commit to user
pengembangan industri batik dibandingkan dengan memperhatikan pencemaran air limbah batik. Suami saya sendiri juga buruh di pabrik
batik, kalau pabriknya ditutup pemkot kan dampaknya ke saya juga. Sebenarnya air sumur saya berbau agak kurang enak, tapi warnanya
tidak keruh, jadi ya saya diamkan saja selama tidak meracuni saya.” wawancara, 30 12 10
Surakarta memang sudah identik dengan Kampung Batik Laweyan, kalau ada industri yang ditutup tentu berdampak pada ekonomi, karena itulah
Badan Lingkungan Hidup cenderung tidak tegas dalam memberikan sanksi.
B. Faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat kinerja Badan
Lingkungan Hidup kota Surakarta dalam menanggulangi air limbah industri Batik di Kelurahan Laweyan.
1. Faktor Pendukung
a Dari Pihak Badan Lingkungan Hidup
Perhatian dari pemerintah sangat besar terhadap perkembangan industri batik di Surakarta dan segala sesuatu yang terlibat di
dalamnya. Pada bulan Juli kemarin BLH turut serta dalam rapat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan provinsi yang fokus pada
penanggulangan pencemaran air limbah industri Batik. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Edi Suparmanto sebagai berikut :
“Pada bulan Juli Badan Lingkungan Hidup turut serta dalam rapat dengan Kementerian Lingkungan hidup dan provinsi membahas
tentang pencarian solusi yang tepat dalam penanggulangan pencemaran limbah batik di Laweyan. Ada rencana untuk membuat
mobil atau unit pengolahan langsung untuk membantu pemilik industri batik.”wawancara, 25 08 10
Pemerintah juga mengadakan pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan kinerja Badan Lingkungan Hidup dalam menanggulangi
commit to user
masalah pencemaran lingkungan. Petugas dari Badan Lingkungan Hidup juga antusias mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah ataupun oleh instansi non pemerintah.
b Dari Pihak Masyarakat
Antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan penyuluhan sudah merupakan awal yang baik. Meskipun dalam pengawasan dan
penertiban masih ada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan namun Badan Lingkungan Hidup mencoba mengatasi dengan sebaik-
baiknya Tidak semua pelaku industri tidak mendukung, hanya para pelaku industri yang tidak mengerti tujuan dari pelaksanaan kegiatan
ini saja, sebenarnya dari masyarakat sudah ada peningkatan kesadaran terhadap lingkungan hidup. Badan Lingkungan Hidup juga dibantu
oleh LSM yang peduli pada kelestarian lingkungan, yang turut membantu memantau keadaan lingkungan.
2. Faktor Penghambat
a Dari Pihak Badan Lingkungan Hidup
• Dana
Dalam pelaksanaan suatu program, dana merupakan faktor penting yang sangat menentukan. Tanpa adanya dukungan dana
yang memadai mustahil suatu kegiatan dapat berjalan dengan lancer. Sumber dana untuk pelaksanaan penanggulangan
commit to user
pencemaran air air limbah industri batik berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD kotaSurakarta yang setiap
tahun menganggarkan dana untuk kegiatan penanggulangan pencemaran. Namun alokasi dana yang ada masih kurang untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga Badan Lingkungan Hidup kotaSurakarta sebagai organisasi pemerintah yang memiliki
kewenangan dalam permasalahan penanggulangan pencemaran ini berusaha mendayagunakan sumber daya yang ada dengan seefektif
dan seefisien mungkin. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Edi Suparmanto sebagai berikut :
“Masalah dana memang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan pencemaran ini.
Kurangnya anggaran untuk membantu UKM seperti untuk pembangunan IPAL, pembinaan, sosialisasi dan
penyuluhan”.wawancara, 25 08 10
Dari penuturan tersebut di atas, bisa diketahui bahwa terbatasnya anggaran yang dimiliki merupakan salah satu kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan pencemaran yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
kotaSurakarta. Padahal kegiatan industri di kotaSurakarta terus berjalan dan cenderung meningkat. Sebagai akibatnya adalah
kegiatan penyuluhan, pengawasan, penertiban sangat minim dilakukan.
commit to user
• SDM Sumber Daya Manusia
Badan Lingkungan Hidup sebagai instansi pemerintah yang mempunyai wewenang dalam menanggulangi pencemaran
khususnya penanggulangan pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan, diharapkan dapat menjalankan tugas secara
maksimal. Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang harus dipersiapkan dan dipenuhi oleh Badan Lingkungan Hidup
dalam setiap kegiatan yang dilakukan untuk menanggulangi pencemaran air limbah industri batik. Dilihat dari sisi kuantitas,
jumlah petugas masih kurang, tidak sebanding dengan jumlah industri batik yang ada khususnya di Kelurahan Laweyan.
Sedangkan dari sisi kualitas, pengetahuan yang dimiliki oleh petugas Badan Lingkungan Hidup belum memadai mengingat
tugas- tugas dari Badan Lingkungan Hidup mencakup berbagai bidang ilmu pengetahuan. Hal ini dipertegas dengan pernyataan
dari Bapak Edi Suparmanto seperti berikut ini : “Kendala dari BLH adalah kurangnya jumlah staf, padahal di
kotaSurakarta ini terdapat banyak sekali industri. Dan juga staf yang ada masih memerlukan training dan pembelajaran untuk
bidang ilmu yang dimiliki mengingat tugas-tugas dari BLH mencakup banyak bidang ilmu pengetahuan.”wawancara, 25
08 10
b Dari Pihak Masyarakat
• Kesadaran pelaku industri
commit to user
Kesadaran dan peran serta masyarakat terhadap penanggulangan pencemaran yang dilakukan oleh Badan
Lingkungan Hidup dapat dikatakan masih kurang. Masyarakat pelaku industri batik terkadang kurang memperhatikan aspek
lingkungan hidup dalam pelaksanaan kegiatan industri mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan Bapak Edi Suparmanto seperti
berikut ini : “Salah satu kendala adalah kurangnya kesadaran dan partisipasi
dari masyarakat dalam mengatasi pencemaran”wawancara, 25 08 10
Pencemaran dan perusakan lingkungan bisa diminimalisir jika pemilik industri batik menggunakan alat- alat pengendali
pencemaran. Tetapi dalam prakteknya penggunaan alat-alat ini memerlukan biaya yang tidak sedikit yang berpengaruh pada
bertambahnya biaya produksi. Selama ini beberapa pelaku industri menganggap bahwa biaya yang dikeluarkannya untuk mendirikan
instalasi pengolahan limbah tidak akan kembali. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Bapak Edi Suparmanto sebagai berikut :
“Pelaku industri batik terkendala dengan masalah dana untuk membuat instalasi pengolahan limbah”wawancara, 25 08 10
Kebanyakan di KelurahanLaweyan jenis industrinya adalah home industry, maka pemilik industri batik masih banyak yang
tidak melaporkan perubahan produksi dan perubahan kapasitas produksi, hal ini mempersulit BLH dalam kegiatan pengawasan.
commit to user
• Pelaksanaan pengolahan limbah
Pencemaran dan perusakan lingkungan bisa diminimalisir bahkan dicegah jika pemilik industri menggunakan alat- alat
pengendali pencemaran. Tetapi dalam prakteknya penggunaan alat- alat ini akan menyebabkan kenaikan anggaran yang harus
dikeluarkan oleh pemilik industri. Hal inilah yang menyebabkan keengganan pelaku industri untuk menggunakan pengendali
pencemaran. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh mbak Dwi, salah satu pemilik industri batik di KelurahanLaweyan :
“Kalau membuat IPAL sendiri biaya yang dibutuhkan besar, kami pemilik usaha skala kecil keberatan dengan biaya
tersebut.”wawancara, 21 10 10 Pemilik industri di KelurahanLaweyan yang tidak memiliki
IPAL ataupun yang tidak ikut IPAL komunal hanya melakukan pre-treatment sederhana sebelum membuang limbahnya. Hal ini
diungkapkan oleh Bapak Widi seperti berikut : “Industri-industri disini yang masih aktif melakukan kegiatan
produksi seperti pencelupan dan pewarnaan memiliki pre- treatment sederhana sebelum membuang sisa limbahnya ke
sungai.”wawancara, 26 10 10 Tetapi hasil sisa limbah tersebut masih belum memenuhi syarat
yang ditentukan oleh pemerintah. Keadaan ini menyebabkan kurang optimalnya dalam penanggulangan pencemaran air limbah
insustri batik karena dari awal kegiatan yang dilakukan oleh pelaku industri untuk meminimalisir pencemaran itu sendiri kurang
optimal.
commit to user
Tabel 4.6 Matrik Hasil Analisis dan Pembahasan Masalah
No Rumusan
Masalah Tujuan
Penelitian Indikator
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1 Bagaimana kinerja Badan
Lingkungan Hidup Kota
Surakarta dalam menanggulangi
pencemaran air limbah industri
batik di KelurahanLawey
an? Untuk
mengetahui bagaimana
kinerja Badan Lingkungan
Hidup Kota Surakarta dalam
menanggulangi pencemaran air
limbah industri batik
diKelurahan Laweyan
a.
Produktivitas
b.
Responsivitas
c.
Akuntabilitas
a.
Produktivitas Badan Lingkungan Hidup Kota
Surakarta dalam menanggulangi pencemaran air
limbah industri batik di KelurahanLaweyan pada
kegiatan penyuluhan cukup baik tetapi pada kegiatan
pencegahan, pengawasan dan penertiban belum dilaksanakan
secara maksimal meskipun pihak Badan Lingkungan
Hidup Kota Surakarta telah berusaha seoptimal mungkin
b.
Responsivitas Badan Lingkungan Hidup dalam
menanggulangi pencemaran air limbah industri batik di
Kelurahan Laweyan terhadap pelaku industri maupun
terhadap masyarakat umum sudah baik dan sesuai harapan.
Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta selalu tanggap
terhadap keluhan, tuntutan, kebutuhan pelaku industri
ataupun masyarakat umum
c.
Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta telah melaksanakan
commit to user
prinsip-prinsip akuntabilitas sesuai dengan aturan-aturan
yang telah ditetapkan namun akuntabilitas terhadap
pemerintah dan masyarakat belum menampakkan hasil
yang maksimal karena masih terjadi kasus pencemaran air
limbah industri batik di Laweyan
2 Faktor pendukung
kinerja Badan Lingkungan
Hidup Kota Surakarta dalam
menanggulangi pencemaran air
limbah industri batik
diKelurahan Laweyan
Untuk mengetahui
faktor pendukung
kinerja Badan Lingkungan
Hidup Kota Surakarta dalam
menanggulangi pencemaran air
limbah industri batik di
KelurahanLawey an
a.
Dari pihak Badan
Lingkungan Hidup Kota
Surakarta
b.
Dari pihak masyarakat
a.
Perhatian dari pemerintah sangat besar terhadap
perkembangan industri batik di Surakarta dan segala sesuatu
yang terlibat di dalamnya. Adanya pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan kualitas staf dari Badan Lingkungan
Hidup yang berguna untuk meningkatkan kinerja Badan
Lingkungan Hidup dalam menggulangi masalah
pencemaran lingkungan
b.
Antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
merupakan awal yang baik. Tidak semua pelaku industri
tidak mendukung, hanya pelaku industri yang tidak mengerti
tujuan dari penanggulangan pencemaran lingkungan
3 Faktor penghambat
kinerja Badan Lingkungan
Untuk mengetahui
faktor penghambat
a.
Dari pihak Badan
Lingkungan Hidup Kota
a.
Terbatasnya dana merupakan kendala untuk mendapatkan
hasil yang maksimal padahal kegiatan industri di
commit to user
Hidup dalam menanggulangi
pencemaran air limbah industri
batik di Kelurahan
Laweyan kinerja Badan
Lingkungan Hidup dalam
menanggulangi pencemaran air
limbah industri batik di
Kelurahan Laweyan
Surakarta
b.
Dari pihak masyarakat
Surakartaterus berjalan dan cenderung meningkat. Dari sisi
kuantitas, jumlah petugas masih kurang dan tidak
sebanding dengan jumlah industri batik yang ada, dari sisi
kualitas pengetahuan yang dimiliki petugas belum
memadai mengingat tugas- tugas dari Badan Lingkungan
Hidup mencakup berbagai bidang ilmu pengetahuan
b.
Masyarakat pelaku industri batik terkadang kurang
memperhatikan aspek lingkungan hidup dalam
pelaksanaan kegiatan industri mereka. Faktor penghambat
yang lain adalah pemilik industri yang belum memiliki
IPAL sehingga limbah yang dihasilkan mencemari
lingkungan
commit to user
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Penanggulangan pencemaran akibat air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan merupakan usaha yang dilakukan pemerintah Surakarta dalam upaya
untuk menangani pencemaran yang ditimbulkan oleh industri batik di Kelurahan Laweyan. Pelaksanaan penanggulangan pencemaran air limbah industri batik ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya pencemaran air oleh limbah industri pabrik yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu air. Dalam kegiatan
penanggulangan pencemaran air limbah industri batik, pemerintah daerah khususnya Badan Lingkungan Hidup memiliki peranan yang sangat besar
terhadap keberhasilan program karena sebagai aparat pelaksana kegiatan penanggulangan pencemaran yang secara langsung berhubungan dengan
kelompok sasaran. Secara umum dari hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan
pencemaran air limbah industri batik dapat dikatakan bahwa pelaksanaan kegiatan penanggulangan pencemaran air limbah industri batik di Kelurahan Laweyan telah
dilaksanakan dengan baik, tetapi ada beberapa hal yang belum berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan yang ditetapkan karena adanya beberapa hambatan
yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan, namun Badan Lingkungan Hidup sebagai instansi yang melaksanakan kegiatan telah berusaha untuk melaksanakan
seluruh kegiatan secara optimal.