88
4.2 Pola dan Strategi Adaptasi Dalam Bidang Sosial Budaya
Selain di bidang ekonomi, pola dan strategi adaptasi juga diterapkan oleh keluarga nelayan dalam bidang sosial budaya yang dibagi ke dalam dua bagian
sebagai berikut :
4.2.1 Bentuk Sistem Sosial Kemasyarakatan yang Ada
Warga kampung nelayan seberang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda dan nilai yang berbeda-beda pula. Terdapat beberapa etnissuku
yang ada di kampung nelayan seberang meliputi : Etnis Melayu, Jawa, Banjar, Aceh, Batak, Mandailing, Karo, Minang dan Etnis Sunda. Namun kesamaan
tempat tinggal, mata pencaharian serta agama yang dimiliki oleh warga kampung nelayan seberang memberikan kesempatan bagi warga untuk berinteraksi lebih
intens sering antar warga di kampung nelayan seberang mengenai kehidupannya. Kesamaan nasib dalam interaksi yang melibatkan banyak individu
ini kemudian memainkan perannya dalam membentuk strategi adapatasi bertahan hidup dengan memanfaatkan sistem sosial yang terbentuk di masyarakat
Kampung Nelayan Seberang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lokasi studi terdapat beberapa bentuk strategi yang dihasilkan dari interaksi-
intraksi yang terjadi dalam sistem sosial masyarakat kampung nelayan seberang yaitu sebagai berikut :
1. Hubungan Sosial Horizontal
Hubungan sosial yang terjadi di kampung nelayan seberang awalnya berdasarkan pada hubungan kekeluargaan. Namun seiring dengan
berkembangnya kampung nelayan seberang sebagai wilayah pemukiman, memberikan peluang bagi warga lain yang memiliki latar belakang yang
89
berbeda untuk tinggal dan menetap di Kampung nelayan seberang. Sehingga hal ini memunculkan hubungan baru seperti hubungan kekerabatan
etnis yang sama dan juga hubungan tetangga atas dasar tempat tinggal yang sama.
Seiring berjalannya waktu, interaksi yang dilakukan secara intens sering antar individu di masyarakat kampung nelayan seberang
membentuk status ekonomi dan sosial yang tingkatnya berbeda-beda bagi tiap rumah tangga. Hubungan antar rumah tangga yang memiliki status
sosial dan ekonomi yang sama disebut dengan hubungan horizontal. Dengan adanya kesamaan status sosial dan ekonomi menyebabkan hubungan yang
terjalin akan sangat kuat. Sehingga dengan memanfaatkan hubungan horizontal ini keluarga nelayan di kampung nelayan dapat saling membantu
ketika tetangga maupun kerabatnya membutuhkan bantuan.
2. Hubungan Sosial Vertikal Relasi Patron-Klien.
Relasi patron-klien merupakan hubungan timbal balik antara orang- orang yang memiliki status dan kekuasaan yang tidak sama dengan
memberikan keuntungan terhadap keduanya. Relasi patron-klien ini timbul sebagai bentuk adanya interaksi sosial yang bersifat vertikal yang di dalam
masyarakat kampung nelayan seberang sendiri terjadi antara toke dan juragan perahu dengan nelayan. Toke dan juragan perahu dianggap memiliki
status lebih tinggi atas dasar kondisi ekonomi mereka yang lebih memadai dibandingkan dengan nelayan yang menjual hasil tangkapan kepada toke
atau nelayan yang membawa kapal dan peralatan tangkap juragan perahu.
90
Toke yang bersatus sebagai patron, mendapatkan keuntungan berupa hasil tangkapan nelayan yang didapat dengan harga yang lebih murah dari
harga pasaran. Juragan perahu yang juga berstatus sebagai patron mendapatkan keuntungan dari bagi hasil tangkapan yang di dapat nelayan
dengan kapal dan alat tangkap yang dipinjamkan kepada nelayan. Sedangkan nelayan yang berstatus sebagai klien mendapatkan jaminan
bantuan ketika kondisi ekonomi sedang sulit dan juga kapal serta peralatan tangkap untuk mencari penghasilan sebagai nelayan. Selain itu, kehadiran
toke di kampung nelayan seberang sangat membantu nelayan untuk menjual ikan dengan cepat kerena toke juga merupakan warga kampung nelayan
seberang. Sehingga nelayan mendapatkan waktu yang lebih efisien untuk menangkap ikan dibandingkan dengan menjual sendiri di pasar. Seperti
pengakuan pak Safaruddin 57 Tahun :
“..karena ada toke yang nampung ikan disini, nelayan sini tak perlu repot-repot jual di pajak Pasar..soalnya sama saja, ongkos kesana
udah berapa,, harusnya waktu bisa dipakai buat nyari ikan jadinya habis buat jual ikan”wawancara tanggal 20 mei 2015
Toke dan juragan perahu di kampung nelayan seberang yang juga merupakan peduduk setempat, membuat hubungan yang terjalin begitu kuat
karena tinggal di lokasi yang sama yang setiap harinya dapat saling berintraksi. Kondisi ini memberikan daya tawar yang kuat bagi toke yang
merupakan penduduk setempat dibandingkan dengan toke dari daerah lain untuk menampung hasil tangkapan nelayan.
3. Kelompok Arisan Jula-Jula