BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang dirumuskan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut : 1.
Pengaturan kepailitan dalam sistem hukum di Indonesia mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu melalui Hukum Kepailitan akan
diadakan suatu penyitaan umum eksekusi massal terhadap seluruh harta kekayaan debitor, yang selanjutnya akan dibagikan kepada
kreditor secara seimbang dan adil di bawah pengawasan petugas yang berwenang. Instrumen Hukum Kepailitan sangatpenting di dalam
hukum kita, karena jika instrumen ini tidak ada, kesemrawutan setidak-tidaknya yang menyangkaut pelaksanaan hak-hak ganti
kerugian akan timbul. Putusan pernyataan pailit membawa akibat hukum terhadap seluruh kekayaan debitor pada saat putusan
pernyataan pailit serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan. Dan pengurusan pemberesan harta pailit dilakukan oleh kurator
dibawah pengawasan hakim pengawas. 2.
Akibat hukum terhadap seluruh perbuatan hukum debitor yang dilakukan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan adanya
pembatalan perbuatan hukum yang dilakukan oleh debitor dan pihak dengan siapa perbuatan hukum tersebut dilakukan mengetahui atau
sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditor.
3. Kewenangan kurator terkait mengeksekusi harta pailit ketika debitor
mengalihkan asetnya pada pihak lain adalah melakukan meminta pembatalan perbuatan hukum debitor yang telah dinyatakan pailit oleh
Pengadilan Niaga berdasarkan Pasal 41 1Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang selanjutnya disebut Undang-Undang Kepailitan dan PKPU. Tuntutan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat 1 Undang-
Undang Kepailitan tersebut diajukan oleh kurator ke Pengadilan Niaga dalam lingkungan Peradilan Umum didaerah tempat kedudukan
hukum Debitor. Dan sebelum mengajukan tuntutan hak atau gugatan actio pauliana tersebut, penggugat terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan dari hakim pengawas supaya memiliki alasan hukum yang kuat untuk mengajukan gugatan actio pauliana.
B. Saran