85
4.1.2 Aktifitas Produksi
Dalam ilmu ekonomi, aktifitas produksi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang sehingga
memberikan nilai jual untuk memperoleh pendapatan. Warga kampung nelayan seberang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan yang dalam
penghasilannya diliputi ketidakpastian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Kondisi ini direspon warga kampung nelayan seberang dengan
bermunculannya berbagai aktifitas produksi untuk memperoleh penghasilan tambahan yaitu sebagai berikut :
Beternak hewan seperti kambing, ayam, dan bebek. Aktifitas ini dilakukan
sebagian besar oleh para istri dan anak-anak yang tidak ikut melaut. Ayam dan bebek merupakan milik sendiri nelayan, sedangkan kambing yang
diternakkan di Kampung Nelayan merupakan milik para toke atau juragan kapal dan para istri dan anak-anak nelayan yang tidak ikut melaut menjadi
pengembalanya. Upah yang didapat untuk beternak kambing bukan berupa uang melainkan adanya sistem bagi hasil berupa anak yang dilahirkan dari
kambing yang diternakkan dimana adanya pembagian sama rata kepada pemilik kambing dan pengembala. Namun ketika anak kambing yang
dilahirkan berjumlah ganjil, maka pembagian hasil tergantung kesepakatan antara pemilik dan pengembala. Ada yang menjual anak kambing dan uang
hasil jualan dibagi sama rata dan ada juga pengembala mendapatkan porsi lebih banyak dibandingkan pemilik untuk kelahiran pertama dan kelahiran
anak kambing berikutnya porsi pemilik lebih banyak dibandingkan dengan pengembala. Hasil yang didapat dari penjualan ternak ini digunakan sebagian
86
besar keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mendesak dan membutuhkan banyak uang berupa perbaikan atas kapal serta peralatan
tangkap, biaya pendidikan, biaya ketika sakit dan perbaikan rumah. Penambahan nilai jual dari hasil tangkapan melaut. Hasil tangkapan yang
diperoleh nelayan di kampung nelayan seberang sebagian besar dijual dalam keadaan segar tanpa diolah terlebih dahulu. Namun ada sebagian kecil
keluarga nelayan yang mengolah hasil tangkapan sebelum dijual kepada toke yang juga merupakan warga kampung nelayan sendiri. Hasil pengolahan
yang dilakukan oleh warga kampung nelayan seberang yang ditemukan
selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
1
Belacan Terasi
,
merupakan hasil olahan dari udang ikan yang difermentasikan. Terasi atau di kampung nelayan seberang yang dikenal
dengan nama belacan ini terbuat dari udang yang berukuran kecil dari hasil tangkapan nelayan. Pengolahan terasi di kampung nelayan seberang
diolah dengan cara sederhana tanpa menggunakan alat-alat modern. Dari setiap terasi yang dibentuk seperti lingkaran itu dijual dengan harga Rp.
500 satu lingkaran. Terasi yang sudah jadi kemudian dijual di warung- warung kecil yang tersebar di Kampung Nelayan Seberang.
2
Ikan Asin, merupakan salah satu produk dari nelayan untuk memberikan
nilai tambah terhadap ikan serta pengawetan ikan sehingga masih bisa dikonsumsi untuk waktu yang relative lebih lama dibandingkan dengan
ikan segar. Sama halnya seperti terasi, ikan asin juga diolah dengan menggunakan metode-metode sederhana. Ikan yang diasinkan merupakan
ikan sisa dari hasil tangkapan yang tidak memiliki nilai jual tinggi di
87
pasaran namun rasanya enak untuk dijadikan ikan asin. Produksi ikan asin di kampung nelayan seberang tergantung pada permintaan toke yang akan
menampung hasil tangkapan nelayan. Ketika toke membutuhkan ikan asin, maka disaat itu ikan asin diproduksi oleh rumah tangga nelayan.
Selain itu, produksi ikan asin ini juga digunakan keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan lauk untuk mengurangi pengeluaran agar
penghasilan yang didapat bisa digunakan untuk keperluan lain. Seperti
ungkapan dari Sarifah 34 Tahun sebagai berikut :
“Ikan asin yang kami buat untuk pengganti lauk biar boleh dapat hemat sikit, jadi duitnya
bisa untuk anak sekolah” wawancara tanggal 4 Juni 2015
3
Udang Kering, merupakan udang yang berukuran kecil yang diperoleh
dari hasil tangkapan nelayan yang kepalanya dipotong kemudian direbus dan dijemur sebelum dijual kepasaran. Selain menjadikan udang lebih
tahan lama, hal ini juga bertujuan untuk menambah nilai jual dari udang itu sendiri. Selain itu, adanya udang kering di kampung nelayan seberang
ini membuka peluang kerja bagi para istri nelayan maupun anak perempuan yang tidak ikut melaut untuk memperoleh penghasilan
tambahan keluarga. Pekerjaannya itu berupa memotong kepala udang dengan upah Rp. 2.500 kg. Dalam sehari tak kurang 10 kg udang didapat
dari hasil pemotongan kepalanya sehingga istri dan anak-anak perempuan nelayan mendapatkan upah tak kurang dari Rp.25.000 hari. Dengan upah
ini tentunya akan sangat membantu untuk mencukupi kebutuhan keluarga
nelayan sehari-hari.
88
4.2 Pola dan Strategi Adaptasi Dalam Bidang Sosial Budaya