Pengujian Data Distribusi Weibull Penentuan Parameter Distribusi Weibull

3 Tabel 4.7 Persentase Kumulatif Mesin Ketel Uap pada Periode 2015 Mesin Ketel Uap Frekuensi Kerusakan Kali Persentase Frek. Kerusakan Persentase Kumulatif Frek.Kerusakan Bearing IDF 29 49,15 49,15 Seal Feed Water Pump 23 38,98 88,14 Pipa Generating 7 11,86 100,00 Total 59 100 100,00 Gambar 4.2 Diagram Pareto Breakdown Ketel Uap Diagram pareto yang digunakan adalah aturan diagram pareto 80:20. Prinsip dari diagram pareto 80:20 ditujukan untuk menganalisis 20 komponen mesin yang menyebabkan kegagalan sistem hingga 80, yang artinya artinya dengan memperbaiki 20 dari masalah berarti telah memperbaiki 80 dari permasalahan. Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa komponen yang paling tinggi frekuensi kerusakannya adalah komponen bearing. Sehingga pilihan sistem dijatuhkan kepada mesin ketel uap di bagian bearing pada induced draft fan.

4.3.6. Pengujian Data Distribusi Weibull

Universitas Sumatera Utara 4 Pendekatan distribusi yang digunakan adalah distribusi weibull. Uji kecocokan distribusi dilakukan untuk menentukan apakah sebaran data yang diamati telah sesuai dengan distribusi yang diharapkan. Pada penelitian ini uji distribusi yang digunakan adalah uji Mann. Uji Mann berfungsi untuk menguji distribusi weibull. Dasar dari test adalah distribusi kumulatif dari contoh hasil pengamatan, diharapkan dapat mendekati distribusi yang sebenarnya. Pada penelitian ini dilakukan pengujian distribusi weibull dua parameter. b. Pengujian Distribusi Weibull Komponen Bearing pada Induced Draft Fan. Pengujian kecocokan distribusi data pada tabel 4.5 untuk bearing pada induced draft fan dapat dilakukan dengan cara: 3. Tentukan hipotesis awal dan alternatif Ho: Data berdistribusi weibull dua parameter Hi: Data tidak berdistribusi weibull dua parameter 4. Melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai S tes Palit, 2012. Tabel 4.8 Uji Distribusi Weibull Dua Parameter Bearing IDF Mesin Ketel Uap No. N TTF Xi Xi+1-Xi Mi tabel Xi+1-XiMi Observasi Hari ti 1 5 0,53 -0,6349 0,2344 1,0441 0,2245 2 2 0,67 -0,4005 0,2141 0,5477 0,3910 3 4 0,83 -0,1863 0,1138 0,3853 0,2952 4 7 0,93 -0,0726 0,0726 0,3072 0,2362 5 9 1,00 0,0000 0,0677 0,2637 0,2566 6 6 1,07 0,0677 0,3378 0,2387 1,4152 7 5 1,50 0,4055 0,1427 0,2262 0,6307 8 3 1,73 0,5481 0,4451 9 2 2,70 0,9933 0,2393 10 1 3,43 1,2326 0,0676 11 3 3,67 1,3002 0,0162 12 2 3,73 1,3164 Total 4,5694 1,9513 3,0129 3,4494 Dari tabel 4.6 diperoleh sebagai berikut : Palit, 2012 Universitas Sumatera Utara 5 dimana ; i = = = 7 Xi = ln ti Xi = ln 0,53 = -0,6349 S tes = = 0,1828 5. Menentukan Nilai S tabel Jumlah data n = 12 i = = = 7 Maka S tabel = 0,81 6. Penarikan kesimpulan : Jika S tes S tabel maka H diterima, yaitu data adalah distribusi weibull dua parameter

4.3.7. Penentuan Parameter Distribusi Weibull

Dalam distribusi weibull dua parameter terdapat parameter skala α dan β, untuk menaksir nilai parameter α dan β dilakukan perhitungan dengan cara regresi linier Y = a + bt. Fungsi ini diperoleh dari pendekatan dengan menggunakan metode harga tengah atau median 50 Palit, 2012. Ft = Rt = 1 – Ft Palit, 2012 Dimana: Rt = nilai keandalan pada waktu t, Ft = fungsi ketidakandalan pada waktu ke t, n = banyaknya terjadinya kerusakan i = nomor event ke i, i = 1,2,3... t = waktu mulai dari awal sampai terjadinya kerusakan pertama kali TTF. Metode ini digunakan untuk menaksir keandalan yang berdistribusi weibull. Selain itu metode ini dapat digunakan untuk penelitian yang memiliki salah satu karakteristik sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 6 d. Ukuran sampel penelitian yang kecil e. Data mengenai populasi penelitian yang kurang lengkap f. Distribusi waktu antar kerusakan sampel penelitian tidak simetris 1. Perhitungan Parameter Komponen Bearing pada Induced Draft Fan Perhitungan untuk menentukan parameter-parameter untuk distribusi weibull komponen bearing pada Induced Draft Fan. Untuk i = 1 dengan ti = 0,53 maka dapat dihitung sebagai berikut : Ft = F0,53 = = 0,0565 Rt = 1 – Ft R0,53 = 1 – 0,0565 R0,53 = 0,9435 X = ln ln = ln ln = -2,8455 Y = ln t = ln 0,53 = -0,6349 Hasil dari perhitungan parameter weibull komponen bearing pada induced draft fan dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Parameter Weibull Komponen Bearing pada Induced Draft Fan No. TTF Rank Ft Rt Xi Xi2 Yi XiYi 1 3,67 0,5 3 0,0565 0,9435 -2,8455 8,0966 -0,6349 1,8065 2 3,73 0,6 7 0,1371 0,8629 -1,9142 3,6643 -0,4005 0,7666 3 1,50 0,8 3 0,2177 0,7823 -1,4042 1,9717 -0,1863 0,2616 4 0,83 0,9 3 0,2984 0,7016 -1,0374 1,0762 -0,0726 0,0753 5 1,00 1,0 0,3790 0,6210 -0,7413 0,5496 0,0000 0,0000 Universitas Sumatera Utara 7 6 0,53 1,0 7 0,4597 0,5403 -0,4852 0,2354 0,0677 -0,0328 7 0,67 1,5 0,5403 0,4597 -0,2520 0,0635 0,4055 -0,1022 8 1,07 1,7 3 0,6210 0,3790 -0,0303 0,0009 0,5481 -0,0166 9 0,93 2,7 0,7016 0,2984 0,1901 0,0361 0,9933 0,1888 10 1,73 3,4 3 0,7823 0,2177 0,4216 0,1778 1,2326 0,5197 11 2,70 3,6 7 0,8629 0,1371 0,6867 0,4715 1,3002 0,8928 12 3,43 3,7 3 0,9435 0,0565 1,0558 1,1148 1,3164 1,3899 Total 6,0000 6,0000 -6,3559 17,4585 4,5694 5,7496 Nilai konstanta Ƚ dan Ⱦ dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Palit, 2012 b = = 0,5797 a = = 0,6878 α = exp a = exp 0,6878 = 1,9893 Ⱦ = = 1,7250 Berdasarkan hasil uji distribusi pola data waktu antar kerusakan setiap komponen distribusi weibull dua parameter, maka dapat dihitung nilai total minimum downtime Dtp sebagai berikut : Dtp = Palit, 2012 Sehingga : Dtp = Palit, 2012 Universitas Sumatera Utara 8 Waktu yang diperlukan untuk melakukan perawatan pada bearing IDF adalah 0,08 hari, sedangkan waktu yang diperlukan untuk perawatan karena terjadi kerusakan adalah 0,145 hari. Maka nilai Htp yang terjadi pada panjang siklus tertentu sebagai berikut : Htp pada tp = 1 Htp = 1+H0 = 0,15815 Perhitungan dilakukan Htp dari tp = 2 bulan sampai tp = 5 bulan sebagai berikut, Tabel 4.10 Nilai Htp pada Masing-masing Interval Waktu Kerusakan untuk Komponen Bearing pada Induced Draft Fan pada Mesin Ketel Uap No. tp bulan Htp 1 1 0,158 2 2 0,581 3 3 0,894 4 4 0,988 5 5 0,999 Interval waktu perawatan yang optimal untuk meminimumkan downtime dapat ditentukan dengan menghitung Dtp yang minimum sebagai berikut, Dtp = Total downtime dari interval waktu tp untuk komponen bearing pada IDF mesin ketel uap dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11 Total Downtime dari Interval Waktu tp untuk Komponen Bearing pada IDF Mesin Ketel Uap No. tp bulan Dtp 1 1 0,0031 2 2 0,0024 3 3 0,0019 4 4 0,0015 5 5 0,0013 Universitas Sumatera Utara 9 Berdasarkan hasil perhitungan nilai downtime dari beberapa interval waktu pada tabel di atas maka dapat ditentukan interval waktu yang optimal yaitu pada tp= 5 bulan dengan total downtime sebesar 0,0013 jam.

4.4 ANALISIS FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS FMEA

Dokumen yang terkait

Pengembangan Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Failure And Mode Effect Analysis (FMEA) Pada Pabrik Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri

11 150 124

Perancangan Preventive Maintenance dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan Mengaplikasikan Grey FMEA pada PT. Kharisma Abadi Sejati

26 189 143

Perencanaan Perawatan Mesin-Mesin Produksi Menggunakan Metode RCM (Reliability Centered Maintenance) DI PT Tjita Rimba Djaja

55 194 281

Perancangan Preventive Maintenance Berdasarkan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sinar Sosro

47 151 150

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 20

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 2

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 4

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 1 27

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 3

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 4