Sembiring, Sentosa. Hukum Kepailitan dan Peraturan Perundang- Undangan yang Terkait Dengan Kepailitan. Bandung: CV. NUANSA
MULIA, 2006. Sutedi, Adrian.Hukum Kepailitan Ghalia Indonesia, 2009.
S. Sastrawidjaja, H. Man. Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Bandung: Penerbit P.T. ALUMNI, 2006.
Sulaiman, Robintan. Lebih Jauh Tentang Kepailitan. Jakarta : Pusat Studi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, 2000.
Sari Kartika Elsi dan Advendi Simangunsong. Hukum dalam Ekonomi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.
Sofwan Masjchoen Soedewi Sri. Hukum Perdata: Hukum Perutangan. Jogjakarta.
Widjaja, Gunawan. Risiko Hukum Bisnis Perusahaan Pailit. Jakarta : Swadaya, 2009.
Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika, 1996
B. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Putusan Pengadilan Niaga Medan No. Reg : 07PDT. SUS–ACTIO
PAULIANA2015PENGADILAN NIAGA. MDN
D. Jurnal
Simanjuntak, Ricardo. “Rancangan Perubahan Undang-Undang Kepailitan dalam Perspektif Pengacara Komentar Terhadap Perubahan
Undang-Undang Kepailitan”,Jurnal Hukum Bisnis,Vol 17, Januari 2002. M. Abdi Koro, “Lembaga Kepailitan dan Penerapannya pada
Pengadilan Niaga”, Varia Peradilan, Majalah Hukum Tahun XXVII No. 316 , Maret 2012.
Fred B.G. Tumbuan, “Mencermati Pokok-pokok Undang-Undang Kepailitan yang diubah Perpu No. 11998”, Newsletter No. 33IXJuni1998
E. Website
http:id.shvoong.comlaw-and-politicslawpengertian-dan-defenisi- perbuatan-hukum.
http:www.hukumonline.comberitabacaupah-buruh-harus- didahulukan-dalam-kepailitan.
http:makkula.blogspot.com http:ahmad-rifai-uin.blogspot.co.id
BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP SELURUH PERBUATAN
HUKUM DEBITUR YANG DILAKUKAN SEBELUM PUTUSAN PERNYATAAN PAILIT DIUCAPKAN
A. Pengertian Perbuatan Hukum dan Akibat Hukum
Perbuatan hukum adalah segala perbuatan manusia yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menimbulkan hak-hak dan
kewajiban. Terdiri dari: a. Perbuatan hukum sepihak. Ialah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
satu pihak saja tetapi memunculkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula. Misalnya: pembuatan surat wasiat pasal 875 KUH Perdata,
pemberian hibah suatu benda pasal 1666 KUH Perdata. b. Perbuatan hukum dua pihak. Ialah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
dua pihak yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua pihak tersebut. Misalnya: persetujuan jual beli pasal 1457 KUH Perdata,
perjanjian sewa-menyewa pasal 1548 KUH Perdata, dll.
Menurut pendapat lain yaitu pendapat hukum perbuatan hukum dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum. a.Perbuatan menurut hukum. Contoh : zaakwarneming
1354. Zaakwarneming ialah perbuatan yang akibatnya diatur oleh hukum
meskipun tidak dikehendaki oleh orang tersebut. Contoh : mengurusi kepentingan orang lain tanpa diminta oleh orang tersebut yakni bila
terdapat kasus kecelakaan yang mengakibatkan seseorang luka parah dan harus dioperasi secepatnya maka dokter harus mengoperasinya tanpa
meminta ijin kepada orang tersebut atau keluarganya.
76
4 Antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan kausal.
b. Perbuatan melawan hukum. Contoh Onrechtmatigdaad 1365. Perbuatan Melawan Hukum onrechtmatigedaad dalam konteks perdata diatur
dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek “BW”, dalam Buku III BW, pada bagian “Tentang perikatan-
perikatan yang dilahirkan demi Undang-Undang”, yang berbunyi: “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
Unsur-unsur yang harus dipenuhi agar seseorang dapat dikatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum ialah :
1 Perbuatan itu harus melawan hukum onrechtmatig. 2 Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian.
3 Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesalahan kelalaian.
77
2. Perbuatan hukum yang tidak dilakukan oleh subyek hukum. Contoh :
jatuh tempo atau kadaluarsa, kelahiran, kematian.
76
http:id.shvoong.comlaw-and-politicslaw2289691-pengertian-dan-definisi-perbuatan hukum diakses 16 Februari 2017.
77
Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia Sinar Grafika Jakarta, 2006 hal. 24.
Akibat hukum adalah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh
hukum. Tindakan yang dilakukannya merupakan tindakan hukum yakni tindakan yang dilakukan guna memperoleh sesuatu akibat yang dikehendaki
hukum. Lebih jelas lagi bahwa akibat hukum adalah segala akibat yang terjadi dari segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum
terhadap obyek hukum atau akibat-akibat lain yang disebabkan karena kejadian-kejadian tertentu oleh hukum yang bersangkutan telah ditentukan
atau dianggap sebagai akibat hukum. Akibat hukum merupakan sumber lahirnya hak dan kewajiban bagi
subyek-subyek hukum yang bersangkutan. Misalnya, mengadakan perjanjian jual-beli maka telah lahir suatu akibat hukum dari perjanjian jual beli tersebut
yakni ada subyek hukum yang mempunyai hak untuk mendapatkan barang dan mempunyai kewajiban untuk membayar barang tersebut. Dan begitu
sebaliknya subyek hukum yang lain mempunyai hak untuk mendapatkan uang tetapi di samping itu dia mempunyai kewajiban untuk menyerahkan
barang. Jelaslah bahwa perbuatan yang dilakukan subyek hukum terhadap obyek hukum menimbulkan akibat hukum.
78
78
Ahmad Rifa’i, Akibat Hukum, http:ahmad-rifai-uin.blogspot.co.id diakses 17 April2017.
B. Bentuk-bentuk Kewenangan Debitur Pailit dalam Melakukan Perbuatan