commit to user
3. Hipotesis Model III
Hipotesis Model III menyatakan bahwa variabel keuangan yaitu return on asset ROA, financial leverage, OCF, issue price dan firm size dan non
keuangan yaitu reputasi underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, time lag, dan prosentase penawaran saham secara simultan berpengaruh terhadap
underpricing. Untuk menguji hipotesis model III digunakan model berikut :
4. Koefisien Determinasi R
2
Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisien regresi R
2
keseluruhan. R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen atau variabel terikat. R
2
digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi berganda. R
2
mendekati 1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan
variasi variabel terikatnya. Sebaliknya jika R
2
mendekati 0 nol maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat Ghozali,
2002.
5. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk memperoleh data yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data secara statistik menggunakan modification of
kolmogorov test. Apabila nilai sig 2- tailed variabel independent yang bukan dummy lebih dari 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal. Jika nilai sig 2-
commit to user tailed variabel independent yang bukan dummy kurang dari 0.05 maka data
tersebut tidak berdistribusi normal. Jika terdapat data yang tidak berdistribusi normal untuk normalitas data maka sebelum diuji hipotesisnya dilogaritmakan
terlebih dahulu.
6. Uji Asumsi Klasik
Selain pengujian-pengujian diatas, dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian asumsi klasik, yang meliputi pengujian autokorelasi, multikolinieritas,
dan uji heterocedastisitas.
a Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya dalam model regresi. Jika dalam model terdapat
multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi.
Pengujian multikolinieritas dapat diamati dari Tolerance Value dan Value Inflation Factor VIF. Jika nilai tolerance value 0,1 dan nilai VIF 10,
maka multikolinearitas tidak terjadi.
b Uji Heterocedastisitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variable bebas dalam regresi mempunyai varian kesalahan pengganggu yang sama atau
tidak. Salah satu cara untuk mendiagnosis adanya heterokedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Adapun dasar pengambilan keputusan dengan melihat grafik scollater, yaitu
bahwa :
commit to user 1. Jika ada pola tertentu yaitu membentuk pola yang teratur
menyempit kemudian melebar, bergelombang maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titiknya menyebar di Sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Santoso, 2000:208.
c Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti data time series atau ruang seperti data
cross sectional. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu didalam suatu model regresi pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk mendeteksi autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson DW Test. Jika nilai DW terletak diantara du DW
minimal dan 4-du DW maksimal, maka tidak terjadi autokorelasi.
commit to user
BAB IV ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
A. POPULASI DAN SAMPEL
Pada bagian ini akan dikemukakan hasil analisis data dari pengolahan data dengan menggunakan alat model analisis regresi berganda dengan bantuan
program SPSS 17.0 for Windows. Persamaan regresi yang pertama untuk mengetahui pengaruh dari variabel keuangan terhadap underpricing. Persamaan
regresi yang kedua untuk mengetahui pengaruh dari varabel non- keuangan, sedangkan persamaan regresi yang ketiga untuk mengetahui pengaruh
keseluruhan variabel baik itu variabel keuangan maupun non-keuangan terhadap underpricing.
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana pada periode 2004-2008. Menurut data pada fact book
dan IDX, pada periode 2004-2008 terdapat 74 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh melalui
metode purposive sampling adalah 50 perusahaan. Berdasarkan beberapa kriteria pengambilan sampel, terdapat 24 perusahaan yang tidak termasuk dalam sampel
yaitu 9 perusahaan yang tidak mengalami underpricing dan 15 perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data untuk mendukung penelitian ini. Proses
pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL IV.1