commit to user sedangkan arus kas yang bernilai negatif perlu memiliki penjelasan lagi dan
perlu menggali lebih sebelum membuat investasi diperusahaan tersebut. Dengan kata lain bahwa OCF bisa di anggap sebagai sinyal tentang kualitas
dari bisnis perusahaan, lebih lanjut sinyal yang berpotensi untuk kesuksesan IPO Bodin Samuelsson, 2010.
H
1.4
: Operation cash flow berpengaruh n e g a t i f dan signifikan terhadap underpricing.
5 Issue Price Harga Saham Perdana
Menurut Dimovski Brooks 2008 harga saham perdana issue price berpengaruh negatif terhadap underpricing. Jadi harga saham
perdana yang rendah merupakan sinyal tingkat underpricing yang tinggi. Dan sebaliknya, harga saham perdana yang tinggi merupakan sinyal tingkat
underpricing yang rendah. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: H
1.5
: Issue Price berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
underpricing.
B. Pengaruh informasi non keuangan reputasi underwriter; reputasi
auditor; umur perusahaan; waktu IPO ;dan prosentase penawaran saham terhadap tingkat
underpricing.
Informasi selain laporan keuangan seperti underwriter penjamin emisi, auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase
saham yang ditawarkan, umur perusahaan dan informasi lainnya, dalam penelitian disebut variabel non keuangan.
1 Prosentase Penawaran Saham
commit to user Prosentase kepemilikan yang ditahan oleh pemilik insiders
menunjukkan adanya privat information yang dimiliki oleh pemilikmanajer Leland Phyle dalam Yasa, 2003. Enterpreneur akan tetap menginvestasikan
modal pada perusahaannya apabila mereka yakin akan prospek pada masa mendatang. Pemilik tidak akan menginvestasikan modalnya pada
perusahaan lain bila investasi di perusahaannya lebih baik Leland Phyle dalam Yasa, 2003. Informasi tingkat kepemilikan saham oleh entrepreneur
akan digunakan oleh investor sebagai pertanda bahwa prospek perusahaannya baik. Semakin besar tingkat kepemilikan yang ditahan atau semakin kecil
persentase saham yang ditawarkan akan memperkecil tingkat ketidakpastian pada masa yang akan datang. Konsisten dengan yang dikemukakan oleh
Leland Phyle 1977, dan Beatty 1989 dalam Yasa, 2003 menunjukkan adanya hubungan positif antara persentase yang ditawarkan dengan initial
return. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: H
2.1
: Persentase saham yang ditawarkan kepada publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap underpricing.
2 Umur perusahaan
Menurut penelitian syarifah 2009 mengemukakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing. Sedangkan menurut
Ritter dalam Dimovski Brooks, 2008 mengemukakan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing. Penelitian yang
dilakukan oleh Ritter dalam Dimovski Brooks, 2008, menemukan bahwa tingkat underpricing akan lebih tinggi pada perusahaan yang lebih
muda. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut:
commit to user H
2.2
: Umur perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing.
3 Time Lag Waktu IPO
Lui Li dalam Tian Magginson 2007 mengemukakan bahwa waktu IPO berpengaruh positif terhadap underpricing.. Hal ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Chan et al dalam Su, 2004, yang mengemukakan bahwa time lag penyimpangan waktu antara offering dan
listing berpengaruh positif terdadap underpricing IPO. Perusahaan dengan time lag penyimpangan waktu l e b i h l a m a akan m eni n gk at k an re si ko
i nves t o r s ehi n gga p e rus ah a an menetapkan harga IPO jauh dibawah nilai intrinsik Chan et al, 2004. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut:
H
2.3
: Waktu IPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap underpricing.
4 Reputasi Underwriter
Menurut Suyatmin Sujadi 2006 dan Dimovski Brooks 2008 mengemukakan bahwa reputasi penjamin emisi underwriter
berpengaruh negatif terhadap underpricing. Dalam proses IPO penjamin emisi bertanggung jawab atas terjadinya saham dan apabila saham masih
tersisa, maka penjamin emisi berkewajiban untuk membelinya. Oleh karena itu, bagi penjamin emisi yang belum memiliki reputasi tentunya
akan sangat hati-hati untuk menghindari risiko tersebut dengan cara menekan harga serendah mungkin. Berbeda dengan penjamin yang
memiliki reputasi tinggi, mereka akan berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dan kualitas penjaminanya. Untuk itu diajukan
commit to user hipotesis sebagai berikut:
H
2.4
: Reputasi underwriter berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing.
5 Reputasi Auditor
Auditor sebagai sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal berfungsi melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang akan
melakukan go public. Auditor yang berkualitas akan mengurangi tingkat ketidakpasian dan menunjukkan bahwa informasi privat dari emiten mengenai
prospect perusahaan tidak menyesatkan Suyatmin Sujadi 2006. Menurut Suyatmin Sujadi reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap terjadinya
underpricing. Sedangkan dalam penelitian syarifah 2009 tidak ditemukan hubungan antara reputasi auditor dengan underpricing.
H
2.5
: Reputasi auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing.
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan event study, karena penelitian ini hanya mengamati suatu kejadian tertentu dengan melihat tanggal perusahaan listing di
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan menurut dimensi waktunya bersifat cross sectional, yaitu penelitian yang hanya mengambil sampel waktu dan kejadian
pada suatu waktu tertentu saja. Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah underpricing. Variabel ini dapat dideteksi melalui fenomena underpricing
melalui pengukuran initial return, yang merupakan return awal yang diterima pemodal.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan Initial Public Offering IPO pada tahun 2004-2008. Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan metode purposive sampling yaitu dengan kriteria: 1. Perusahaan IPO yang mengalami underpriced,
2. Data mengenai variabel keuangan dan variabel non-keuangan yang diperlukan tersedia.
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui terbitan atau laporan suatu lembaga
yang sudah ada dan tidak dikumpulkan langsung oleh peneliti Suyono, 2003.