76
jaringan sosial dan informasi akibat dari mata pencaharian utama sebagai nelayan yang mengharuskan para nelayan membangun sebuah mekanisme bertahan hidup.
3.2. Motif dan Alasan Masyarakat untuk tinggal di Kampung Nelayan Seberang
Berdasarkan hasil wawancara serta observasi yang diperoleh selama melakukan penelitian di kampung nelayan, terdapat berbagai motif dan alasan
masyarakat untuk tinggal di kampung nelayan seberang yang dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu pertama, motif dan alasan memilih tinggal di
Kampung nelayan Seberang oleh generasi awal dan Kedua, motif dan alasan memilih tetap tinggal atau bahkan memilih pindah ke Kampung Nelayan
Seberang oleh generasi sesudah yang lebih muda. Bila dibngaun dalam suah renatangan waktu, hal yang ingi diungkapkan pada bagian ini adalah menggali
motif dan alasan bagi mereka yang memilih tinggal di Kampung Nelayan Seberang sejak kampung berdiri hingga tahun 1990-an. Sedangkan bagian
berikutnya adalah mencoba menggali motif dan alasan mereka yang memilih tetap tinggal serta memilih pindah ke Kampung Nelayan Seberang Setelah tahun 1990-
an. Dipilihnya tahun 1990-an adalah karena beberapa tahun sebelun tahun 1990 hingga tahun 1994 terjadi pembukaan lahan pertambakan udang besar-besaran di
sekitar Kampung Nelayan Seberang. Sedangkan sesudahnya terjadi kelesuan bisnis sehingga ada sebagian orang yang memilih keluar namun tidak sedikit juga
yang memilih tetap tinggal atau bahkan sesudah periode runtuhnya era tambak udang masih ada orang yang memilih pindah ke Kampung Nelayan Seberang.
77
3.2.1. Motif dan Alasan Tinggal di Kampung Nelayan Seberang Periode sejak berdiri hingga era tahun 1990-an
Seperti yang dapat dilihat pada sejarah dari berdirinya kampung nelayan yang telah disampaikan sebelumnya, Kampung Nelayan Seberang begitu
mempesona dan memiliki daya tarik bagi para nelayan. Hal inilah yang melatarbelakangi motif dan alasan nelayan untuk tinggal dan menetap di wilayah
Kampung Nelayan Seberang yang akan dijabarkan dari beberapa motif dan alasan sebagai berikut :
1 Kaya akan sumberdaya perikanan.
Kampung nelayan seberang merupakan salah satu tempat yang memiliki sumber daya perikanan yang kaya. Hal ini berdasarkan pengakuan dari Masni
42 Tahun salah seorang warga kampung nelayan seberang yang bekerja sebagai nelayan semenjak remaja.
“dahulu pas masih remaja, saya ikut dengan orang tua melaut di daerah kampung nelayan seberang ini, dulu belum
ada rumah. Ikan, udang sama kepiting disini banyak, makanya banyak yang jauh-jauh datang kesini buat nyari
ikan, udang sama kepiting” wawancara tanggal 27 Mei 2015.
Kekayaan sumber daya perikanan yang dimiliki oleh lokasi yang saat ini bernama kampung nelayan seberang itu tidak terlepas dari kehadiran
tumbuhan mangrove yang tumbuh di sekitar lokasi. Tumbuhan mangrove pada dasarnya berfungsi sebagai penahan gelombang laut untuk mengurangi
abrasi yang terjadi. Namun tumbuhan mangrove juga berfungsi sebagai tempat perkembangbiakan biota laut seperti ikan, udang, dan kepiting.
Lokasi yang berada di muara sungai Batang Serai yang berbatasan langsung dengan laut belawan, menjadikan sumberdaya di kampung nelayan seberang
78
semakin beragam mulai dari sumberdaya perikanan air tawar dan air payau di aliran sungai Batang Serai hingga sumberdaya perikanan air asin dari laut
belawan.
2 Kemudahan akses dalam pengambilan sumberdaya
Kemudahan akses untuk mengambil sumberdaya perikanan di kampung nelayan seberang yang dapat dijangkau dengan dengan perlengkapan dan
peralatan yang sederhana yaitu penggunaan perahu berukuran kecil dan alat- alat tangkap seperti bubu kepiting, alat pancing, jala maupun pukat. Hal ini
tentunya memberikan daya tarik yang lebih bagi nelayan dibandingkan dengan mengambil sumberdaya yang ada di tengah laut yang membutuhkan
modal besar serta perlengkapan dan peralatan yang lebih canggih seperti penggunaan sonar dan sebagainya. Daya tarik atas kemudahan akses dalam
pengambilan sumberdaya perikanan di kampung nelayan seberang ternyata juga diaminkan oleh warga kampung nelayan seberang, pak Arifin 54
Tahun yang mengatakan:
“dimana enak cari makan, disitu kita diam tinggal”. wawancara tanggal 4 juni 2015
3.2.2. Motif dan Alasan Tinggal di Kampung Nelayan Seberang
Sesudah era 1990-an hingga saat ini
Kampung Nelayan Seberang yang semakin tahun semakin bertambah jumlah penduduknya yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, tentunya
berdampak pada berkurangnya jumlah ikan yang diperoleh masing-masing nelayan. Kondisi ini sebagai akibat dari ketidakseimbangan jumlah nelayan yang
semakin banyak dengan sumberdaya yang terbatas. Pada tahun 1990 dalam
79
sejarahnya merupakan puncak dari migrasi penduduk ke kampung nelayan. Banyak penduduk pendatang yang pindah ke kampung nelayan yang motif dan
alasannya tentu berbeda dengan kondisi generasi pertama yang masuk dan mendirikan kampung nelayan. Motif dan alasan banyaknya sumberdaya serta
akses dalam mengambilnya bukan lah menjadi alasan bagi penduduk pendatang untuk tinggal di Kampung Nelayan Seberang. Beberapa motif dan alasan
penduduk untuk tinggal dan menetap di Kampung Nelayan Seberang akan dijabarkan ke dalam hal-hal sebagai berikut :
1 Harga tanah yang murah
Seiring dengan alih fungsi hutan mangrove menjadi wilayah pemukiman di kampung nelayan seberang yang dimulai sejak tahun 1950-an, menyebabkan
terjadinya arus migrasi penduduk ke kampung nelayan seberang. Salah satu alasan masyarakat untuk pindah dan menetap di kampung nelayan seberang
yaitu harga tanah yang murah. Seperti pengakuan pak mispar 73 Tahun yang mulai menetap di kampung nelayan seberang sejak tahun 1979 :
“
bapak pindah kesini karna harga tanahnya murah, waktu itu cuma 200 ribu per Rante 400 m
2
”wawancara tanggal 18 mei 2015
Harga tanah yang begitu murah ini disebabkan tidak adanya hak milik atas tanah yang dibeli oleh masyarakat di kampung nelayan seberang. Karena
tanah yang dibeli hanya merupakan hak pakai bagi masyarakat yang ingin tinggal di kampung nelayan seberang yang sepenuhnya merupakan hak milik
dari otoritas pelabuhan belawan. Sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pihak yang bersangkutan, maka masyarakat yang memiliki tanah atas
dasar hak pakai tersebut harus merelakan tanah mereka untuk diambil oleh pihak pelabuhan.
80
2 Banyaknya bantuan-bantuan yang diterima oleh masyarakat
Banyaknya bantuan yang didapat oleh masyarakat yang tinggal di Kampung nelayan seberang menjadi daya tarik juga bagi masyarakat luar untuk tinggal
dan menetap. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama penelitian, bantuan yang diperoleh warga kampung nelayan seberang
berupa bantuan pangan seperti beras raskin yang didapat oleh seluruh warga yang tinggal di kampung nelayan seberang tanpa terkecuali. Selain itu,
bantuan fasilitas umum juga didapat oleh warga kampung nelayan seberang berupa bantuan pembangunan sekolah, rumah ibadah, sumur bor, jalan beton,
kamar mandi umum dan lain sebagainya.
3 Sulitnya ekonomi di tempat tinggal sebelumnya.
Warga kampung nelayan seberang sebagian besar merupakan warga pendatang dari berbagai daerah mulai dari warga di sekitar lokasi hingga
warga yang jauh dari kampung nelayan seperti warga dari pulau jawa dan warga aceh. Berbagai latar belakang pekerjaan yang digeluti warga pendatang
sama sekali tidak terkait dengan pekerjaan mereka sekarang sebagai nelayan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan selama penelitian, mata
pencaharian penduduk pendatang di tempat tinggal mereka sebelumnya seperti petani, buruh pabrik, tukang ojek dan buruh bangunan. Namun ada juga yang
berlatarbelakang sebagai nelayan maupun ABKAnak Buah Kapal yang mencari ikan di laut tengah. Migrasi yang dilakukan oleh warga pendatang ini
tidak terlepas dari sulitnya kondisi ekonomi yang menghimpit mereka di tempat tinggal sebelumnya. Seperti pengakuan pak arifin 54 Tahun yang
81
berasal dari Desa Karang Gading Kabupaten Langkat yang juga sebelumnya berprofesi sebagai nelayan :
”Di sana tempat tinggal sebelumnya susah buat cari makan.. harus ke tengah laut kira-kira 2 jam dari tepi pinggir
pantai..banyak modal yang keluar.. itu pun hasilnya tak tentu.. kadang ada kadang tak ada” Wawancara tanggal 4 Juni 2015
Berbeda lagi halnya dengan yang disampaikan Putra 32 tahun yang tinggal di Kecamatan Medan Marelan dan berprofesi sebagai tukang ojek :
“di sanatempat tinggal sebelumnya udah gak bisa lagi cuma ngojek aja, gak cukup buat biaya hidup.. apalagi macam abang yang
udah berkeluarga, anak pun sekolah. jadinya mocok-mocok lah Kerjaan serabutan biar cukup.
” wawancara Tanggal 5 juni 2015
Kondisi sulitnya ekonomi inilah yang mendorong para pendatang untuk tinggal di kampung nelayan seberang sebagai upaya untuk melanjutkan hidup
dan menghindari sulitnya kehidupan di tempat tinggal sebelumnya.
4 Ingin mencari peruntungan
Dalam mengatasi kesulitan hidup, setiap individu akan melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya termasuk adanya keinginan untuk mencoba
peruntungan di wilayah yang baru. Hal ini juga yang terjadi terhadap pendatang yang ada di kampung nelayan seberang. Namun mencari
peruntungan disini bukanlah tanpa dasar dan perhitungan. Karena ada rujukan yang menjadi pedoman mereka untuk tinggal di kampung nelayan seberang
berdasarkan pengalaman keluarga, kerabat maupun orang yang pernah tinggal bersama mereka dalam satu desa yang sukses menjalankan hidupnya di
kampung nelayan. Sesuai dengan pengakuan Ajmiah 43 Tahun yang bermigrasi dari Propinsi Aceh tepatnya dari Banda Aceh menuju ke kampung
nelayan seberang 7 tahun sebelumnya :
82 “kami disinikampung nelayan seberang karna ada abang yang
bilang kalau enak tinggal disini kampung nelayan seberang, jadi kami pindah lah sekeluarga kesini.” wawancara tanggal 5 juni 2015
Adanya pengalaman dari orang-orang terdekat inilah yang memunculkan keinginan untuk mencoba peruntungan hidup di kampung nelayan seberang
ini. Sehingga semakin banyaknya informasi dari mulut ke mulut itu tersebar, maka semakin banyak pula para pendatang untuk mencoba peruntungan di
kampung nelayan seberang. Hal ini juga yang menyebabkan warga pendatang di kampung nelayan seberang banyak yang berasal dari daerah yang sama.
83
BAB IV STRATEGI ADAPTASI DALAM BERTAHAN HIDUP
DI KAMPUNG NELAYAN SEBERANG
Kondisi kemiskinan yang terjadi di Kampung Nelayan Seberang menyebabkan adanya berbagai bentuk pola dan strategi adaptasi yang dilakukan
oleh setiap keluarga nelayan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup keluarga di Kampung Nelayan Seberang. Ada dua jenis
pola dan strategi adaptasi bertahan hidup yang dilakukan oleh keluarga nelayan di Kampung Nelayan Seberang. Pertama, pola dan strategi adaptasi dalam bidang
ekonomi. Kedua pola dan strategi adaptasi dalam bidang sosial budaya.
4.1 Pola dan Strategi Adaptasi dalam Bidang Ekonomi
Pola dan strategi adaptasi dalam bidang ekonomi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas yang menghasilkan nilai ekonomis berupa
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aktifitas ini tentunya berhubungan dengan aktifitas pekerjaan sebagai nelayan dan kegiatan sehari-hari yang
dilakukan untuk menghasilkan pendapatan. Aktifitas-aktifitas tersebut dapat dirangkum ke dalam dua hal yaitu sebagai berikut :
4.1.1 Aktivitas Ekstraksi Mengambil Langsung Dari Alam
Aktifitas ekstraksi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengambil sumberdaya langsung dari alam seperti halnya nelayan. Pada dasarnya, kerja
nelayan merupakan kegiatan ekonomi primitif yaitu kegiatan ekonomi berburu dan meramu Plasson, 1989 dalam Pujo Sumedi, 1998. Menurut Pujo Sumedi,
kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan dengan kegiatan berburu