Pencegahan Sekunder HIVAIDS Pencegahan HIVAIDS .1 Pencegahan Primer HIVAIDS

2.6 Pencegahan HIVAIDS 2.6.1 Pencegahan Primer HIVAIDS a. Promosi Kesehatan Umum General Health Promotion Menurut Kunoli 2012 dan Najmah 2016, upaya promosi kesehatan pada pencegahan primer HIVAIDS adalah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, khususnya di lingkungan sekolah dan bagi masyarakat yang harus ditekankan agar tidak mempunyai pasangan seks yang berganti-ganti. b. Perlindungan Umum dan Spesifik Specific and General Protection Upaya perlindungan umum dan spesifik pada pencegahan primer HIVAIDS menurut Kunoli 2012 adalah tidak melakukan hubungan seks atau hanya berhubungan seks dengan satu orang yang diketahui tidak mengidap infeksi HIV. Upaya perlindungan umum dan spesifik lainnya menurut Najmah 2016 adalah penggunaan jarum suntik steril bagi pengguna narkoba suntik dan tes darah bagi donor darah.

2.6.2 Pencegahan Sekunder HIVAIDS

a. Diagnosis Awal Early Diagnosis Upaya diagnosis awal pada pencegahan sekunder HIVAIDS menurut Centers for Disease and Control and Prevention 2015 yang merekomendasikan bahwa tes HIVAIDS rutin secara sukarela dapat dilakukan sebagai bagian normal dari praktik medis, seperti skrining untuk kondisi penyakit yang perlu diobati lainnya. Tes HIV adalah alat kesehatan publik yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan yang belum dikenal sebagai langkah awal Universitas Sumatera Utara untuk diagnosis selanjutnya sehingga pengobatan dapat ditawarkan sebelum timbulnya gejala sehingga intervensi dapat diterapkan untuk mengurangi kemungkinan penularan lanjutan Centers for Disease and Control and Prevention, 2015. b. Pengobatan Segera Prompt Treatment Upaya pengobatan segera pada pencegahan sekunder HIVAIDS bagi seseorang dengan HIV negatif yang memiliki faktor risiko tinggi menurut Centers for Disease and Control and Prevention 2016 adalah memberikan obat yaitu Pre-exposure Prophylaxis PrEP dan Post-Exposure Prophylaxis PEP. Pre-Exposure Prophylaxis PrEP adalah sebuah obat yang dikonsumsi setiap hari yang dapat digunakan untuk mencegah terinfeksi HIV. PrEP adalah untuk orang tanpa HIV yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi HIV dari hubungan seksual atau penggunaan narkoba suntik. Pre-exposure prophylaxis PrEP diperuntukkan bagi orang yang berisiko sangat tinggi terinfeksi HIV untuk mengonsumsi obat setiap hari dalam upaya menurunkan peluang terinfeksi. PrEP adalah sebuah kombinasi dari dua obat HIV tenofovir dan emtricitabine, dijual dengan nama dagang Truvada®, digunakan sehari-hari untuk membantu mencegah orang HIV negatif dari tertular HIV dari penggunaan narkoba suntik atau melakukan hubungan seksual dengan mitra yang positif. Orang dengan risiko tinggi harus ditawarkan PrEP termasuk 1 dari 4 kelompok risiko lelaki seks lelaki dan biseksual, 1 dari 5 orang yang menggunakan narkoba suntik, dan 1 dari 200 orang dewasa yang aktif melakukan hubungan seksual heteroseksual. Universitas Sumatera Utara Konsumsi PrEP setiap hari dapat mengurangi risiko tertular HIV dari hubungan seksual dengan persentase lebih dari 90 sedangkan konsumsi PrEP setiap hari dapat mengurangi risiko tertular HIV di antara pengguna narkoba suntik dengan persentase 70. Penelitian telah menunjukkan bahwa PrEP sangat efektif untuk mencegah HIV jika digunakan seperti yang ditentukan. PrEP jauh kurang efektif jika tidak dikonsumsi secara konsisten. Orang yang menggunakan PrEP diperiksa setiap 3 bulan untuk tindak lanjut, termasuk tes HIV dan isi ulang resep Centers for Disease Control and Prevention, 2016. Post-exposure prophylaxis PEP adalah mengonsumsi obat-obatan antiretroviral ART setelah berpotensi terkena HIV untuk mencegah terinfeksi. PEP harus digunakan hanya dalam situasi darurat dan harus dimulai dalam waktu 72 jam setelah paparan HIV terjadi. PEP diperuntukkan bagi orang yang baru saja terkena HIV selama melakukan hubungan seks atau melalui berbagi jarum dan bekerja untuk mempersiapkan obat-obatan atau jika seseorang mengalami kekerasan secara seksual. Semakin cepat seseorang yang berpotensi terpapar HIV memulai untuk mengonsumsi PEP merupakan hal yang baik karena setiap jam dihitung. Penelitian telah menunjukkan bahwa PEP memiliki sedikit atau tidak berpengaruh dalam mencegah infeksi HIV jika dimulai paling lambat 72 jam setelah paparan HIV. Jika seseorang diresepkan PEP, maka orang perlu mengonsumsi PEP sekali atau dua kali sehari selama 28 hari Centers for Disease and Control and Prevention, 2016. Universitas Sumatera Utara

2.6.3 Pencegahan Tersier HIVAIDS