commit to user
H. Deskripsi Wilayah
1. Profil Umum Kelurahan Laweyan
a. Letak dan Luas Wilayah
Kelurahan Laweyan, yang juga dikenal sebagai Kampung Batik Laweyan merupakan pusat industri batik tradisional di Indonesia.
Kelurahan Laweyan berada kira-kira 15km di pinggiran sebelah barat daya kota Surakarta, posisinya yang sangat strategis menjadikan
Kelurahan Laweyan sebagai daerah yang menghubungkan daerah kawasan luar kota, khususnya wilayah Kartasura dan Sukoharjo.
Kelurahan Laweyan termasuk dalam kecamatan Laweyan. Batas- batas wilayah Kelurahan Laweyan adalah :
Sebelah Utara : Kelurahan Sondakan
Sebelah Timur : Kelurahan Bumi
Sebelah Selatan : Sungai Jenes dan Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat
: Kelurahan Pajang dan Kabupaten Sukoharjo
Luas wilayah Kelurahan Laweyan adalah sekitar 24.830 Ha yang terbagi menjadi 2 lingkungan yaitu 3 RW Rukun Warga dan 16 RT
Rukun Tetangga.Terdiri dari 20,56 Ha tanah pekarangan dan bangunan,sedang yang berupa sungai,jalan,tanah terbuka dan kuburan
luasnya 4,27 Ha. Apabila dilihat dari struktur kota Surakarta, kawasan Laweyan merupakan suatu kantong enclave. Kelurahan Laweyan
commit to user
dilewati oleh Sungai Jenes, Sungai Jenes terletak di bagian selatan kota Surakarta yang merupakan anak sungai Premulung yang mengalir
menuju muara sungai Pepe.
b. Sejarah Kelurahan Laweyan
Kelurahan Laweyan atau Kampung Laweyan sudah ada sejak tahun 1500 sebelum masehi. Dan sejak kerajaan Pajang, Laweyan yang
berasal dari kata Lawe bahan sandang telah menjadi pusat perdagangan bahan sandang seperti kapas dan aneka kain. Laweyan
semakin pesat ketika Kyai Ageng Henis keturunan Brawijaya V dan cucunya yaitu Raden Ngabehi Lor Ing Pasar Sutawijaya yang kelak
menjadi raja pertama Mataram bermukim di Laweyan tahun 1546 M. Kyai Ageng Henislah yang kemudian mengajarkan cara membuat
batik kepada masyarakat Laweyan. Lama kelamaan Laweyan berkembang menjadi pusat industri batik
sejak jaman kerajaan Mataram. Dulu para saudagar batik yang tinggal di Laweyan membangun rumah besar-besar dengan tembok
menjulang. Para juragan batik juga membangun lorong atau jalan rahasia di dalam rumah mereka menuju rumah juragan batik lainnya di
Laweyan. Kabarnya ketika itu mereka bersikap berseberangan dengan pihak keraton. Sehingga lewat jalan-jalan rahasia mereka bisa leluasa
melakukan pertemuan-pertemuan dengan sesama saudagar batik untuk membahas kondisi sosial politik saat itu.
commit to user
Pada sebelum kemerdekaan kampung Laweyan memegang peranan yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, di
Laweyan ini pada tahun 1911 muncul organisasi politik yang bernama Sarekat Dagang Islam SDI yang didirikan oleh KH. Samanhudi,
dalam bidang ekonomi para pedagang batik di Laweyan juga memelopori pergerakan koperasi dengan mendirikan Persatoean
Peroesahaan Batik Boemiputra Soerakarta PPBBS pada tahun 1935.
c. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Laweyan