Aktivitas Ekstraksi Mengambil Langsung Dari Alam

83

BAB IV STRATEGI ADAPTASI DALAM BERTAHAN HIDUP

DI KAMPUNG NELAYAN SEBERANG Kondisi kemiskinan yang terjadi di Kampung Nelayan Seberang menyebabkan adanya berbagai bentuk pola dan strategi adaptasi yang dilakukan oleh setiap keluarga nelayan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup keluarga di Kampung Nelayan Seberang. Ada dua jenis pola dan strategi adaptasi bertahan hidup yang dilakukan oleh keluarga nelayan di Kampung Nelayan Seberang. Pertama, pola dan strategi adaptasi dalam bidang ekonomi. Kedua pola dan strategi adaptasi dalam bidang sosial budaya.

4.1 Pola dan Strategi Adaptasi dalam Bidang Ekonomi

Pola dan strategi adaptasi dalam bidang ekonomi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas yang menghasilkan nilai ekonomis berupa pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aktifitas ini tentunya berhubungan dengan aktifitas pekerjaan sebagai nelayan dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan untuk menghasilkan pendapatan. Aktifitas-aktifitas tersebut dapat dirangkum ke dalam dua hal yaitu sebagai berikut :

4.1.1 Aktivitas Ekstraksi Mengambil Langsung Dari Alam

Aktifitas ekstraksi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengambil sumberdaya langsung dari alam seperti halnya nelayan. Pada dasarnya, kerja nelayan merupakan kegiatan ekonomi primitif yaitu kegiatan ekonomi berburu dan meramu Plasson, 1989 dalam Pujo Sumedi, 1998. Menurut Pujo Sumedi, kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan dengan kegiatan berburu 84 dan meramu pada dasarnya merupakan kegiatan yang sama, yaitu kegiatan yang bertumpu pada ekstraksi sumberdaya alam. Seperti itu juga halnya dengan nelayan yang ada di Kampung Nelayan Seberang yang mengambil sumberdaya langsung berupa ikan, udang, kepiting dan lainnya dari laut tanpa adanya ikut campur dalam pertumbuhan dan reproduksi sumberdaya tersebut. Nelayan di Kampung Nelayan Seberang dapat dikatakan sebagai nelayan tradisonal karena peralatan yang digunakan bersifat tradisional. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi dengan modal kecil yang tidak memungkinkan nelayan untuk membeli kapal berukuran besar beserta peralatan tangkap berteknologi tinggi seperti yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha besar dengan modal yang besar pula. Hal ini tentunya sangat berpengaruh dengan jumlah dan nilai jual ikan hasil tangkapan dibandingkan dengan kapal motor besar dengan teknologi modern yang beroperasi di laut tengah untuk menangkap ikan yang bernilai jual tinggi seperti Tuna, Cakalang, Kembung dan sebagainya. Untuk memperoleh penghasilan lebih, sebagian nelayan menggunakan beberapa jenis alat tangkap untuk melakukan kegiatan melaut. Selain untuk memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak, hal ini juga dilakukan nelayan untuk mengantisipasi cuaca yang tidak menentu seperti yang diungkapkan oleh Pak Usman 52 Tahun : “kalau lagi pasang besar kita pakai ambai, kalau lagi pasang mati kita jala udang atau pasang bubu, tapi kalau pancing kita bisa pakai buat pasang besar atau pasang mati...jadi penghasilan tiap harinya tetap ada” wawancara tanggal 4 Juni 2015 Namun, tidak semua nelayan yang bisa menggunakan beberapa jenis alat tangkap yang ada di kampung nelayan sekaligus. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan, baik modal untuk membeli alat tangkap maupun kemampuan dalam hal penggunaan alat tangkap tersebut. 85

4.1.2 Aktifitas Produksi