Organisasi Sosial Kampung Nelayan Seberang: Potret Sebuah Kampung Miskin

68 kondisi kemikiskinan yang ditandai dengan ketikamampuan menguasai aset sosial berupa keuangan terlihat di Kampung Nelayan Seberang. Gambaran ini juga menjadi indikator bahwa secara tidak langsung, kondisi yang ditampilkan oleh masyarakat di Kampung Nelayan Seberang berdasarkan hasil pengumpulan data memang identik dengan kondisi miskin.

3.1.3. Organisasi Sosial

Aset sosial lainnya menurut Friedman, adalah organisasi sosial. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan lainnya, maka kemampuan berkelompok adalah ciri lain yang juga menonjol dari kehidupan manusia. Kemampuan hidup berkelompok ini tentunya didasarkan pada kondisi dimana manusia menyadari bahwa dengan berkelompok hidunya akan lebih terjadi. Jaminan ini muncul sebab dengan berkelompok hal-hal terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak bisa dipenuhi secara sendiri akan bisa dipenuhi oleh orang lain. Kesadaran itu pula yang mendorong manusia untuk membentuk organisai sosial. Guna memahami organisasi sosial ada baiknya kita meminjam pendapat Soekanto 1986 yang menyatakan bahwa organisasi sosial adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk atau dibuatkan struktur, yang mengatur hubungan satu sama lain dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sebuah struktur ini terdiri atas: 1 suatu rangkaian status-status atau kedudukan para anggotanya; 2 peranan-peranan yang berkaitan dengan status- status itu; dan 3 unsur-unsur kebudayaan seperti nilai, norma, dan model yang mempertahankan, membenarkan, dan mengagungkan struktur. Tidak hanya itu, organisasi sosial atau pranata sosial dalam ilmu antropologi dan sosiologi merupakan sistem-sistem yang menjadi wadah yang memungkinkan warga 69 masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi Koentjaraningrat, 2002 :163. Merujuk pada ide ini, maka dapat dilihat bahwa pada dasarnya organisasi sosial di Kampung Nelayan Seberang Sudah ada. Namun demikian, berdasarkan fungsinya, dapat dipahami bahwa kehadiran organisasi sosial sebagai wadah dalam mendukung upaya pemenuhan hidup tidak semuanya bisa berjalan. Pada Kasus di masyarakat Kampung Nelayan Seberang, berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara diketahui bahwa keberadaan pola yang pengaturan hubungan antar individu di sana yang kemudian mengatur antara sekelompok orang dengan orang lainnya memiliki perbedaan. Pada tingkat yang lebih nyata, pola pemukiman yang terbangun berdasarkan suku bangsa penghuninya, adalah wujud yang menjadikan kehadiran organisasi sosial di Kampung Nelayan Seberang menjadi terlihat. Namun demikian, penggunaan organisasi sosial pada konteks kemiskinan sebagaimana dilihat Friedman harus dilihat dalam kerangka kemandirian. Ini artinya kehadiran organisasi sosial harus dilihat sebagai upaya untuk membangun kemandirian hidup anggota organisasi tersebut. Pada sisi inilah dapat dinyatakan bahwa kemandirian ekonomi masyarakat Kampung Nelayan Seberang yang dilihat dengan menggunakan pandangan fungsi organisasi sosial menjadi belum terwujud. Pengamatan yang dilakukan di Kampung Nelayan Seberang terlihat jelas bahwa warga memiliki berbagai organisasi sosial sebagai wadah untuk saling berinteraksi yang dipersatukan karena adanya kesadaran yang sama dalam berkelompok. Organisasi sosial yang dapat dijumpai di Kampung Nelayan Seberang diantaranya adalah organisasi sosial yang berbentuk kelompok seperti Serikat Tolong Menolong STM, Remaja Mesjid, Perwiridan, kelompok belajar, 70 kelompok swadaya masyarakat, kelompok arisan hingga yang berbentuk perkumpulan seperti Organisasi kepemudaan dan serikat nelayan. Dengan melihat fungsi dan kedudukan organisasi sosial tersebut, terungkap bahwa secara langsung setiap organisasi sosial memang dapat dikatakan berfungsi. Hanya saja, fungsi setiap organisasi sosial tersebut tidak secara otomatis mampu mengatasi kesulitan hidup masyarakat terutama yang berkenaan dengan kebutuhan ekonomi. Pada bagian ini, keberadaan aset sosial dasar yang disampaikan oleh Friedman di Kampung Nelayan Seberang memang sudah ada, namun pemaksimalan fungsi dari organisasi sosial tersebut yang belum berjalan dengan baik. Integrasi fungsi dari organisasi sosial yang ada tidak sepenuhnya bisa membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. Indikasi dari belum berjalannya fungsi dari setiap organisasi sosial yang ada jelas terekam dari hasil wawancara seorang informan yang menyatakan, sebagai berikut: “Kita disini ini memang sudah punya banyak organisasi sosial kemasyarakatan. Yang paling terlihat berfungsi ya STM Serikat Tolong Menolong, kalau organisasi sosial lain dibilang ada ya ada, tapi kalau ditanya apa fungsinya yang jelas belum terlihat. Lagipun sering kali organisasi itu hanya aktif kalau ada bantuan saja biasanya. Macam manalah kita mau mengaktifkan organisasi sosial, orang makan saja masih susah masyarakat di sini. Tapi memang pada kondisi tertentu organisasi sosial yang ada juga berfungsi terutama saat hari-hari besar, biasanya kelihatan la itu aktivitas. Tapi kalau mau dibilang, organisasi sosial yang ada tidak bisa membantu kesulitan ekonomi kita di kampung ini” wawancara, 25 Mei 2015 . Merujuk pada hasil wawancara di atas terlihat jelas bahwa secara struktural kehadiran organisasi sosial telah terlihat di Kampung Nelayan Seberang. Namun demikian secara fungsional, keberadaan organisasi sosial terebut belum mampu ikut mengatasi kesulitas dasar masyarakat disana. 71 Berdasarkan hal ini pulalah kemudian dapat disimpulkan bahwa keberadaan organisasi sosial yang belum disertai dengan fungsi optimalnya untuk mengatasi kesulitan hidup menjadikan kondisi masyarakat Kampung Nelayan Seberang adalah masuk dalam kategori miskin

3.1.4. Jaringan Sosial