commit to user
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini demikian pesatnya, sejalan dengan laju teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan pendidikan
yang cukup pesat ini juga ditopang oleh usaha pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional yang senantiasa melakukan pembenahan sistem
pendidikan kita. Dengan harapan agar dapat dicapai hasil tamatan yang cukup baik, tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga kualitas, termasuk pembenahan
sistem pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal yang menyiapkan anak didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang profesional sesuai dengan keahliannya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan kejuruan dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional berusaha memperbaiki bidang pendidikan yang meliputi kurikulum, guru dan proses
pengajaran. Ketiga hal tersebut merupakan variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan di sekolah.
Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun
pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup
life skill
dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Mata pelajaran statika salah satu pelajaran yang diberikan pada siswa
teknik bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta. Mata pelajaran statika berisikan konsep-konsep dasar perhitungan untuk konstruksi bangunan yaitu pengetahuan
cara-cara pengidentifikasian suatu konstruksi bangunan sederhana dan cara perhitungan kekuatan konstruksi bangunan.
Mata pelajaran Perhitungan statika berisikan konsep – konsep dasar
perhitungan untuk konstruksi bangunan sederhana. Oleh karena keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran statika lebih menekankan
pada pemahaman dan penguasaan materi.
commit to user Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 2 Surakarta Kelas X Teknik
Konstruksi Kayu mengalami permasalahan hasil belajar mata pelajaran produktif statika. Nilai rata-rata standar tuntas pelajaran produktif di SMK Negeri 2
surakarta adalah 75. Siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu pada semester 1 masih banyak yang mendapatkan nilai kurang dari 75 atau belum tuntas. Dari data
menunjukan bahwa dalam pelajaran statika tersebut hanya 52,17 siswa yang mendapat nilai 75 keatas.
Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan
manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Statika. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar statika siswa rendah yaitu
faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat kemampuan berpikir siswa dan keterampilan pemecahan masalah
sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pengajarn statika
diharapkan siswa benar-benar aktif sehingga akan berdampak pemahaman siswa tentang apa yang dipelajari akan bertahan lama. Dalam hal ini hendaknya seorang
guru dapat membantu siswanya dalam membangun keterkaitan antara pengetahuan dengan pengalaman lain guna memecahkan permasalahan
pembelajaran. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata,
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah
pembelajaran berdasarkan masalah atau
Problem Based Instruction PBI
. Menurut Nurhadi 2004:109,
Problem Based Instruction
merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
commit to user masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata
pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu
menyelidiki masalah autentik dari suatu materi. Mata pelajaran statika merupakan salah satu pelajaran produktif yang
berisikan tentang konsep-konsep dasar perhitumgan untuk konstruksi bangunan yaitu cara-cara untuk mengidentifikasi suatu konsep bangunan sederhana.
Dengan penerapan
Problem Based Instruction
, guru berusaha menunjukkan kepada siswa bahwa materi pelajaran statika konkrit dan berkaitan langsung
dengan pengalaman keseharian siswa. Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka peneliti akan melakukan
penelitian tindakan
kelas dengan
judul: PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED INSTRUCTION
SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA
KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA.
B. Pembatasan Masalah