Analisis Data Pembahasan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA

commit to user mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas X pada saat pembelajaran statika.

G. Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini,analisis data yang dilakukan secara deskriptif kualitatif . Analisis diskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis interaktif. Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif dpengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Pada waktu pengumpulan data peneliti membuat reduksi data dan sajian data yaitu data yang berupa catatan lapangan adalah data yang dicatat dan di gali. Menurut M.B Miles 1992 : 20 proses analisis interaktif dapat digambarkan sebagi berikut : Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan kesimpulan Gambar 3. Proses analisis Interaktif commit to user H. Tolak Ukur Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian ini tercermin dengan adanya efektifitas dari penerapan model pembelajaran PBI dan peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya berupa kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik Indikator keberhasilan meliputi : 1. Aspek kognitif yang meliputi ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 80 dengan nilai minimal 75. 2. Aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang meliputi minat, sikap dan nilai siswa mencapai 80 dengan nilai minimal 75. Aspek afektif juga menjadi indikator keberhasilan dari efektifitas penerapan model PBI. 3. Aspek psikomotorik dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa mencapai 80 dengan nilai minimal 75. Nilai ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh data dari SMK N 2 Surakarta dengan Kriteria Ketuntasan Minimal. commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta

SMK Negeri 2 Surakarta berdiri pada tanggal 1 Juli 1952 yang diberi nama STM Solo yang berlokasi di Gendengan Solo dengan membuka tiga jurusan yaitu mesin,listrik,dan bangunan. Pada tanggal 12 Juli 1952 STM Solo resmi menjadi STM Negeri Solo, pada tahun 1966 dari STM Negeri 1 Surakarta diperbaiki namanya menjadi STM Negeri 1 Surakarta. Pada tahun pelajaran 19992000 STM Negeri 1 Surakarta diganti dengan nama SMK Negeri 2 Surakarta. Kemudian pada tanggal 9 Mei 2006 SMK Negeri 2 Surakarta dinyatakan lulus seleksi Sekolah Nasional Bertaraf Intrenasional ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Nomer : 0004C5.2KepMN2006 tentang Penetapan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional SNBI tahun 2006.

2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.33 Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 2 Surakarta dekat dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. commit to user Gambar 4. Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta

3. Profil Sekolah

Profil Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 2 Surakarta : 1. Lokasi : Jalan LU. Adisucipto No 33 Kelurahan Manahan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Kode Pos 57139 Provinsi Jawa Tengah 2. Alamat Surat : SMK Negeri 2 Surakarta JL.LU. Sdisucipto No 33 commit to user Telp 0271714901 Kode Pos 57139 3. Faximile : 0271727003 4. E-Mail : infosmkn2-solo.net 5. Kepala Sekolah : Drs Susanta, MM 6. Nomor Statistik Sekolah NSS : 32.103.61.05.001 7. Status Sekolah : Negeri Nomor : 3095B Tanggal : 22 Juli 1952 8. Penyelenggara : Pemerintah Kota Surakarta 9. No. SK terakhir status sekolah : No 18802001 tanggal 28 Oktober 2002

4. Bidang Studi Keahlian dan Program Studi Keahlian

Di SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor : 251Ckep2008 tanggal 22 Agustus 2008, maka bidang Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan SMK Negeri 2 Surakarta : Tabel 3. Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta No Bidang Studi Keahlian Program Studi Keahlian Kompetensi Keahlian A Teknologi dan Rekayasa 1.Teknik Bangunan 1.1 Teknik Konstruksi Kayu 1.2 Teknik Konstruksi Batu dan Beton 1.3Teknik Gambar Bangunan 2.Teknik Ketenaga- listrikan Teknik Instalasi Tenaga Listrik commit to user 3.Teknik Mesin Teknik Pemesinan 4.Teknik Otomotif Teknik Kendaraan Ringan 5.Teknik Elektronika Teknik Audio Video B Teknologi Informasi dan Komunikasi 1.Teknik Komputer dan Informatika 1.1 Rekayasa Perangat lunak 1.2 Teknik Komputer dan Jaringan

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus I Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 17 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus I dengan alokasi waktu 6 x 45 menit jam pelajaran, maka untuk siklus I tersedia waktu 6 jam pelajaran 270 menit. 2. Pelaksanaan Siklus I a. Tahap Perencanaan 1. Peneliti mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi jumlas siswa dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunkan metode PBI . 2. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul dalam kelas,pada kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam mengikuti pelajaran ststika ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kurang memperhatikan selama pelajaran statika berlagsung. 3. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model pembelajaran menggunakan model PBI . commit to user 4. Peneliti membuat jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas dengan bantuan guru. 5. Peneliti menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Berkolaborasi dengan guru melaksanakan rencanan pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan bidang datar menggunakan model PBI . 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa kegiatan yang akan dilakukan, serta membagi siswa menjadi 5 kelompok, kemudian membantu mengorientasikan siswa pada suatu masalah dengan cara menyampaikan cerita yang harus dirumuskan sendiri oleh siswa. 3. Guru membimbing siswa mendefinisikan masalah dengan menanyakan pada siswa permasalahan apa yang muncul dan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut dengan jalan mengadakan curah pendapat, guru menampung semua jawaban siswa kemudian mengarahkan pemecahan permasalahan yang ada di soal pada tiap-tiap kelompok, dalam curah pendapat siswa kurang aktif, hanya siswa yang pintar dan berani mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan. 4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan mengemukakan pendapat . 5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan tulis. commit to user 6. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang diharapkan. 7. Pada pertemuan kedua tanggal 17 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua terdapat peningkatan keefektifan siswa dalam bertanya. 8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus 1 selama 45 menit.

c. Tahap Pengamatan

Hasil pengamatan keefektifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai berikut : Tabel 4. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I No Aspek yang diamati Indikator Hasil Pengamatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Minat Kehadiran di kelas B B Perhatian mengikuti pelajaran C B Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran B B Keaktifan mengerjakan tugas C B 2 Sikap Tanggung jawab B B Kejujuran B B Berinteraksi dengan guru B B Teliti dan sistematis B B 3 Menilai menghargai Kerjasama dalam kelompok B B Menghargai pendapat orang lain B B Menghargai waktu C B commit to user Kerapian menggunakan alat tulis B B Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 dan 12 halaman 75 dan 90 Tabel 5. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I No Aspek yang diamati Hasil pengamatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Mempersiapkan alat dan bahan dalam mengikuti pelajaran B B 2 Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan dengan pelajaran statika mengukur,menghitung,menggambar,membaca hasil pengukuran B B 3 Melakukan kerjasama dalam kelompok B B 4 Kemampuan memberikan usulantanggapan saat berdiskusi C B 5 Penyampaian hasil diskusi secara berurutan B B 6 Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi B B Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 13 halaman 78 dan 93

d. Hasil Evaluasi Siklus I

Hasil tes pada siklus I terdapat 23 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data sebagai berikut : 1 Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa atau 73,91 dengan nilai rata-rata 79,5 dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 105 Siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 26,09 2 Aspek Afektif dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 75,18 3 Aspek Psikomotorik dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 77,08 commit to user

e. Refleksi

1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya

baik,meskipun dalam membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi masih cukup baik.

2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes sebanyak 73,91 hal ini belum memenuhi tolok ukur keberhasilan yaitu 80,00. Sedangkan untuk hasil belajar afektif sebanyak 75,18 belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00 karena masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau berbicara sendiri ketika pelajaran berlangsung. Untuk hasil belajar psikomotorik sebanyak 77,08 sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00

3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 1 pada umumnya baik,

meskipun masih ada beberapa hal yang masih cukup sehingga perlu ada peningkatan pada siklus II.

3. Hasil Penelitian Siklus II

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKK SMK Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 31 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus dengan alokasi waktu 6 x 45 menit jam pelajaran, maka untuk siklus II tersedia waktu 6 jam pelajaran 270 menit. Berdasarkan kajian dari siklus I peneliti berusaha mencoba mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. commit to user

4. Pelaksanaan Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1. Peneliti tidak lagi mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi jumlas siswa dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunkan metode PBI karena sudah dilaksanakan pada siklus 1 2. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul pada siklus 1 dalam kelas,pada kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam mengikuti pelajaran statiska ini dapat dilihat dari adanya beberapa siswa siswa yang kurang memperhatikan selama pelajaran statika berlagsung selama siklus 1. 3. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model pembelajaran menggunakan model PBI . 4. Peneliti tidak perlu membagi kelompok lagi karena kelompok pada siklus 1 sudah efektif. 5. Peneliti menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1. b. Tahap Pelaksanan 1. Berkolaborasi dengan guru melaksanakan rencanan pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan bidang datar menggunakan model PBI . 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa kegiatan yang akan dilakukan, serta membagi siswa menjadi 5 kelompok, kemudian membantu mengorientasikan siswa pada suatu masalah dengan cara menyampaikan cerita yang harus dirumuskan sendiri oleh siswa. 3. Guru membimbing siswa mendefinisikan masalah dengan menanyakan pada siswa permasalahan apa yang muncul dan bagaimana cara commit to user memecahkan masalah tersebut dengan jalan mengadakan curah pendapat, guru menampung semua jawaban siswa kemudian mengarahkan pemecahan permasalahan yang ada di soal pada tiap-tiap kelompok, dalam curah pendapat siswa kurang aktif, sudah banyak siswa yang aktif dan berani mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan. 4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan mengemukakan pendapat . 5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan tulis. 6. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang diharapkan. 7. Pada pertemuan kedua tanggal 31 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua terdapat peningkatan keefektifan siswa dalam bertanya. 8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus 1 selama 45 menit.

c. Tahap Pengamatan

Hasil pengamatan keefektifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai berikut : commit to user Tabel 6. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II No Aspek yang diamati Indikator Hasil Pengamatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Minat Kehadiran di kelas B B Perhatian mengikuti pelajaran B B Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran B B Keaktifan mengerjakan tugas B B 2 Sikap Tanggung jawab B B Kejujuran B B Berinteraksi dengan guru B B Teliti dan sistematis B B 3 Menilai menghargai Kerjasama dalam kelompok B B Menghargai pendapat orang lain B B Menghargai waktu C B Kerapian menggunakan alat tulis B B Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 dan 22 halaman 110 dan 118 Tabel 7. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II No Aspek yang diamati Hasil pengamatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Mempersiapkan alat dan bahan dalam mengikuti pelajaran BS BS commit to user 2 Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan dengan pelajaran statika mengukur,menghitung,menggambar,membaca hasil pengukuran BS BS 3 Melakukan kerjasama dalam kelompok B B 4 Kemampuan memberikan usulantanggapan saat berdiskusi B B 5 Penyampaian hasil diskusi secara berurutan C B 6 Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi B BS Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 113 dan 121

d. Hasil Evaluasi Siklus II

Hasil tes pada siklus I terdapat 23 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data sebagai berikut : 1 Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 siswa atau 82,61 dengan nilai rata-rata 80,03dapat dilihat pada lampiran 30 halaman 140 Peningkatan hasil tes kognitif sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini : Tabel 8. Ringkasan Hasil Belajar Kongnitif Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan PBI No Keterangan Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan Siklus I Siklus II 1 2 3 4 Nilai tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Ketuntasan 85 60 78,60 52,17 96,00 52 79,50 73,91 90,00 70 80,03 82,61 commit to user Gambar 5. Grafik hasil belajar kongnitif siswa 2 Aspek Afektif dari siklus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak 80,43 . dapat dilihat pada lampiran 19 dan 22 halaman 110 dan 118 Peningkatan hasil belajar afektif dari sikus I dan siklus II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini : Gambar 6. Grafik hasil belajar afektif siswa 85 60 78.6 52.17 96 52 79.5 73.91 90.6 70 80.03 82.61 20 40 60 80 100 120 N il a i Keterangan sebelum Tindakan Siklus I Siklus II 73.91 80.07 76.49 80.79 70 72 74 76 78 80 82 Siklus I Siklus I N il a i Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 commit to user 3 Aspek Psikomotorik dari silus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak 85,43. dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 113 dan 121 Peningkatan hasil belajar psikomotorik dari sikus I dan siklus II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini : Gambar 7. Grafik hasil belajar psikomotorik siswa

e. Refleksi

1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya

semakin baik dibandingkan dengan siklus I. 2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes sebanyak 82,61 hal ini sudah memenuhi tolok ukur keberhasilan yaitu 80,00 dengan nilai standar kelulusan 75,00. Sedangkan untuk hasil belajar afektif sebanyak 80,43 sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00 . Untuk hasil belajar psikomptorik sebanyak 85,43 sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00. 3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II pada umumnya baik, karena semua aspek hasil belajar telah mencapai tolak ukur keberhasilan. 75 83.33 79.16 87.5 65 70 75 80 85 90 Siklus I Siklus II N il a i Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 commit to user

C. Pembahasan

Pada penelitian tindakan kelas hasil penelitian yang diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan guru kolaborasi. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PBI . Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 149 Proses kegiatan belajar mengajar sebelum menggunakan model PBI pada dasarnya guru telah menggunakan metode dua arah yaitu terdapat interaksi antara guru dan siswa tetapi karena siswa beranggapan bahwa statika itu sulit berdampak kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran statika, selain itu guru juga belum menerapkan diskusi secara aktif,setelah adanya penerapan model pembelajaran PBI dalam kegiatan pembelajaran statika minat siswa terhadap pelajaran statika dapat terlihat,dengan diadakannya diskusi kelompok antar siswa dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap akifitas siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 135. Sebagian dari siswa beranggapan bahwa pelajaran statika memang sulit sehingga memunculkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan model pembelajaran PBI mereka lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dapat terlihat pada selama proses kegiatan belajar mengajar dengan diskusi kelompok tiap-tiap siswa berusaha untuk bertanya pada guru ataupun pada teman-temanya mengenai hal yang belum mereka pahami. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PBI . commit to user Hasil belajar siswa dikatakan tuntas jika mencapai tolak ukur keberhasilan untuk aspek kognitif 80 dengan nilai standar kelulusan 75,00. Berdasarkan tabel 10 dan gambar 5 pada penilaian aspek kognitif diperoleh nilai tes rerata sebelum tindakan adalah 78,60 dengan ketuntasan belajar klasikal 52,17. Pada siklus I, hasil belajar kognitif meningkat menjadi 79,50 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,91. Pada siklus II, hasil belajar kognitif juga mengalami peningkatan rata-rata nilai menjadi 80,03 dengan ketuntasan belajar klasikal 82,61. Ini berarti pada silus II, 82,61 siswa mendapat nilai tes minimal 75,00 sehingga secara klasikal hasil belajar kognitif telah tuntas. Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa penguasaan dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi statika semakin meningkat. Peningkatan nilai tes rerata maupun ketuntasan belajar klasikal pada aspek kognitif, terjadi karena dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain.Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja. Ini sesuai dengan pendapat Ibrahim dkk 2000:7 yang merumuskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah,belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Walaupun pada siklus I terjadi peningkatan nilai tes rerata dan ketuntasan belajar klasikal, hasil belajar kognitif siswa belum tuntas berdasarkan indikator keberhasilan.Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I,dikarenakan beberapa kendala,antara lain siswa kurang membaca dan kurang memahami materi karena jarang belajar,kebanyakan siswa belajar apabila menghadapi ulangan. Sebagian siswa jarang melakukan latihan soal, walaupun banyak soal yang tersedia dapat digunakan untuk latihan memecahkan masalah dan cenderung mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Materi titik commit to user berat memerlukan berpikir analisis yang baik terutama dalam pembacaan ukuran gambar dan penerapan rumus,sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan karena tidak terbiasa dan kurang persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tolak ukur keberhasilan untuk aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa 80 secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas. Berdasarkan pada gambar 6, pada sikuls I penilaian afektif diperoleh ketuntasan belajar klasikal 75,18 . Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 80,43 ,sehingga secara klasikal hasil belajar afektif siklus I belum mencapai tolak ukur keberhasilan yang ditentukan sedangkan untuk siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurang- kurangnya 80 . Meskipun hasil belajar afektif secara klasikal telah tuntas, namun berdasarkan pengamatan selama pembelajaran masih terlihat kekurangan, yaitu keterlibatan dan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi belum optimal,terlihat hanya beberapa anak yang aktif,sebagian ada yang duduk diam atau mondar- mandir melihat pekerjaan kelompok lain. Masih banyak siswa yang malu atau takut untuk bertanya,menjawab dan mengemukakan pendapat. Peningkatan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal aspek afektif terjadi karena dalam pembelajaran masalah yang disajikan atau muncul berasal dari peristiwa kehidupan sehari-hari siswa sehingga memberikan kesempatan kepada siswa terlibat aktif untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dan Vygotsky dalam Ibrahim dkk 2000:14 yang menegaskan bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa berusaha menyelesaikan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman baru yang ditemuinya.Siswa mempunyai rasa ingin tahu dan secara terus menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Tolak ukur keberhasilan untuk aspek psikomotorik dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa 80 secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas. Berdasarkan pada gambar 7, pada siklus I penilaian psikomotorik diperoleh ketuntasan belajar klasikal 77,08. Pada siklus II, hasil belajar psikomotorik commit to user mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 85,43,sehingga secara klasikal hasil belajar afektif siklus I dan siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurang-kurangnya 80 . Pada siklus I dan II, hasil belajar pasikomotorik mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikalnya. Peningkatan hasil belajar psikomotorik dikarenakan beberapa hal yaitu selama pembelajaran berlangsung siswa lebih serius dan aktif, misalnya siswa telah mempersiapkan alat-alat yang digunkan untuk mengikuti pelajaran statika,melakukan perhitungan dengan teliti dan membandingkan hasil perhitungan dengan perhitungan teman. Melalui pengalaman tersebut siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selama pembelajaran berlangsung,penyelidikan autentik sebagai usaha memecahkan suatu masalah merupakan sarana melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif untuk meningkatkan hasil belajar. Guru membimbing siswa dalam proses penyelidikan untuk menemukan solusi atau jawaban dari permasalahan yang dirumuskan. Solusi dari masalah tersebut dikemukakan dan didiskusikan yang pada akhirnya diperoleh pengalaman. Pengetahuan baru yang diperoleh berupa konsep yang jelas dan benar tentang suatu materi. Pengalaman, pengetahuan dan konseptualisasi yang terjadi pada siswa merupakan hasil pemecahan masalah yang ditemukan siswa yang tentunya dengan bimbingan guru. commit to user BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG

3 22 163

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA

0 5 73

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG (SUB MATERI PONDASI) PADA SISWA KELAS X TKB SMK NEGERI 2 SURAKARTA

0 10 113

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 KISARAN T.A 2015/2016.

0 3 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA SISWA KELAS X TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK NEGERI 1 AIR JOMAN.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X TGB SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 31

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 BINJAI TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA PADA SISWA KELAS X TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA

0 26 208

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Biologi Materi Ekosistem Siswa Kelas VIIG MTs N Surakarta

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK SIPIL SMK NEGERI 5 SURAKARTA.

0 1 5