Perjanjian Bank Garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

commit to user d. Penilainan kemampuan debitur untuk membayar kembali kepada bank dalam hal bank garansi tersebut terpaksa dicairkan oleh pihak ketiga atau pemegang bank garansi. e. Penilaian mengenai kemampuan debitur untuk memberikan kontra garansi sesuai dengan terterjadinya resiko. Berdasarkan prudential banking prinsip kehati – hatian bank, pemberian bank garansi harus dilakukan secara teliti dengan melakukan penilaian kelayakan pemohon bank garansi nasabah. Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 11 11 UPPB perihal Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan Non Bank, mengharuskan bank untuk : a. Meneliti bonafiditas pihak yang dijamin b. Meneliti sifat dan menilai transaksi yang akan dijamin, sehingga dapat diberikan jaminan yang sesuai c. Menilai jumlah jaminan yang akan diberikan bank d. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan kontra jaminan yang cukup sesuai dengan kemungkinan terjadinya resiko. Ketentuan pemberian bank garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta yang dimuat dalam Pedoman dan Kebijakan Pemberian Kredit Retail Market Buku III A Nomor IN0047PMR apabila dibandingkan dengan ketentuan yang terdapat dalam Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 11 11 UPPB perihal Pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian Jaminan oleh Lembaga Keuangan Non Bank, maka diperoleh hasil bahwa analisis yang dilakukan BNI Cabang Utama Surakarta telah sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Bank Indonesia.

4. Perjanjian Bank Garansi di PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama

Surakarta Penerbitan bank garansi dilakukan setelah pemohon bank garansi memenuhi syarat – syarat yang diajukan oleh bank. Sebelum perjanjian bank commit to user garansi diterbitkan antara pemohon dengan bank harus membuat kesepakatan mengenai Perjanjian Penerbitan Bank Garansi PPGB. Perjanjian bank garansi yang diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia memuat tentang identitas dan alamat bank penjamin, identitas dan alamat pemegang jaminan atau penerima jaminan, identitas dan alamat yang dijamin atau terjamin. Dalam perjanjian tersebut disebutkan tujuan penggunaan bank garansi, besarnya bank garansi yang diminta, masa berlakunya bank garansi, batas waktu pengajuan klaim, tanggal penerbitan bank garansi, serta tanda tangan pejabat bank yang berwenang. Berdasarkan analisis terhadap perjanjian bank garansi yang diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia Cabang Utama Surakarta, ketentuan-ketentuan dalam perjanjian bank garansi yang melindungi bank adalah sebagai berikut : a. Ketentuan yang memuat tentang jangka waktu wanprestasi yang dilakukan oleh terjamin dibatasi tidak melebihi batas waktu berlakunya bank garansi. Hal ini bertujuan, supaya bank terhindar dari kemungkinan penuntutan klaim yang dilakukan oleh penerima jaminan apabila terjamin melakukan wanprestasi setelah jangka waktu bank garansi telah berkahir. b. Ketentuan mengenai tujuan penggunaan bank garansi. Hal ini diatur supaya jelas peruntukan bank garansi yang diminta, sehingga apabila terjadi wanprestasi diluar tujuan penggunaan bank garansi, maka pihak bank dapat menolak klaim yang diajukan oleh penerima jaminan. c. Ketentuan mengenai bank garansi tidak mengikat lagi kepada penjamin bank apabila pengajuan klaim dilakukan melebihi jangka waktu berlakunya bank garansi dan melebihi tenggang waktu 14 empat belas hari setelah bank garansi jatuh tempo. Ketentuan ini menguntungkan pihak bank karena wanprestasi yang dilakukan setelah tanggal batas waktu pengajuan klaim berakhir maka bank dapat menolak pengajuan tersebut. d. Ketentuan tentang tanggal penerbitan bank garansi. Ketentuan ini melindungi bank dari wanprestasi yang dilakukan oleh terjamin sebelum tanggal penerbitan bank garansi. Apabila hal tersebut terjadi, maka bank dapat menolak klaim yang diajukan oleh penerima jaminan. commit to user

C. Upaya Hukum yang Dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia