commit to user
Pada sebelum kemerdekaan kampung Laweyan memegang peranan yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, di
Laweyan ini pada tahun 1911 muncul organisasi politik yang bernama Sarekat Dagang Islam SDI yang didirikan oleh KH. Samanhudi,
dalam bidang ekonomi para pedagang batik di Laweyan juga memelopori pergerakan koperasi dengan mendirikan Persatoean
Peroesahaan Batik Boemiputra Soerakarta PPBBS pada tahun 1935.
c. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Laweyan
Mayoritas Mata Pencaharian penduduk di Kampung Laweyan sebagian besar adalah pedagang batik ini semua berkat jasa Kyai
Ageng Henis, selain menyebarkan agama, Kyai Ageng Henis juga mengajarkan masyarakat laweyan bagaimana caranya membuat batik.
Jadilah Laweyan yang dulunya hanya memproduksi kain tenun kini berubah menjadi produsen batik. Kampung Laweyan adalah sentra
batik yang terkenal di Kota Solo. Mayoritas penduduk di kampung ini bekerja sebagai pengrajin batik. Batik-batik itu dipajang langsung di
depan rumah mereka yang disulap menjadi ruang pamer atau butik. Ada yang terlihat mewah ada pula yang sederhana. Tapi nuansa kuno
tetap dipertahankan sampai sekarang. Selain itu penduduk Laweyan juga ada yang menjadi karyawan pabrik, supir becak, supir angkot dan
juga PNS.
commit to user
d. Bentuk Arsitektur Pemukiman Penduduk Kelurahan
Laweyan
Dalam perkembangannya sebagai salah satu usaha untuk lebih mempertegas eksistensinya sebagai kawasan yang spesifik, corak
bangunan di laweyan banyak di pengaruhi oleh gaya arsitektur Eropa dan Islam, sehingga banyak bermunculan bangunan yang bergaya
arsitektur jawa-eropa dengan bentuk yang sederhana beroreintasi kedalam, fleksibel, berpagar tinggi lengkap dengan lantai yang
bermotif karpet khas timur tengah. Keberadaan beteng tinggi ini yang banyak memunculkan gang gang sempit dan merupakan ciri khas
laweyan, selain untuk keamanan,juga merupakan bentuk usaha para pedagang batik ini untuk menjaga privacy dan aman dari tindakan
pencurian. Pemukiman di kampung Laweyan terdiri dari dua kelompok besar,kelompok tersebut terbentuk berdasarkan kesamaan
etnis dan mata pencaharian, penduduk Laweyan sebagian besar di dominasi oleh keturunan Jawa yang mempunyai pekerjaan sebagai
juragan batik. Kampung Laweyan sebagai pemukiman tradisional, kawasannya
terbentuk dari butiran massa yang saling berdekatan membentuk jalan lingkungan yang relatif sempit. Massa banguna milik juragan batik
sebagian besar terdiri dari massa bangunan besar dan sedang, bangunan tersebut biasanya di lengkapi pagar tinggi yang menyerupai
commit to user
beteng. Adapun massa bangunan kecil jumlahnya lebih sedikit dari sebagian besar milik pekerja batik
2. Gambaran Umum Badan Lingkungan Hidup kota Surakarta