PelangganKlien Kerjasama dengan Instansi Terkait

commit to user menyesuaikan dengan selera wisatawan. Ada juga homestay di dekat obyek grojogan Parangijo dan Candi Sukuh dapat menjadi alternatif wisatawan untuk tinggal sejenak menikmati keindahan alam di Karanganyar” wawancara 23 Juni 2010 Ketersediaan sarana dan prasarana yang ada harus di imbangi dengan perawatan baik dari pemerintah, masyarakat maupun dari wisatawan yang harus ikut menjaga sarana prasarana yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh Joko Budi Santoso Staff Bidang Obyek dan sarana wisata “Sarana yang tersedia sudah cukup memadai tetapi untuk pemeliharaan sarana wisata yang masih kurang. Ini yang harus menjadi perhatian baik dari pemerintah, masyarakat dan wisatawan yang berkunjung untuk ikut menjaga dan tidak merusak sarana prasarana yang ada”. wawancara 20 April 2010 Secara keseluruhan sarana dan prasarana yang terdapat di Kabupaten Karanganyar dapat dikatakan sudah memadai dalam mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

e. PelangganKlien

Yang dimaksud sebagai pelanggan dalam pariwisata adalah wisatawan sebagai sasaran dalam perencanaan pengembangan pariwisata. Saat ini terjadi pola minat wisatawan yang lebih tertarik pada hal-hal yang masih alamiah, kondisi ini dapat menjadi peluang besar dalam pengembangan pariwisata di Karanganyar mengingat kondisi wilayah Karanganyar yang kaya akan bentang alam yang memukau. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ir.Sukarno,MT : “Pola minat wisatawan sekarang ini cenderung tertarik pada wisatawa yang masih alamiah, nah ini menjadi peluang besar bagi Karanganyar dengan kondisi pegunungan alam yang terdapat commit to user pilihan wisata alam yang beragam yang didukung oleh hawa sejuk cocok untuk berwisata, selain itu juga wisata minat khusus seperti pendakian gunung lawu. Tetapi wisata alam yang ada harus didukung dengan fasilitas yang dapat mempermudah akses wisatawan, misalnya akses transportasi, rumah makan, hotel, pusat-pusat souvenir”. wawancara 23 Juni 2010

f. Kerjasama dengan Instansi Terkait

Dikeluarkannya Undang-Undang No.32 tahun 2004 pasal 195 sebagai payung hukum dalam pelaksanaan kerjasama untuk mengembangkan pariwisata sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bunyi pasal tersebut adalah : “Dalam Rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daaerah dapat mengadakan kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan”. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karanganyar tidak mengenal pesaing tetapi lebih pada mitra kerja untuk menjadi Daerah Tujuan Wisata DTW dengan mengangkat keunggulan dan potensi wisata yang dapat dinikmati wisatawan. Setiap daerah memiliki keunggulan wisata masing- masing seperti di Karanganyar dengan kondisi alam yang mempesona dan banyaknya peninggalan sejarah, makam raja-raja Mangkunegaran menjadi peluang besar untuk dikelola dan terus dikembangkan dengan cara melakukan kerjasama dengan instansi terkait. Kerjasama yang dilakukan dapat berupa kerjasama bidang pengelolaan obyek maupun kerjasama bidang promosi. Dalam melakukan kegiatan promosi Kabupaten Karanganayar melakukan promosi secara bersama dengan daerah sekitar Karanganyar. Diwilayah sekitar barat, Karanganyar mengadakan commit to user kerjasama antar daerah yang tergabung dalam SUBOSUKOWONOSRATEN Solo, Boyolali, Sukohrajo, Wonogiri, Sragen dan Klaten yang terkoordinir dalam PT. Solo Raya. Karanganyar juga melakukan kerjasama dengan daerah di wilayah timur Gunung Lawu yang tergabung dalam KARISMAPAWIROGO Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Magetan, Pacitan, Ngawi, Ponorogo. Selain mengadakan kerjasama antar daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar juga mengadakan kerjasama dalam pengelolaan obyek dengan pihak ke tiga. Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Iskam, MM Kasi Obyek dan Daya Tarik wisata “Dalam pengelolaan industri kepariwisataan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar dibantu oleh beberapa pihak yang berkompeten yaitu: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala SPSP Jawa Tengah dan Pengelola non migas seperti PT Duta Indonesia Djaya, Perhutani, Perusahaan Pariwisata Tawangmangu PPT, PT Camping Lawu Resot, Desa Jumok dan Parangijo. Karanganyar juga melakukan kerjasama antar daerah yang tergabung dalam SUBOSUKOWONOSRATEN dan KARISMAPAWIROGO”. Wawancara 20 April 2010 Kerjasama yang telah dilaksanakan tersebut memberikan peluang besar untuk lebih mengembangkan pariwisata di Karanganyar dengan mengadakan promosi bersama dan mengadakan event-event budaya. Juka dalam pelaksanaan kerjasama mengalami masalah akan dilakukan dilakukan rapat koordinasi antara kedua belah pihak. Seperti yang disampikan oleh Ir.Sukarno,MT Kassubag perencanaa: “Dalam pelaksanaan kerjasama jika sudah ada dokumen kerjasama dan sudah ditandatangani anatara kedua belah pihak atau yang terlibat dalam kerjasama itu ya itu menjadi tanggungjawab yang harus dilaksanakan. Jika terjadi masalah diadakan rapat koordinasi commit to user untuk mencari solusi pemecahan masalah bersama antar pembuat kesepakatan kerjasama tesebut”. wawancara 23 Juni 2010 Jaringan kerjasama yang telah terbentuk yang terkoordinir dalam Solo Raya serta Java Promo memberikan implikasi yang besar terhadap perkembangan pariwisata di Karanganyar. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Suripto, SE Kasi Promosi “Dari jaringan kerjasama yang sudah kita bentuk memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan pariwisata di Karanganyar. Kegiatan kerjasama yang dilakukan seperti pameran- pameran tingkat nasional maupun luar negeri dengan menampilkan UKM unggulan, destinasi pariwisata di Karanganyar, Festival Budaya. Promosi bersama melalui java promo dan Solo Raya, Travel dialog dan kita juga bekerjasama dengan wartawan dari media cetak maupun media elektronik. Implikasinya ya terjadi peningkatan pengunjung baik dari lokal maupun internasional seperti wisatawan Bali, Malaysia, Singapura yang melakukan kunjungan balik ke Karanganyar dan sekitarnya. wawancara 28 Juli 2010

2. Lingkungan Internal