Indikator Akuntabilitas Kinerja Penanggulangan Pencemaran Air Limbah Industri Batik di

commit to user Tim penanganan kasus lingkungan bersama petugas laboratorim Badan Lingkungan Hidup telah melakukan pemeriksaan di lapangan dan mengambil sampel untuk selanjutnya dilakukan uji coba terhadap sampel tersebut. Berdasarkan hasil laboratorium diperoleh bahwa terdapat beberapa kandungan yang melabihi baku mutu. Kemudian dilakukan musyawarah penyelesaikan di tingkat Rt dan Badan Lingkungan Hidup menghimbau agar pengusaha memperbaiki sistem pengolahan air limbahnya. Permasalahan dinyatakan selesai sehubungan dengan surat pencabutan aduan dari pengadu. Sumber : LAKIP Badan Lingkungan Hidup Tahun 2009 Pencemaran air sumur di Rw 01 tersebut akibat dari limbah batik milik Batik Merak Manis. Batik Merak Manis sudah 4 kali berpindah tempat karena di 3 tempat sebelumnya mereka diprotes oleh warga yang rumahnya berada di sekitar industri batik Merak Manis. Untuk kepindahan yang ke empat tidak terjadi pengaduan dari masyarakat sekitar, hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak Yono selaku warga Kelurahan Laweyan yang rumahnya berdekatan dengan batik Merak Manis sebagai berikut : “Awalnya saya takut kalau sumur saya tercemar limbah dari Merak Manis sebab dari 3 tempat sebelumnya industri tersebut diprotes oleh warga karena sumurnya tercemar, tapi sepertinya industri tersebut sudah benar-benar memperbaiki sistem IPALnya, sampai saat ini tidak ada masalah.” wawancara, 30 12 10

3. Indikator Akuntabilitas

Akuntabilitas sebagai kriteria untuk mengetahui sejauh mana Badan Lingkungan Hidup kota Surakarta bertanggungjawab dalam melaksanakan commit to user tugasnya sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki tingkat akuntabel, jika kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Akuntabilitas Badan Lingkungan Hidup secara vertikal adalah kepeda Pemerintah Daerah, dalam hal ini adalah Walikota Surakarta. Sedangkan akuntabilitas Badan Lingkungan Hidup secara horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Pertanggungjawaban Badan Lingkungan Hidup kepada pemerintah bukan hanya masalah dana saja, tetapi juga pada pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup apakah memenuhi target yang ditetapkan pemerintah, dan mengacu pada aturan-aturan yang sudah ditetapkan atau tidak. Pelaksanaan kegiatan dalam menanggulangi pencemaran air limbah industri batik ini sudah sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar dan sesuai dengan kebijakan organisasi, karena pada dasarnya mengacu pada aturan dari pemerintah dari sisi hukum dan undang-undangnya. Hal ini menurut pernyataan dari Bapak Edi Suparmanto seperti berikut ini : “Semua kegiatan yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup mengacu pada aturan dari pemerintah dari sisi hukum dan undang-undangnya, tetapi ada juga beberapa permasalahan yang yang tidak diatur undang- undang sehingga dipakai teknologi yang ada, yang bisa digunakan untuk aplikasi lapangan.”wawancara, 25 08 10 commit to user Pertanggungjawaban terhadap penanggulangan pencemaran limbah industri batik ini cukup besar karena banyaknya industri batik di Kelurahan Laweyan sehingga perlu upaya yang lebih agar pencemaran dapat diatasi. Pertanggungjawaban Badan Lingkungan Hidup untuk menanggulangi pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan belum memperoleh hasil yang maksimal karena masih terjadi beberapa kasus pencemaran. Pertanggungjawaban Badan Lingkungan Hidup memang bukan hanya pada pencemaran industri batik saja, tetapi ada banyak program lain juga yang membutuhkan penanganan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Edi Suparmanto sebagai berikut : “Memang masih terjadi permasalahan pencemaran tetapi kami dari BLH sudah mengupayakan secara maksimal dengan keterbatasan yang kami miliki, banyaknya industri dan keterbatasan petugas yang menyulitkan kami untuk bekerja secara maksimal.”wawancara, 25 08 10 Sedangkan pertanggungjawaban Badan Lingkungan Hidup terhadap masyarakat lebih kepada pelaksanaan kegiatan. Pada kegiatan penyuluhan, Badan Lingkungan Hidup sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hanya saja pada pengawasan dan penertiban Badan Lingkungan Hidup kurang maksimal dan masih terjadi permasalahan pencemaran di masyarakat. Badan Lingkungan Hidup tidak tegas terhadap pemilik industri yang melanggar ketentuan sehingga masyarakat yang menjadi korban. Hal ini diungkapkan oleh ibu Tini, yaitu warga Kelurahan Laweyan yang rumahnya dekat dengan bantaran sungai Jenes, sebagai berikut : “Sebenarnya dari pihak Pemkot memang sudah ada beberapa kegiatan untuk mengatasi pencemaran, tapi bukankah persoalan utama itu dari pemilik industri sendiri. Pemkot cenderung lebih mementingkan commit to user pengembangan industri batik dibandingkan dengan memperhatikan pencemaran air limbah batik. Suami saya sendiri juga buruh di pabrik batik, kalau pabriknya ditutup pemkot kan dampaknya ke saya juga. Sebenarnya air sumur saya berbau agak kurang enak, tapi warnanya tidak keruh, jadi ya saya diamkan saja selama tidak meracuni saya.” wawancara, 30 12 10 Surakarta memang sudah identik dengan Kampung Batik Laweyan, kalau ada industri yang ditutup tentu berdampak pada ekonomi, karena itulah Badan Lingkungan Hidup cenderung tidak tegas dalam memberikan sanksi.

B. Faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat kinerja Badan