcover seluruh nominal bank garansi yang diberikan. Aset nasabah yang digunakan sebagai jaminan berdasarkan pada plafond yang diberikan oleh bank. Aset yang dapat dijadikan jaminan dalam pemberian bank garansi adalah sebagai berikut : 1 Benda bergerak, misalnya mobil dan perhiasan. 2 Benda tidak bergerak, misalnya tanah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Beni Indrawan, hari Kamis tanggal 23 Juni 2011, pukul 09.20 diperoleh keterangan bahwa permohonan bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta menggunakan jaminan barang tidak bergerak berupa tanah atau bangunan. Hal ini dikarenakan nilai bank garansi yang diminta biasanya relatif besar. Oleh karena itu, diperlukan nilai barang jaminan yang besar untuk mengcover jumlah atau nominal bank garansi yang diminta. commit to user b. Prinsip 7P 1 Personality kepribadian Kepribadian adalah sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitor yang mengajukan permohonan bank garansi. 2 Party Party adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi- klasifikasi tertentu. 3 Purpose tujuan Permohonan bank garansi yang diajukan oleh nasbah harus dilihat tujuan penggunaanya. Tujuan penggunaan ini dapat dilihat pada perjanjian kerja antara nasabah dengan pihak ketiga. Tujuan permohonan bank garansi harus jelas sehingga dapat dipertimbangkan permohonan dapat dikabulkan atau tidak. 4 Prospect prospek Prospek berarti dalam pemberian bank garansi harus dilihat prospek perusahaan di masa yang akan datang. Apabila prospek perusahaan tersebut baik, maka permohonan bank garansi disetujui, tetapi apabila tidak baik maka bank dapat menolak permohonan bank garansi tersebut. 5 Payment pembayaran Payment berarti mengetahui bagaimana cara pembayaran kembali yang dilakukan oleh nasabah terhadap bank garansi yang diberikan. Analisis terkait hal ini dilakukan oleh analis kredit dengan memperhitungkan kelancaran pendapatan nasabah. Asas payment harus dipertimbangkan agar pengembalian dana berjalan lancar. 6 Profitability laba Prifitability merupakan prinsip yang terkait dengan kemampuan nasabah mendapatkan laba 7 Protection perlindungan commit to user Perlindungan yang dimaksud dalam pemberian bank garansi adalah jaminan berupa barang, yaitu dapat berupa rekening uang tunai atau aset nasabah tanah, bangunan, dan lain-lain. c. Prinsip 3R Prinsip 3R dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Returns Returns merupakan penilaian hasil yang dapat dicapai perusahaan nasabah setelah memperoleh kreditdari bank. 2 Repayment Menurut Malayu S.P. Hasibuan repayment adalah memperhitungkan besarnya kemampuan, jadwal, dan jangka waktu pembayaran kredit oleh calon debitor, tetapi perusahaannya tetap berjalan. 3 Risk bearing ability Risk bearing ability merupakan perhitungan besarnya kemampuan perusahaan nasabah untuk menghadapi resiko. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Beni Indrawan selaku pengganti sementara Penyelia Unit Dalam Negeri dan Kliring, pada hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 pukul 09.00 WIB diperoleh hasil bahwa selain analisis tersebut diatas PT Bank Negara Indonesia berdasarkan Pedoman dan Kebijakan Pemberian Kredit Retail Market Buku III A Nomor IN0047PMR melakukan analisis tambahan terhadap permohonan bank garansi yang diajukan oleh nasabah sebelum plafond diberikan. Analisis tersebut meliputi : a. Penelitian bonafiditas dan reputasi terjamin nasabah. b. Penelitian apakah sifat dan nilai transaksi atau kewajiban debitur nasabah kepada pihak ketiga. c. Penilaian jumlah bank garansi yang dilakukan apakah sesuai dengan kemampuan bank. commit to user d. Penilainan kemampuan debitur untuk membayar kembali kepada bank dalam hal bank garansi tersebut terpaksa dicairkan oleh pihak ketiga atau pemegang bank garansi. e. Penilaian mengenai kemampuan debitur untuk memberikan kontra garansi sesuai dengan terterjadinya resiko. Berdasarkan prudential banking prinsip kehati – hatian bank, pemberian bank garansi harus dilakukan secara teliti dengan melakukan penilaian kelayakan pemohon bank garansi nasabah. Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 11 11 UPPB perihal Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan Non Bank, mengharuskan bank untuk : a. Meneliti bonafiditas pihak yang dijamin b. Meneliti sifat dan menilai transaksi yang akan dijamin, sehingga dapat diberikan jaminan yang sesuai c. Menilai jumlah jaminan yang akan diberikan bank d. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan kontra jaminan yang cukup sesuai dengan kemungkinan terjadinya resiko. Ketentuan pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta yang dimuat dalam Pedoman dan Kebijakan Pemberian Kredit Retail Market Buku III A Nomor IN0047PMR apabila dibandingkan dengan ketentuan yang terdapat dalam Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 11 11 UPPB perihal Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan Non Bank, maka diperoleh hasil bahwa analisis yang dilakukan BNI Cabang Utama Surakarta telah sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Bank Indonesia.

4. Perjanjian Bank Garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama