Bentuk-bentuk Kewenangan Debitur Pailit dalam Melakukan Perbuatan

B. Bentuk-bentuk Kewenangan Debitur Pailit dalam Melakukan Perbuatan

Hukum atas Hartanya Putusan pernyataan pailit mengakibatkan harta kekayaan debitor sejak putusan itu dikeluarkan dimasukkan ke dalam harta pailit. Dengan kata lain, akibat putusan pailit dan sejak putusan itu, harta kekayaan debitor berubah statusnya menjadi harta pailit. Terhadap harta pailit itu berlaku sita umum dan debitor tidak lagi berwenang untuk mengurus dan melakukan perbuatan hukum apa pun yang menyangkut hartanya itu. Debitor telah dinyatakan berada di dalam pengampuan sepanjang yang menyangkut harta kekayaannya. UUK-PKPU memang tidak memberikan ketentuan yang eksplisit mengenai dimasukkannya harta debitor ke dalam, atau berubahnya status harta debitor menjadi harta pailit setelah putusan pernyataan pailit oleh pengadilan. Hal itu hanya dapat disiratkan dari ketentuan-ketentuan dalam UUK-PKPU. Istilah “harta pailit”, atau yang di dalam Fv yang berbahasa Belanda disebut “failliten boedel”, dipakai di dalam berbagai pasal UUK- PKPU. 79 Actio pauliana yang berasal dari nama seorang ahli hukum Romawi, “Paulus”, penciptanya, actio pauliana adalah hak yang dimiliki oleh para kreditor, bahwa para kreditor dalam keadaan-keadaan tertentu dapat memandang batal perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan oleh debitor yang merugikan mereka. 80 79 Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit.,hlm. 179. 80 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Perutangan, Jogjakarta, hlm. 39. Azas ini memberikan jaminan bagi kreditur terhadap debitur yang mengalihkan harta kekayaannya yang mengakibatkan kerugian bagi kreditur. Actio pauliana hanya dapat dilakukan dan dilaksanakan berdasarkan putusan hakim pengadilan. Dengan demikian berarti setiap pembatalan perjanjian, apapun juga alasannya, pihak maupun juga yang mengajukannya tetap menjadi wewenang pengadilan. Dengan dijatuhkannya putusan yang membatalkan perjanjian atau tindakan yang merugikan kepentingan kreditur khususnya harta kekayaan debitur, maka seluruh orang dan kebendaannya dikembalikan seperti semula. Dalam perihal kepailitan, actio pauliana penting sebagai salah satu alasan yang dapat diajukan oleh kreditur untuk membatalkan perbuatan hukum debitur pailit yang dilakukan sebelum pernyataan pailit diumumkan. Pengaturan tentang actio pauliana di dalam UUK dan PKPU diatur dalam Pasal 41 sampai Pasal 50. Actio pauliana merupakan bentuk perlindungan hukum kepada kreditor terhadap debitor yang tidak beritikad baik yang mengalihkan terlebih dahulu hak kebendaannya kepada pihak lain, sebelum utang-utangnya mulai jatuh tempo sehingga pada saatnya si kreditor kesulitan untuk mengambil pelunasan dari harta benda milik si debitor karena terlebih dahulu dialihkan kepada pihak ketiga. Kreditor mempunyai hak untuk mengajukan pembatalan kepada pengadilan terhadap segala perbuatan yang dilakukan oleh debitor sebelum dinyatakan pailit, karena perbuatan tersebut tidak diwajibkan dan debitor mengetahui bahwa perbuatan tersebut akan merugikan kreditor. 81 Kata-kata Actio Pauliana berasal dari orang Romawi, yang maksudnya untuk menunjukkan kepada semua upaya hukum yang digunakan untuk menyatakan batal tindakan debitor yang meniadakan arti Pasal 1131 KUHPerdata, yaitu debitor yang merasa bahwa ia akan dinyatakan pailit melakukan tindakan hukum untuk memindahkan hak atas sebagian kekayaannya atau secara lain merugikan para kreditornya. Pada dasarnya Actio Pauliana adalah suatu legal recourse yang diberikan kepada kurator untuk membatalkan tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh debitor pailit sebelum penetapan pernyataan pailit yang merugikan kepentingan- kepentingan kreditornya.

C. Pengaturan Actio Pauliana