Kerangka Pemikiran Kajian Teori

commit to user

F. Kerangka Pemikiran

Pencemaran air adalah masuknya limbah ke dalam air yang mengakibatkan fungsi air turun, sehingga tidak mampu lagi mendukung aktivitas manusia dan menyebabkan timbulnya masalah penyediaan air bersih. Bagian terbesar yang menyebabkan pencemaran air adalah limbah cair dari industri, disamping limbah padat berupa sampah domestik. Sesuai dengan isi PP No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pemerintah adalah pihak yang memiliki wewenang untuk melakukan pencegahan pencemaran air. Namun dalam kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak terjadi pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang berkaitan dengan permaslahan pengelolaan kualitas air ini sehingga diperlukan adanya penanganan yang serius dari Pemerintah Kota Surakarta. Penanganan yang serius ini dibuktikan dengan kinerja maksimal dari Badan Lingkungan Hidup. Dalam penelitian ini membahas kinerja Badan Lingkungan Hidup Surakarta dalam menanggulangi pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja Badan Lingkungan Hidup Surakarta dalam penanggulangan pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan yaitu produktivitas, responsivitas dan akuntabilitas. Ketiga indikator ini dipilih karena dirasa telah mewakili dari beberapa indikator yang ada. Indikator responsibilitas sudah tercakup dalam indikator akuntabilitas. commit to user Indikator produktivitas dalam penelitian ini menekankan konsep produktivitas pada sejauh mana upaya yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta dalam menanggulangi pencemaran air limbah industri batik di Laweyan. Hal ini dapat diketahui dengan berbagai program atau kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta dalam upaya menggulangi pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan dan apakah hasilnya sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Responsivitas Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta dalam menanggulangi pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan dapat diketahui dengan sejauh mana organisasi tersebut merespon, menanggapi, menjawab dan memberikan solusi yang tepat terhadap keinginan-keinginan masyarakat dalam permasalahan pencemaran air limbah industri batik. Akuntabilitas Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta dalam menanggulangi pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan ditekankan pada sejauh mana Badan Lingkungan Hidup kota Surakarta bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat baik kepada pemerintah maupun kepada masyarakat. Dari indikator-indikator tersebut, maka akan diperoleh gambaran mengenai bagaimana kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta dalam menanggulangi pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan, serta akan diuraikan juga faktor-faktor yang menghambat dan yang mendukung yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta dalam menanggulangi commit to user pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan. Adapun alur kerangka pemikiran yang digunakan dapat dilihat pada bagan sebagai berikut : Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Badan Lingkungan Hidup kota Surakarta Pencapaian tujuan teratasinya permasalahan pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan Kinerja Penanggulangan Pencemaran Air Limbah Industri Batik di Kelurahan Laweyan • Produktivitas • Responsivitas • Akuntabilitas • Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dari pihak Badan Lingkungan Hidup maupun dari pihak masyarakat commit to user

BAB III Metodologi Penelitian